NovelToon NovelToon
Ayudia Putri Dari Istriku

Ayudia Putri Dari Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Anak Haram Sang Istri / Romansa
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Hania

Karena cinta kah seseorang akan memasuki gerbang pernikahan? Ah, itu hanya sebuah dongeng yang indah untuk diriku yang telah memendam rasa cinta padamu. Ketulusan ku untuk menikahi mu telah engkau balas dengan sebuah pengkhianatan.

Aku yang telah lama mengenalmu, melindungi mu, menjagamu dengan ketulusanku harus menerima kenyataan pahit ini.

Kamu yang lama aku sayangi telah menjadikan ketulusanku untuk menutupi sebuah aib yang tak mampu aku terima. Dan mengapa aku baru tahu setelah kata SAH di hadapan penghulu.

"Sudah berapa bulan?"

"Tiga bulan."

Dada ini terasa dihantam beban yang sangat berat. Mengapa engkau begitu tega.

"Kakak, Kalau engkau berat menerimaku, baiklah aku akan pulang."

"Tunggulah sampai anak itu lahir."

"Terima kasih, Kak."

Namun mengapa dirimu harus pergi di saat aku telah memaafkan mu. Dan engkau meninggalkanku dengan seorang bayi mungil nan cantik, Ayudia Wardhana.

Apa yang mesti ku perbuat, aku bukan manusia sempurna....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7: Kata Pertama

Memang tak mudah untuk menghapus kenangan bersama Lea. Kemanjaannya, keceriaannya bahkan pengkhianatan nya semua masih menari-nari dalam ingatan.

Namun semua itu, tak mengurangi rasa sayang yang mulai tumbuh dalam diri ini. Bahkan semakin berat manakala melihat geliat Baby Ayu yang kini mulai bisa bicara, meski belum beraturan.

AA... baaaa… daaa ….

“Papa,” ucap Dika berulang-ulang.

“Pa… pa,” ucap baby Ayundia dengan mata berbinar, seketika membuat Dika melonjak gembira.

“Mbok … Mbok. Lihat putri ku sudah bisa bicara,” kata Dika sambil tersenyum lebar dan bangga.

Ia sangat bangga dan bahagia. Putri yang selama ini diasuhnya sudah penunjukan perkembangan yang signifikan.

Dia tak berhenti tersenyum, menggoda baby Ayundia yang terus mengulangi kata-kata yang sama.

“Pa… pa…,” ucap baby Ayundia dengan mata berbinar.

“Masyaallah… luar biasa,” ucap Mbok Sari. Ia pun ikut bahagia.

“Mbok... Mbok…,” kata Mbok Sari.

Terlihat baby Ayundia berusaha mengikutinya. Namun sayang, kata-kata itu terlalu sulit untuk diucapkan. Dari bibir Ayundia hanya keluar suara, “Mba… mba…”

Dika tertawa terpingkal-pingkal. Bagaimana Ayundia akan mengikuti jika kata-katanya sulit.

“Eeemmmbok,” ucap Mbok Sari sekali tanpa putus asa.

“Mba…,” ucap baby Ayundia.

“Pinter. Mbah Sari ya …,” kata Dika sambil tertawa lebar.

Mbok Sari pun ikut tertawa lebar.

“Baiklah, cucu mbok yang cantik. Kamu boleh panggil mbok dengan sebutan Mbah,” kata Mbok Sari kemudian.

Memang dirinya sudah pantas dipanggil mbah, rambut sudah mulai beruban dan umurnya juga sudah 60 lebih. Lagi pula dia lebih suka dipanggil Mbah daripada Mbok. Mbok untuk Lea, Mbah untuk Ayundia. Cocok lah….

Dika pun mengembalikan Ayundia di boxnya kembali. Ia ingin membersihkan diri dulu, sebelum bermain-main lagi dengan Ayundia. Kegiatan yang sudah menjadi rutinitas harian setelah pulang kantor.

Dengan melihat tawanya dan wajahnya yang selalu berbinar, membuat penat di tubuh seketika menghilang. Hanya ini yang bisa membuat kegundahan akan kenangan bersama Lea bisa sedikit berkurang.

Sambil membawa baby Ayundia, Mbok Sari mencari Intan, baby sister Ayundia. Agar segera menyiapkan bubur, makanan pendamping untuk Ayundia. Sudah waktunya Ayundia mendapatnya, waktunya sudah sore, sebelum Dika memintanya kembali untuk bermain-main lagi.

Namun ia harus menghembuskan nafas panjang dan mengusap dadanya pelan, manakala ia melihatnya tengah asyik bersolek.

Padahal, ia sudah sering menegurnya, agar focus saja untuk merawat baby Ayundia. Jangan sesekali punya keinginan untuk menarik perhatian Dika. Agar tak berakhir seperti dengan 4 baby sister sebelumnya.

Mbok Sari menyadari bahwa beban kenangan akan penghianatan Lea begitu berat sehingga mustahil bagi Dika untuk segera bangkit. Inilah alasan mendasar mengapa pintu hati Dika tetap tertutup rapat, menolak untuk menerima hati yang ingin bertamu di hatinya.

“Intan, mana bubur untuk Ayundia?”

“Sebentar Mbok. Sebentar lagi selesai,” kata Intan sambil memoles bibirnya dengan lipstik.

Dia memang gadis yang cantik dan juga terampil mengurus Ayu. Tapi entah mengapa Mbok Sari tak menyukainya. Ia seolah mencium gelagat yang nggak biasa dari Intan. Jangan-jangan kebaikannya selama ini, hanya kedok untuk mendekati Dika. Kalau itu yang dinginkan Intan, ia angkat tangan.

“Pakai baju dinasmu!” kata Mbok Sari mengingatkan.

“Ah, Mbok. Sesekali bolehlah,” kata Intan.

Intan memang sudah lama menyimpan rasa pada Dika. Bahkan semenjak mereka duduk di bangku sekolah Menengah. Namun sayang perhatian Dika hanya pada Lea seorang. Sekarang Lea sudah tiada, dia punya kesempatan untuk mendekatinya lagi. Tak apa-apa, meski Dika kini sudah duda beranak satu.

Kebetulan Dika membutuhkan baby Sister. Ini kesempatan emas yang dapat ia pergunakan untuk mendekati Dika kembali.

“Nekat,” bisik Mbok Sari dalam hati sambil berkali-kali menggelengkan kepalanya. Melihat dadanya yang sedikit terbuka dan bahu tanpa lengan, alamat membuat Dika berang. Beruntung kalau dia tidak dipecat.

Tapi sudahlah, itu bukan urursannya. Bukankah dia sudah memperingatkannya. Biar nanti Ali yang akan menegurnya, sebagai kepala pelayan di rumah ini. Meski dirinya orang yang dituakan, baik oleh Dika maupun seluruh staf dan pelayan di rumah ini, ia tidak berhak ikut campur yang bukan wewenangnya.

Tak lama kemudian Intan telah kembali dengan membawa semangkuk kecil bubur bayi di tangannya.

Dia segera mengambil baby Ayundia dari tangan mbok Sari, lalu ia letakkan ke dalam stroller. Dan ia membawanya ke taman.

“Mana Ayu, Mbok?” Suara Dika yang tiba-tiba, cukup mengagetkannya.

“Bersama Intan di taman,” jawab mbok Sari.

Dika pun segera menyusul meninggalkan Mbok Sari. Ia tersenyum bahagia, melihat tuannya yang tampak selalu ceria jika berbicara tentang Ayundia. Dia pun kembali melanjutkan pekerjaannya, menyiapkan makan malam.

Tiba di taman, Dika segera merebut mangkuk dari tangan Intan.

“Mana seragam mu?” ucapnya dengan nada cukup tinggi. 

“Sedang dicuci, Tuan,”” jawab Intan beralasan, membuat Dika makin jengah.

“Tunggulah sampai bajumu kering. Baru ke sini lagi,” ucap Dika dingin.

Intan termangu, tak sangka kalau usaha untuk menarik perhatian Dika hanya berakhir sia-sia. Ia hanya mendapatkan sambutan dingin, sebuah pengabaian yang menyakitkan.

“Mengapa masih di sini. Pergilah!” kata Dika yang membuat Intan merasa semakin tak berarti.

Intan segera berlari pergi meninggalkan Dika dengan membawa perasaan marah. Bukannya sadar bahkan makin menjadi. Dia tidak berganti dengan baju yang lebih pantas, justru memakai baju yang lebih seksi.

“Bagaimana dengan baju ini, Mbok?” kata Intan sambil berlenggak-lenggok di depan mbok Sari.

“Intan. Kamu itu nggak ada kapok-kapoknya ya….” kata Mbok Sari

“Mbok ini cerewet banget. Nanti kalau aku sudah menjadi istrinya tuan Dika, mbok akan ku pecat,” kata Intan dengan percaya diri.

Mbok Sari tertawa kecil dan melanjutkan pekerjaannya, menata hidangan yang dimasaknya di atas meja. Selama dia tak mengganggu Ayundia, ia tak akan peduli. Kalau mengganggu Dika, itu bukan urusannya. Dika sudah cukup tahu dengan apa yang diinginkannya.

Justru ia merasa kasihan pada wanita-wanita yang coba-coba mengganggu Dika. Pasti akan berakhir dipecat. Semoga saja Intan selamat.

Meskipun dia tak terlalu suka dengan Intan, tapi ia selalu mendokan yang terbaik untuk orang-orang di sekitarnya. Termasuk Intan.

“Intan, kamu mau kemana pakaian seperti itu? Mau ke karaoke?” tanya Ali.

Entah dari mana datangnya, ia tiba-tiba sudah nongol di depan pintu. Membuat Intan menghentikan langkahnya seketika.

Tapi Intan terus melangkah, meninggalkan Ali yag garuk-garuk kepala sambil berkata, “Astaghfirullah al adzim. Alamat-alamat.”

Mbok Sari hanya tertawa kecil melihat kegalauan hati Ali. Menghadapi baby sister yang selalu ingin menggoda majikannya. Kalau majikannya mau tak apa-apa, tapi kalau tak mau dan merasa terganggu, ia yang repot. Ia harus cari pengganti baby sister lagi.

“Besok aku mau cari baby sister yang sudah bersuami saja deh… Yang sopan dan setia pada suaminya... agar tak menggoda tuan Dika. Pusing Aku kalau gini…,” ungkapnya dengan nada penuh haru.

1
Mike Shrye❀∂я
mampir akak.
mampir juga di karya aku ya🤭
partini
lanjut Thor,aku berharap perjodohan ayu ga ada Thor di ganti yg lain
partini
good story 👍👍👍👍
Hania
iya kakak.
cuman akan aku persingkat.

sayang kalau tak ku teruskan tulisan ini.

biar deh, walaupun tak lulus review.
yang penting selesai dulu.
Hania: terima kasih kk🙏
total 3 replies
partini
Thor ini dari awal lagi yah,,kemarin kan ayu udah di jodohin biarpun sama ayah dika saling mencintai
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!