Seira Adam Hanida adalah Ayi Mahogra atau Ratunya Kharisma Jagat yang harus memimpin pasukan kharisma jagat di zaman modern untuk melawan Bagaskara yang menggunakan makhluk ghaib untuk mengendalikan manusia agar menyembah iblis yang dia sembah.
Untuk melawan balik, Bagaskara hendak menculik anak kedua Ayi dan menggunakannya agar bisa mewujudkan kutukan kuno, kutukan itu adalah, setiap Ayi Mahogra atau ratunya kharisma jagat, kerajaannya akan runtuh digulingkan oleh anak perempuannya sendiri. Karena itu Ayi Mahogra meminta suaminya Malik Rainan dan juga pasukan kharisma jagat membawa kabur anaknya agar selamat dari penculikan dan dia bisa menjaga umat manusia dan kerajaannya dari serangan Bagaskara.
Selama proses pelarian ini, Malik dan pasukan kharisma jagat menemui banyak kesulitan karena serangan dari Bagaskara dan pasukannya, lalu apakah mereka berhasil melindungi anak perempuan Ayi Mahogra atau dia akan menjadi anak yang terkutuk?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muka Kanvas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 20 : Mada 17
Ayi memberikan semua perlengkapan yang dibutuhkan untuk kembali ke masa lalu, yaitu ke zaman Ayi Sarika pada Hanif.
“Ini aku temukan di salah satu brangkas para tetua, dipercaya bahwa ini adalah potongan mahkota Ayi Sarika, katanya mahkota itu sempat hancur saat peperangan melawan anak perempuan, tertulis di kitab yang aku temukan soal hidup Ayi Sarika, kitab yang tidak utuh itu, jadi hanya sepenggal saja kisahnya bisa kita ketahui, kitab yang ruhnya sendiri beritahu ku keberadaannya di tempat ini sebelum jadi AKJ.
Lalu ini adalah lilin yang direndam dengan air bunga mawar, di kitab tua kisah hidup Ayi itu dikatakan kalau Ayi suka sekali dengan wangi lilin bunga mawar, lalu yang terakhir, kitab ini, kitab yang dipercaya Ayi Sarika sendiri yang menulis, jadi pasti jejak sejarahnya tertoreh di sana, ini akan jadi media pengantar dan penanda lokasi zaman.
Kita akan lelehkan lilin putih itu untuk membentuk lingkaran, potongan mahkota juga perlu dihancurkan, serpihannya akan mengikat lelehan lilin yang dileleh melingkar itu, terakhir kitab ini … kitab ini akan aku bawa ke sana, bisa jadi ini akan membantuku berbicara dengan Ayi Sarika.”
Ayi Mahogra sudah memberi instruksi pada Hanif, lalu Hanif melakuannya, semua dilakukan di ruangan ghaib di dimensi ananta.
Ayi juga ikut mempersiapkan semua perlengkapan itu.
Hingga setengah hari terlewat, semua persiapan selesai, Ayi menggunakan kebaya warna hijau dan juga kain jarik, hanya agar tidak mencolok bagi Ayi Sarika jika ia bertemu nanti tentu juga dengan orang-orang di sana, karena Ayi akan pergi ke zaman itu bersama tubuhnya, bukan ruh atau sukmanya saja, ayi juga menggelung rambutnya, Ayi Seira sangatlah cantik, dia lalu duduk dengan menindih kedua kakinya, Hanif memulai ritual, lelehan lilin putihh yang sudah direndam air mawar itu dituang melingkar seolah membuat pagar di sekitar Ayi Seira, lalu setelahnya serpihan mahkota juga disebar di atas lelehan lilin itu, Ayi memegang kitab Ayi Sarika, mereka berdua membaca mantra pembuka pintu ghaib yang berada di dimensi Ananta, setelah pintu itu terbuka Ayi berdiri, pintu mengambang di hadapannya, masih di dalam lingkaran lelehan lilin yang dibuat oleh Hanif.
Ayi melihat ke arah Hanif, Hanif menggeleng, berharap Ayi ragu dan akhirnya tidak jadi pergi ke zaman itu, menggunakan seluruh energi yang dia miliki untuk dilontarkan pada zaman Ayi Sarika, entah zaman yang mana, semoga Ayi Seira tidak dilontarkan di zaman yang sangat jauh.
Ayi tersenyum pada Hanif, dia akan segera melangkah ke pintu gaib itu, Ayi berlajan, masuk ke pintu ghaib dan tubuhnya terlempar, kilatan cahaya membuat matanya sakit, tapi dia bertahan, dia terus terlempar ke sana kemari, tidak mendarat juga, hingga akhirnya tubuh yang terlontar ke sana ke mari itu jatuh tepat di tanah, tapi sebelumnya menghantam pohon yang sangat besar.
Ayi menahan sakti, pusing dan tentu saja dia muntah, seperti naik wahana kora-kora, perutnya seperti dikocok, beberapa orang merasa seperti ada kupu-kupu di perutmu saat naik kendaraan, lalu menanjak dan tak lama kemudia turunan, hal ini terjadi karena tubuh mengalami percepatan gravitasi mendadak, itu membuat kepala Ayi sangat sakit dan kupingnya berdengung, Ayi tidak langsung berdiri, dia duduk dulu, sebelum mencaritahu di mana jatuhnya, Ayi melihat sekitar, membiarkan kupingnya beradaptasi karena dititik ini dia masih mengalami sensasi vestibular karena telinga bagian dalam atau alat keseimbagan bingung dengan perubahan posisi tubuh yang ekstrem.
Setelah dengungan tidak terdengar lagi, Ayi lalu melihat sekitar, dia terjatuh di sebuah tanah merah dan pepohonan, tapi sulit mengatakan kalau ini adalah hutan karena di balik semak ada cahaya yang cukup terang, Ayi mendekati semak itu dan melihat, ada dua orang perempuan, yang satu terlihat mungkin berumur 50 tahun sedang yang satunya berumur 20 tahunan, ini hanya perkiraan saja.
Wanita itu sungguh sangat cantik meski kerutan senja ada di wajahnya, Ayi Seira tidak langsung menunjukkan diri, dia mendengar dulu pembicaraan mereka.
“Jika kau terus memaksa, aku sulit membendung pada pengikutku untuk memberontak!” Wanita yang lebih muda berkata dengan nada yang tinggi.
“Aku tidak mendidikmu untuk melakukan ini.” Ayi Sarika wanita yang berumur 50 tahunan itu berkata dengan pelan namun penuh penekanan dan ada penyesalan juga di sana Ayi merasakannya, dia juga semakin yakin kalau itu adalah Ayi Sarika.
“Tapi keputusanmu untuk menghapus status kharisma jagat dan membaur seperti orang biasa adalah keputusan yang salah, kau membuat para kharisma jagat marah, Ibu!” Anak perempuan itu pastilah anaknya Ayi Sarika.
“Jika aku memberikan mereka keistimewaan terus menerus, untuk kerajaan dan juga kehidupan sosial, maka manusia yang lain akan memusuhi kita, sedang kau tahu dengan jelas bahwa, tugas kita yang diberikan Tuhan, diberi keistimewaan adalah untuk menjaga dua dunia tetap seimbang dan satu lagi, menjaga umat manusia.
Lalu kenapa kau dan yang lainnya memaksa untuk diberikan hak istimewa!” Ayi Sarika mencoba untuk memberitahu putrinya, dari kelelahan berbicara mungkin Ayi Sarika telah mengulang-ngulan pembicaraan ini hingga wajahnya terlihat sangat geram karena anaknya tidak juga mengerti.
“Ibu, ini bukan kenapa kami mesti diberikan keistimewaan, tapi karena kami memang istimewa sejak lahir, kami mengemban tugas yang luar biasa berat, lalu kenapa kami harus menjadi manusia normal di luar sana, menjadi orang biasa yang tidak dihargai.
Ibu! Dihormati oleh manusia, itu adalah hak kami sebagai pejuang yang melindungi mereka, lalu kalau ibu mengapus status istimewa kami, tak terbayangkah ibu, bahwa mungkin kelak, mereka akan marah pada ibu dan melakukan pemberontakan, kau tahu ibu, jumlah kami tidak sebanyak manusia lain, tapi karuhun kami bahkan mampu mengalahkan ratusan manusia biasa sendirian, jangan ibu, jangan pernah melawan orang-orang yang membelamu, mereka mati-matian untuk mempertahankan tahtamu, lalu kenapa kau malah bersikap jahat pada mereka!”
“Ambawani Anindha, anakku yang cantik, peperangan telah usai, kita bisa hidup damai, jangan malah jauh dari umat yang kita lindungi sayangku, rangkul mereka, jadilah baik pada mereka dan menjadi setara adalah hal yang akan membuat kita dipercaya!”
“Ibu, kita tidak butuh manusia itu, yang kita butuhkan adalah persatuan yang solid, kalau ibu ragu dan malah berusaha untuk menekan kita, ibu akan menjadi ratu yang jahat pada kaum ibu sendiri, sementara ibu selalu mengagung-agungkan kaum manusia biasa itu melebihi kaum yang membela ibu dan darah dan jiwanya.” Ambawani berkata dengan sedih, dia sungguh marah pada ibunya karena dia tak tahu apalagi yang bisa membuat ibunya paham, kalau langkahnya membuat para kharisma jagat menjadi manusia biasa, menghilangkan semua keistimewaan mereka pada keraaan dan memaksa mereka berbaur, itu hanya akan menyiksa setiap kharisma jagat.
Ayi Mahogra di zaman ini, lebih tepatnya Ayi Sarika, bukanlah seperti Ayi Seira yang hanya memimpin para kharisma jagat di AKJ saja dan tetap menyembunyikan diri dari negerinya.
Sedang Ayi Sarika memimpin sebuah negeri sebagai ratu bersama suaminya, bukankah kalian tahu saat itu Ayi Sarika menikahi seorang pangeran yang saat ini sudah menjadi Raja negeri itu bernama Abiyasa Rangkawuti Barang X putra dari Ratu Dahlia, apakah ada yang ingat nama negerinya, kalau tidak ingat, aku akan ingatkan, nama negeri itu adalah … ah nggak jadilah, kalian jangan malas untuk ingat ya, ayo kita berlatih untuk membuat otak kita menjadi kuat, jadi ingat-ingat ya.
Bagi negeri itu, Ayi Sarika adalah Ratu dari negeri mereka dan Raja Abiyasa Rangkuti Barang X adalah Raja negeri itu, yang memimpin negara itu dan juga menjadi pemimpin rakyatnya.
Tapi berbeda bagi para kharisma jagat, Ayi Sarika adalah ratu sekaligus raja mereka yang memimpin mereka, bagi mereka Raja Abiyasa hanya kharisma jagat biasa, bukanlah pemimpin mereka, jadi bagi kharisma jagat Raja Abiyasa tidak terlalu diperhitungkan dalam kepemimpinan, walau bagi rakyat negeri Galihbarang Adijaya, eh keceplosan, jadi kasih tahu kan nama negerinya, Raja Abiyasa adalah raja yang paling mereka hormati dan mungkin dianggap dewa.
Ambawani meninggalkan ibunya, Ayi Seira melihat Ayi Sarika duduk di taman itu, Ayi Seira baru sadar, berarti dia mendarat di dalam kerajaan Ayi Sarika, kerajaan negeri Galihbarang Adijaya.
Ayi berjalan pelan, walau pakaiannya tidak sama seperti Ayi Sarika, tapi kebaya dan juga kain jarik cukup bisa dibilang pakaian yang tidak terlalu mencolok.
“Jika aku bilang aku datang dari masa depan karena panggilanmu, kau akan percaya?” Kata pembukaan yang konyol dari Ayi Mahogra Seira, tapi dia tak tahu lagi harus memulai dengan perkataan apa, hanya mencoba untuk mempersingkat waktu.
Ayi Sarika berdiri dan memasang kuda-kuda, Ayi Seira melakukan hal yang sama, gerakan mereka juga sama, meski kain jarik membuat mereka sulit bergerak.
“Siapa kau!” Ayi Sarika mengeluarkan kujang yang khas milik para Ayi Mahogra, dengan gagang berwarna hijau dan emas terlihat tajam.
“Aku punya senjata yang sama.” Ayi Seira mengeluarkan kujang itu juga, persis.
Ayi Sarika memasukan kujang memejamkan mata dan merasakan energi Ayi Seira.
“Kau ….”
“Ya, aku adalah Ayi Mahogra dari masa depan, aku penerusmu, aku ke sini karena peringatanmu, aku menemukan bukumu dan potongan mahkota milikmu dari peperangan ….
“Kau sudah gila!” Ayi Sarika mengerluarkan kujangnya lagi dan bersiap untuk menyerang, bersamaan dengan itu, Panglima keluar dari tubuh Ayi Sarika, tentu dia hanya punya Panglima saja.
“Panglima, apakah aku tak mengenaliku?” Ayi Mahogra bertanya, tidak yakin apakah panglima mampu mengenali tuan yang bahkan belum dia temui sama sekali.
“Jangan banyak bicara! Serang dia!” Ayi Sarika hendak menyerang Ayi Seira, dia harus hati-hati karena energinya bisa terkuras jika melawan, maka dia hanya menghindar saja.
_____________________________________
Catatan Penulis :
Halo, aku dari masa depan, aku tahu kalian akan terus membaca novel ini, jadi percayalah, baca terus novelnya ya, karena di masa depan kalian terus membaca novel ini *hipnotis
I love you all, media healingku adalah pembacaku, semoga tulisanku bisa jadi media healing kalian.
PKJ 2 akan publish setiap hari jam 19:00 (Semoga aku bisa menepati janji)
Jangan lupa like, coment dan follow akun Noveltoonku ya.
Jangan lupa untuk follow aku juga di :
IG : @mukakanvas
Tiktok : mukakanvas_horor
Youtube : @mukakanvas
semngat 💪💪
love you Thor.......