Eva Calista, seorang siswa jenius berusia 17 tahun, terjebak dalam sebuah cerita novel yang membuatnya tertarik. Saat membaca tentang penindasan yang dilakukan protagonis terhadap antagonis, Eva merasa tidak tahan dan tertidur karena kelelahan.
Namun, saat terbangun, Eva menemukan dirinya berada di tubuh antagonis saat masih bayi. Ia tidak mengerti apa yang terjadi, tetapi ada sebuah sistem yang muncul dan menjelaskan bahwa Eva telah bereinkarnasi ke dalam cerita novel.
Sistem tersebut memberitahu Eva bahwa ia harus mengarungi peran sebagai antagonis dan mengubah jalannya cerita. Eva harus menggunakan kecerdasan dan kemampuan analitisnya untuk memahami sistem dan mengubah nasibnya sebagai antagonis.
Dengan sistem yang menemani dan membantu, Eva mulai menjelajahi dunia cerita novel dan menghadapi tantangan-tantangan yang ada. Apakah Eva bisa mengubah jalannya cerita dan menjadi antagonis sejati? Cerita ini akan membawa Anda ke dalam petualangan yang menarik dan penuh kejutan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyelir 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
Kassius yang tadi berada di ruang TV, melihat kedatangan Reva yang baru saja pulang dari sekolah. Saat ingin menyapa, Kassius bingung melihat wajah Reva seperti sedang mencari sesuatu. Karena penasaran, Kassius segera membuntuti Reva secara diam-diam.
"Siapa yang dia cari sebenarnya?" ujarnya saat melihat Reva yang celingak-celinguk ke setiap tempat.
Dirinya terkejut saat Reva menarik pengawal pribadinya dan membawanya ke ruang baca miliknya. Secara diam-diam, Kassius ingin menguping pembicaraan mereka. Namun sayang, ruangan baca milik Reva dibangun menjadi kedap suara sehingga dia tak bisa mendengarkan apapun pembicaraan mereka.
"Ruangan ini memang dibangun dengan bagus. Lihat, aku tak bisa mendengarkan apapun pembicaraan mereka!" gumam Kassius yang berada di balik pintu.
...****************...
Setelah berbincang, Reihan keluar dari ruang baca. Baru beberapa langkah, Reihan langsung ditarik ke sebuah ruangan kosong oleh seseorang.
"Hei! Apa yang kau bicarakan dengan Reva tadi?" tanyanya dengan nada tajam
Reihan melihat pelaku yang menariknya. Melihat bahwa yang menariknya adalah tuan muda kedua Whystan, Re segera membungkuk hormat.
"Tuan muda, saya dengan nona muda sedang membicarakan sesuatu, tuan." ujar Re
"Iya, lalu kalian membicarakan apa hingga tadi Reva mencari mu seperti itu?" tanya Kassius dengan tajam.
Reva sangat jarang mencari pengawal atau asisten miliknya jika itu memang bukanlah suatu yang penting. Hal itu dikarenakan mereka telah diberikan posisi sendiri oleh Reva. Contohnya Reihan sendiri merupakan pengawal sekaligus sopir saat Reva akan berpergian saat sendirian.
"Maaf tuan muda, ini adalah privasi antara saya dengan nona muda," ujar Re
Mendengar hal itu, Kassius menjadi geram sendiri. Namun, di sisi lain Kassius jadi tau bahwa pengawal yang di pekerjakan orang tuanya untuk mengawal Reva sangatlah setia dan itu membuatnya tenang.
"Tapi, jika adikku dalam bahaya kau bisa bertanggung jawab hah!" ancam Kassius
Sebenarnya itu hanyalah akal-akalan Kassius. Dia hanya ingin tau isi pembicaraan antara Reva dengan pengawalnya ini. Soal keselamatan Reva, mana mungkin di tembus dengan mudah. Reva selalu dikelilingi banyak pengawal tanpa diketahui Reva sendiri.
"Baiklah tuan muda. Akan saya beritahu apa yang nona muda perintahkan kepada saya,"
Re mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah foto kepada Kassius.
"Inilah yang diperintahkan nona muda, tuan. Saya harus mencari tau informasi mereka berdua. Mereka adalah siswa baru di sekolah nona, dan salah satu dari mereka adalah teman sekelas nona," jelas Re
Kassius mengamati foto yang ditunjukkan itu. Kemudian menyeringai senang saat mengetahui bahwa adiknya selalu waspada terhadap sekitarnya.
"Kenapa dengan mereka berdua?" tanya Kassius
"Nona curiga akan sesuatu terhadap mereka. Hanya saja, nona ingin mencari tahu apakah bersih atau tidak. Nona tidak ingin di sekitarnya ada orang jahat, hanya itu tuan," lapor Re
Kassius terdiam. Mendengar bahwa adiknya curiga akan sesuatu maka kebanyakan itu adalah sebuah kebenaran. Mana mungkin adiknya curiga tanpa ada sebab, bukan?
"Berikan foto itu! Biar aku juga mencari tau tentang mereka," perintah Kassius
Re segera melaksanakan perintah Kassius. Dia mengirimkan foto itu ke Kassius.
Kassius yang melihat bahwa si pengawal sudah mengirimkannya, Kassius segera pergi meninggalkan Reihan sendirian.
"Halo, gue perlu bantuan lo!" ujar Kassius
Re melihat kepergian Kassius. Dirinya dapat melihat bahwa Kassius langsung bergerak mencari informasi yang diminta oleh Reva.
"Bagaimana?" tanya Reva yang mampu mengejutkan Re karena kemunculan Reva yang tiba-tiba.
"Astaga, nona!" kaget Re
Reva menatap Reihan heran. Respon terkejut Re, membuat Reva mampu memandang aneh pengawalnya ini.
"Eihh, sistem pun bisa kaget ya?" heran Reva
Re hanya diam. Dia tak ingin membalas pertanyaan Reva. Menurutnya, jika meladeninya maka yang ada hanyalah sebuah ejekan yang keluar selanjutnya dari mulut pedas Reva.
Reva yang melihat Re hanya diam, memilih tidak melanjutkan.
"Bagaimana? Berhasil?" tanya Reva
"Tentu, nona! Sesuai perkiraan nona, tuan muda akan menanyakannya pada saya," ujar Re
Flashback On
Reva dan Re yang masih berdiskusi mendengar suara langkah kaki yang berada di balik pintu ruangannya.
"Re, kau bisa cek siapa yang ada di luar?"
Reihan pun segera memeriksa melalui ponselnya yang terhubung dengan CCTV tersembunyi yang dipasang Reva.
"Tuan muda Kassius, nona," ujar Re saat mengetahui siapa yang berada di balik pintu
"Sepertinya kakak akan menginterogasi dirimu saat kau keluar dari ruangan ini," ujar Reva yang tau bahwa kakaknya akan sangat protektif padanya.
Reva tau, kakaknya sejak tadi mengikutinya. Apalagi dia mencari Re dengan tergesa-gesa tadi. Pasti kakaknya itu khawatir dengannya.
"Lalu bagaimana nona? Tidak mungkin saya mengatakan yang sebenarnya pada tuan muda," ujar Re meminta pendapat
"Katakan saja aku sedang mencari informasi seseorang. Aku akan kirimkan foto, nanti tunjukkan padanya. Setidaknya nanti pekerjaan kita berkurang sedikit dengan bantuan kakak,"
Mendengar itu, Re menjadi paham. Soal identitas, Kassius akan meminta temannya dan itu akan sangat cepat.
"Lalu untuk target nona, bagaimana?"
"Suruh seseorang mengawasi mereka. Terutama Erika."
Mendengar perintah itu, Re tentu saja segera melaksanakannya.
"Sebaiknya kau segera keluar, kakakku pasti sudah sangat menunggu kedatanganmu,"
"Baik nona, saya permisi dulu!"
Flashback End
Reva pun melihat ke arah mana kakaknya pergi dari tempatnya berada. Melihat kakaknya buru-buru pergi, Reva tau kemana kakaknya akan pergi.
"Ya, dengan begini pekerjaan kita berkurang satu," ujar Reva saat mendengar suara mobil kakaknya yang menandakan bahwa kakaknya sudah pergi.
"Lalu, pengawal untuk mengawasi mereka sudah kau urus?" tanya Reva
"Tentu nona, mereka sudah bergerak sekarang," lapor Re
Reva menyeringai. Saat ini dia seperti sedang mengamati permainan catur. Setiap bidaknya harus berada di posisinya agar dia aman.
"Kau boleh pergi. Kerjakan apa yang perlu kau kerjakan, Re!"
"Baik, nona! Saya permisi,"
...****************...
Di sebuah ruangan gelap, 2 orang pemuda sedang melakukan sebuah panggilan secara video.
"Kak, kami sudah kembali dan sekarang kami kembali berada di dekatnya,"
"Awasi dia, dia adalah orang yang nekat."
"Tenang kak, akan kami awasi. Namun, sepertinya hama akan segera datang kak!" lapornya
"Jika ada yang macam-macam, kalian tau kan harus bagaimana?"
"Tentu, kami tau. Kau hanya ingin jalan intuk tuan putrimu selalu penuh dengan bunga bukan."
"Jika terlalu mengancam, habisi dia dengan cepat. Kalian mengerti?"
"Siap, kami mengerti!"
Panggilan video itu terputus secara sepihak.
"Kakak bos selalu saja seperti itu," kesal salah satu orang itu
"Yang dipikirannya hanyalah tuan putrinya. Rose haruslah aman dalam perlindungan seorang pangeran. Dan kita sebagai pengawal harus melindungi Rose milik pangeran,"
"Ya, Rose harus tetap aman agar dunia ini juga tetap damai. Jika Rose terluka, pangeran itu akan berubah menjadi iblis yang siap merusak dunia ini,"
Terdengar berlebihan, namun hal itu bisa saja menjadi kenyataan jika hal yang dilindunginya mengeluarkan darah meskipun hanya setetes. Sang pangeran adalah raja bawah tanah. Raja yang terkenal kekejamannya. Dan Rose adalah seorang putri. Putri yang harus selalu dilindungi. Putri adalah penenang bagi pangeran. Karena itulah sebagai bawahan ketenangan yang ada haruslah dijaga, dan itu berhubungan dengan keamanan tuan putri.