Kiara merupakan seorang gadis yang masih berusia 18 tahun, saat ini dia baru dinyatakan lulus SMA, Akan tetapi takdir malah membuat dia terjebak dalam ikatan pernikahan dengan pria asing bernama Arya. akankah pernikahan yang dijalaninya berakhir bahagia? ataukah akan sebaliknya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rosnila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berita gembira di tengah kericuhan
"Aku tidak keberatan menjadi istri kedua dari Arya." jawab Felicia dengan senyum sinis.
" Baik kalau begitu, saya akan izinkan mas Arya menikahi kamu Mbak. "
" Tapi seperti yang kukatakan setelah anaku itu lahir. "
" Dan aku akan izin kan mas Arya Untuk mengurus mu selama kehamilan ini. " jawab Kiara masih dengan begitu tenang.
Sari yang begitu marah saat itu, namun seakan tak menolak apa yang sudah disetujui oleh Kiara. Dan begitu juga Arya yang sedang berdiri did pan pintu kamar Felicia yang kebetulan tidak ditutup rapat.
Dia pun yang begitu emosi itu malah nyelonong masuk kekamar Felicia.
"Mas Arya!" ucap Kiara begitu melihat suaminya berada disana.
"Aku tidak akan menikahi kamu Felicia!" ucap Arya dengan marah.
" Kalau begitu aku yang akan pergi Mas! " jawab Kiara.
Dia tidak ingin anak yang dikandung Felicia tidak mendapatkan hak atas ayahnya. Untuk itu Kiara setuju untuk Arya berpoligami.
Hati buk Amanda, seakan remuk. Kiara yang akan dipoligami, tapi hatinya yang hancur berkeping-keping.
"Kalau begitu, aku kan ikut kerumah kalian!" ucap Felicia.
" Aku tidak setuju! " jawab Arya.
"Kamu harus bertanggungjawab atas semua ini. Atau aku akan menyebarkan semua foto-foto kita ke media." ancam Felicia.
" Kamu pasti tau apa yang terjadi setelah ini Kan? "
" Kamu jangan coba-coba, atau Aku akan membuat hidup kamu menderita Felicia! " ancam balik Arya.
" Sudah, kita kesini bukan untuk saling adu argumen. " jawab Kiara.
" Dan Mas harus paham, apa yang aku lakukan hari ini adalah untuk harga diri keluarga dan juga reputasi Mas Arya." ucap Kiara.
Dia pun keluar dari kamar itu setelah selesai bicara. Tak ingin lagi berdebat untuk hal yang tidak terlalu perlu menurutnya.
Sari dan Bu Amanda pun mengejarnya, begitu juga dengan Arya. Dia bahkan tak perduli dengan Felicia yang terlihat begitu marah.
"Kiara!" panggil Bu Amanda.
"Iya Ma!"
" Mama akan membawa Felicia tinggal bersama dengan Mama. "
" Tapi Ma! "
" Sudahlah Sari, ini lebih baik dari pada dia tinggal bersama Kiara. Entah hal buruk apa yang akan dia lakukan. "
" Ya sudah Ma, lebih baik kita pulang. " ajak Kiara.
Kepalanya begitu pusing, dia lelah dengan yang terjadi. Namun dia juga tidak mau memungkiri kalau ini juga kesalahan suaminya.
Mobil melaju meninggalkan hotel, Bu Amanda mengantar Kiara kerumah Arya. Dan. kembali ke kediaman nya.
Dai sudah menghubungi asistennya, untuk membawa Felicia kerumah nya. Dia merasa akan lebih mudah untuk menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi.
***
Dikediaman Arya, Kiara seperti enggan berbicara dengan Arya, dia memilih untuk istirahat dikamar lain.
Sedangkan Arya yang sebenarnya ingin bicara dengan Kiara pun tak ingin memaksakan keadaan saat itu. Dia pun memutuskan untuk istirahat di ruang kerjanya.
Pada saat itu, handphone nya berdering, ternyata yang menelpon adalah dokter yang kemarin memeriksa Kiara.
Arya baru melihat, ada banyak panggilan dari dokter keluarga mereka. tanpa pikir panjang, Arya menghubungi balik nomor tersebut.
Dan betapa kagetnya Arya saat dokter memberitahukan apa yang terjadi Dnegan Kiara, dia terduduk lemas diatas tempat tidur.
Apa yang sudah dia pakaian, seharusnya saat sekarang ini dia mendampingi Kiara dan memberikan ketenangan untuknya.
Arya benar-benar kacau, Bahakan dia terlihat sampai meneteskan air mata. Rasa Yanga tak dapat dijelasin oleh nya saat itu.
Arya menghubungi sekretaris nya dan meminta untuk menyelidiki apa yang terjadi dengan dirinya dan Felicia.
Dia tak ingin rumah tangganya hancur saat itu, dia tak ingin kalau harus kehilangan Kiara. Arya berjalan menuju kamar tamu, mengetuk pintu kamar itu.
"Kiara, bisa kita bicara?" tanyanya ragu-ragu.
Tak ada jawaban, namun pintu kamar itu terbuka lebar, Kiara menatap Arya tanpa sepatah kata dan berjalan masuk diikuti oleh Arya.
"Syang, tolong jangan seperti ini!" ucap Arya.
Menggenggam kedua jemari perempuan cantik dihadapannya, berikan Mas waktu untuk membuktikan kalau semua ini tidak benar.
"Sudah lah Mas, kita harus jalani apa yang sudah terjadi." jawab Kiara.
"Kiara tidak ingin Mas menjadi orang yang tidak bertanggung jawab, anak itu tidak bersalah. "
" Tapi sayang, tolong percaya kalau Mas dijebak. " jawab Arya meyakinkan.
Namun Kiara diam, dia tak lagi mengatakan apapun. Karena bagaimana mungkin Felicia bisa hamil jika mereka dijebak.
"Sudah lah Mas, yang jelas saat ini Felicia sedang Hamil." jawab Kiara.
" Tolong beri Mas kesempatan, demi anak kita. " ucap Arya dengan Mata berkaca-kaca.
Kiara nampak kaget, mendengar perkataan Arya saat itu, anak yang mana yang dimaksud oleh suaminya.
"Itu bukan anak kita Mas, tapi anak kamu Dnegan perempuan itu!" jawab Kiara dengan suara bergetar.
Kali ini dia tak lagi dapat berpura-pura tegar, dia sebenarnya memang sudah sangat rapuh. Namun dia bertahan demi membuat semuanya tenang.
"Sayang, anak kita. Anak yang saat ini ada disini!" Arya menyentuh perut Kiara yang rata.
Kiara masih bingung, masih tidak mengerti apa yang dikatakan Arya. Menatap lelaki dihadapannya, yang juga meneteskan air mata.
Apa ini? Batin Kiara, dia tak paham dengan semuanya.
"Iya sayang, saat ini kamu sedang mengandung anak kita!" ucap Arya.
Lelaki dengan tatapan datar dihadapannya itu menangis, menangisi kebahagian yang dititipkan di rahim istri nya.
Begitu besarnya cinta Kiara, sehingga rela berkorban suaminya menikahi perempuan lain. Dan kali ini dititipkan lagi janin di rahimnya.
Dia tidak tau, haruskah dia bahagia? ataukah harus merasakan rasa sakit. Dia tau dirinya mengandung disaat rumah tangganya di ambang kehancuran.
Apa ininya tuhan? Ucapnya didalam hati. Dia menangis, terisak dalam dekapan Arya. sesat mereka melupakan apa yang sedang terjadi.
Dan Arya semakin kuat tekatnya untuk mencari tau kebenaran tentang apa yang terjadi antara dirinya dan Felicia.
Kali ini bukan hanya dia takut kehilangan Kiara, namun dia juga tidak ingin kehilangan janin yang baru tumbuh di rahim istri nya.
"Jangan biarkan anak kita kehilangan orang tuanya!" ucap Arya.
Dia menatap wajah cantik yang ada dihadapannya. Endah kenapa Kiara saat itu seakan melihat kesungguhan di mata Arya.
Dia pun mengangguk, sebagai tanda menyetujui apa yang dikatakan Arya. Berjuang untuk membuktikan kebenaran.
Walaupun jujur saat ini harapan Kiara hanya lima puluh persen. Dia tak yakin harapan itu akan nyata. Namun dia juga tidak ingin mematahkan niat Arya membuktikan dirinya tidak pernah mengkhianati pernikahan mereka.
"Kiara akan kasih Mas, kesempatan." ucap nya.
" Namun ini adalah kesempatan terakhir, jika Mas Arya tidak bisa membuktikan semua."
" Maka setelah anak ini lahir, tolong lepaskan Kiara! " tangisnya tak lagi dapat dibendung.
" Kiara ikhlas, Mas kembali bersama Felicia. "
" Dan biarkan merawat anak kita sendirian. "
Kiara melepaskan genggaman Arya. Hati Arya begitu hancur membayangkan hal itu. Dia tidak akan mampu hidup tanpa istri dan anak nya. Namun apa yang akan mungkin terjadi setelah ini?