Dermaga Jingga

...• Bab 6 •...

...»»——⍟——««...

..."Tidak perlu jadi sempurna untuk disukai, pada dasarnya hati adalah penentu, mata hanya penyeleksi"...

...｡･:*:･ﾟ★,｡･:*:･ﾟ☆...

Dermaga menatap telusur dari atas hingga kebawah tubuh gadis ini. Wajahnya datar tanpa ekspresi. Sedangkan wajah Yang di tatapnya justru menyeringai seakan sudah berhasil mencapai sesuatu.

"Lo ikut UKM Teater ya?"

"Enggak"

"Terus lo mau nge-MC?"

"Enggak juga"

"Terus... "

"Ini pakaian normal gue. Gue orangnya emang suka cosplay gitu, kadang pake ala karakter anime, kadang pake seragam profesi atau baju adat, yah yang seru gitu deh"

Dermaga hanya mengangguk seolah percaya apa yang Yumi katakan, membuat gadis itu agak gelisah karena ketenangan wajah lelaki ini. Sudah semembahana ini masa dia belum juga ilfeel?

"Kemarin kenapa gak angkat telfon?"

Yumi mengerjapkan matanya, "Oh itu, pas lu nelpon gue lagi didapur masak, hape ada dikamar"

"Masak apa?"

"Nasi goreng"

Dermaga kembali mengangguk. Ia menyeruput es teh yang di pesannya. Sedangkan Yumi masih melanjutkan aktivitas nya melahap antusias mie ayam nya. Untuk porsi kedua.

Ini adalah tahap kedua membuatnya ilfeel. Mengajak lelaki ini makan di tempat ramai dengan dirinya yang berpakaian nyentrik seperti ini. Lalu, memasan makanan banyak-banyak agar terlihat rakus.

"Pelan-pelan aja, kan lo udah gak ada matkul abis ini"

"Ini kecepatan normal gue tau. Biasanya gue kalo makan emang gini" ucap Yumi sembari mengunyah. Mulutnya penuh gembung dengan mie ayam, ia meringis menunjukan giginya dengan maksud menambah kengerian dalam pribadi gadis itu.

"Lebih pelan lagi aja, entar lu mules"

"Tenang. Perut gue ini kaya ban karet, aman"

Dermaga hanya menghela napas pelan, ia menyodorkan tisu untuk mengelap mulut Yumi yang sudah berminyak. Entah berapa lama Yumi akhirnya berhasil menghabiskan, dua porsi mie ayam dan satu porsi dimsum chili oil, belum lagi es teller satu gelas penuh.

Yumi sampai harus melepas satu kancing kebaya nya karena begah.

"Kenyang banget! Huuh.. bayarin dong semua yang gue makan. Gue lagi hemat nih, mau beli skincare" pinta Yumi dengan nada menekan, gadis ini kembali menyeringai jahat, skincare? Yumi bahkan cuma pakai sabun mandi untuk cuci muka.

Semua hal benar-benar ia lakukan untuk menjadi perempuan jahat yang menjengkelkan, semoga saja setelah ini lelaki itu benar-benar kapok dan kabur darinya.

"Kan emang gue yang harus bayar, lo kan pacar gue"

Yumi cengo, mulut membuka melihat Dermaga yang berjalan santai ke bibi kantin untuk membayar makanan mereka.

Tunggu. Apa ini? Dia belum juga ilfeel? Tidak mungkin. Yumi saja jengkel melihat tingkahnya hari ini.

Pasti dia cuma menahan dan pura-pura tidak ilfeel karena tidak mau kalah. Oke, kalau begitu lanjut ke tahap berikutnya!

"Udah, ayo gue anter pulang"

"Gak mau!"

Dermaga mengernyit, ia memasukan dompet nya ke saku jaket, "Terus mau kemana?"

Yumi menyilangkan kedua tangannya didada, "Shoping!"

"Mau belanja apa?"

"Apa aja.. banyak yang gue mau. Gue biasanya emang gini, tiap minggu suka belanja random gitu buat hiburan" lagi-lagi Yumi menceritakan yang bukan dirinya sama sekali. Belanja seminggu sekali? Yumi anak presiden kah.

"Gitu ya. Tapi lo yakin mau pake baju gini belanja?"

Yumi memiringkan bibirnya, "Yakin lah, kenapa? Lo malu ya jalan sama gue....? "

Dermaga menghela napas panjang, "Gak. Udah, ayo kita jalan"

Lelaki itu melangkah lebih dulu. Yumi sedikit mengangkat roknya untuk menyusul, ia sedikit terjingkat karena pergerakan sempit yang tak bisa membuatnya leluasa bergerak.

Untuk menaiki motor saja Yumi butuh perjuangan extra. Perut begah, rok sempit, sanggul yang gondal gandul berat, keringat bercucuran, hampir membuatnya pingsan karena kerepotan.

Dermaga benar-benar frustasi melihatnya, ia mengangkat tubuh Yumi secara tiba-tiba, dan menaikkan ke motor dengan mudah. Gadis itu kaget bukan main sampai tak sempat meronta saat digendong tadi.

"Udah kan, mulai sekarang gue bakal gendong terus tiap lu mau naik motor"

...｡･:*:･ﾟ★,｡･:*:･ﾟ☆...

...• TBC •...