NovelToon NovelToon
When The Webtoon Comes Alive

When The Webtoon Comes Alive

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Percintaan Konglomerat / Teen School/College / Fantasi Wanita / Transmigrasi / Cewek Gendut
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Anastasia

Evelyn, penulis webtoon yang tertutup dan kesepian, tiba-tiba terjebak dalam dunia ciptaannya sendiri yang berjudul Kesatria Cinta. Tapi alih-alih menjadi tokoh utama yang memesona, ia justru bangun sebagai Olivia, karakter pendukung yang dilupakan: gadis gemuk berbobot 90kg, berkacamata bulat, dan wajah penuh bintik.

Saat membuka mata, Olivia berdiri di atas atap sekolah dengan wajah berantakan, baju basah oleh susu, dan tatapan penuh ejekan dari siswa di bawah. Evelyn kini harus bertahan dalam naskahnya sendiri, menghindari tragedi yang ia tulis, dan mungkin… menemukan cinta yang bahkan tak pernah ia harapkan.

Apakah ia bisa mengubah akhir cerita sebagai Olivia? Atau justru terjebak dalam kisah yang ia ciptakan sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 21.Permintaan.

Oliv yang duduk mematung disamping ayah Owen, dia binggung dengan yang terjadi pikirannya bertanya-tanya untuk apa ayah Owen menemuinya.

Oliv terdiam sejenak, menatap sosok Vito yang kini duduk di sampingnya dalam satu mobil. Tatapan tajam pria itu membuat jantungnya berdegup kencang. Di satu sisi, ia merasa lega karena akhirnya tahu siapa pemilik mobil itu, tetapi di sisi lain, nalurinya berkata sesuatu yang buruk akan terjadi.

"Namamu Oliva morgan? " Tanya nya tegas.

"Benar paman.., maksud saya pak" Jawabnya yang gugup.

"Kamu tahu Owen putraku kan, ada hubungan apa kamu dengan putraku yang membuat dirinya memberikan beasiswa khusus untuk mu? "

"Hubungan apa yang dimaksud? " Tanya balik Oliv yang tidak mengerti dengan pertanyaan Vito.

"Maksud paman kalian berkencan?"

"Tidak.., bapak salah sangka. Kami tidak berkencan hanya teman sekelas saja! " Jawab tegas Oliv sambil menggelengkan kepalanya.

"Bagus lah, kalian juga masih kecil. Lalu alasan apa Owen memberikan kamu beasiswa itu?. Dan menurutku , kamu tidak seperti kriteria untuk menerima bantuan dari Red high"

"Sebaiknya bapak tanyakan saja pada putra bapak itu" Jawabnya dengan pelan.

Vito pun terdiam dan berpikir sekali-kali melihat kearah Oliv, ia seakan menilai apa istimewanya Oliv.

Oliv merasa tidak nyaman dengan perhatian Vito, Vito lalu menceritakan keluh kesahnya pada Oliv tentang sikap Owen yang kekanak-kanakan.

"Oliv, kamu tahu sikap Owen seperti apa?, paman sebenarnya bingung dengan sikap anak itu yang suka berfoya-foya, dan seenaknya sendiri"

Oliv hanya mengangguk, dengan senyum tipis menghiasi wajahnya.

Orang ini malah curhat, masalah anaknya. Memangnya aku yang melahirkan nya apa?, tunggu dulu!. Aku yang menciptakan karakter Owen seperti itu, itu berarti aku ini ibu mereka, pikir Evelyn.

"Oliv" Panggil Vito.

"Iya pak" Jawabnya yang gugup namun terdengar tegas.

"Aku tidak mau beasiswa yang aku berikan sia-sia, dan kamu harus mau menuruti permintaan ku"

Oliv pun terkejut dengan yang dibicarakan Vito, matanya melebar dan pikirannya mulai berpikiran kalau Vito mau sesuatu darinya.

Apa yang om-om ini pikirkan?, jangan-jangan dia mau tubuhku!, pikir Evelyn yang ketakutan.

"Pak saya ini masih dibawah umur.. " Ucap pelan Oliv yang terputus.

"Owen aku serahkan kepadamu! " Ucap tegas Vito.

"Apa?! " Oliv yang terkejut.

"Iya Owen aku titipkan padamu, itu permintaan ku untuk beasiswa yang kamu dapatkan", " Oh yan, tadi kamu mau bilang apa? "Lanjut Vito.

" Tidak..ada apa-apa? "Senyum tipis Oliv.

Oliv terdiam, lalu bertanya sekali lagi pada Vito.

"Bapak tidak salah?, Owen sudah dewasa dan keluarga kami tinggal di apartemen kecil bahkan rumah bapak lebih besar dan mewah dari kami. Saya takut Owen tidak akan nyaman"

Vito lalu mengeluarkan sebuah amplop tebal dari jasnya dan meletakkannya di kursi antara mereka. “Ini sejumlah uang.Untuk gajimu bulan ini, uang ini tidak untuk putraku, ia tidak membawa apapun saat nanti keluar dari rumah. Setiap bulan kamu akan mendapatkan gaji yang akan aku transfer sesuai dengan yang kamu terima, jika Owen mulai merubah sikap nya dengan dewasa maka akan aku berikan bonus seperempat dari gaji yang kamu dapat "

Oliv lalu mengambil Amplop berisi uang itu, dan membukanya. Mata Oliv langsung melotot mendapatkan uang satu tahun gaji kerja part time di tetangganya, Oliv pun gugup serta bingung menerima uang ini atau tidak.

"Kenapa harus saya pak?, bukankah Owen ada Leo, Damian dan teman-temannya"

"Jika aku suruh mereka, mereka tidak bisa mengendalikan sikap Owen. Tapi berbeda dengan mu Oliv, Owen memperlakukanmu dengan khusus. Mata ku tidak akan salah menilaimu"

Oliv pun terdiam ia memikirkan tawaran Vito tersebut, melihat Oliv yang tidak yakin untuk mengambil tawarannya.

"Bukankah keluarga mu sekarang butuh uang untuk membantu ayahmu yang di fitnah, maka terima saja dan tidak ada ruginya"

"Baik pak, saya terima tawaran bapak" Jawab tegas Oliv.

Mereka berdua berjabat tangan, menandakan Oliv menerima tawaran Vito.

$Memang apa sulitnya menjaga pria dewasa?, bukankah gajinya juga lumayan daripada aku bekerja part time di rumah makan, pikir Evelyn.

Sore itu, suasana di kediaman keluarga Vito mendadak riuh. Para pelayan bergegas masuk ke kamar Owen, menurunkan koper besar dari lemari dan melipat pakaiannya dengan cekatan.

"Apa yang kalian lakukan?!" suara Owen menggema, penuh amarah. Ia mengira terbebas dari hukuman karena pelayan membukakan pintu untuk nya,Owen berusaha menghentikan perbuatan pelayannya yang mengemasi barang pribadi Owen dalam koper besarnya..

Seorang kepala pelayan menunduk sopan. "Tuan muda, ini perintah Tuan Vito. Semua barang Anda harus dipindahkan hari ini."

Owen memicingkan mata, nadanya meninggi. "Dipindahkan ke mana?!"

Kepala pelayan itu menelan ludah, ragu sejenak. "Ke… sebuah apartemen. Bapak mengatakan mulai malam ini Anda akan tinggal di sana."

"Apa?!" Owen mendengus, suaranya nyaris berteriak. "Aku ini putra satu-satunya di rumah ini! Apa ayahku sudah gila, menendangku keluar seperti… anak jalanan?!"

Para pelayan saling pandang, tak ada yang berani menjawab. Salah satu dari mereka mengangkat koper Owen ke mobil van hitam yang sudah menunggu di halaman. Owen berusaha merebutnya, tetapi kepala pelayan menunduk sambil berkata lirih, "Maaf, Tuan muda. Kami hanya menjalankan perintah."

Dengan rahang mengeras, Owen akhirnya ikut masuk ke mobil, menahan amarah. Sepanjang perjalanan, ia duduk bersandar dengan kedua tangan terlipat, tatapannya tajam menatap jalan. Dia tidak tahu ke mana akan dibawa, hanya merasa seperti diasingkan.

Mobil itu berhenti di depan sebuah gedung apartemen tua yang jauh dari standar hidupnya. Dindingnya pudar, cat terkelupas di beberapa bagian. Bau gorengan dari warung sekitar bercampur dengan asap kendaraan yang lewat.

"Ini… tempat bercanda?" Owen menatap para pelayan dengan tatapan tajam. "Ayahku benar-benar sudah kehilangan akal. Aku tidak akan tinggal di sini!"

Kepala pelayan lalu memberikan uang tunai dalam amplop, dan mengambil fasilitas mewah Owen seperti kartu kredit dan kunci mobil.

"Barang ini akan kembali setelah tuan muda lulus dari penilaian tuan Vito" Ucap tegas kepala pelayan itu.

Setelah menyerahkan amplop ke tangan Owen, semua pelayan pun pergi. Dan Owen melihat uangnya yang pas-pasan dari pengeluarannya setiap hari.

"Ayah sudah gila!, ini namanya menghukumku. Lebih baik aku di kurung seminggu di kamar, daripada disuruh tinggal di kandang ayam seperti ini" Gumamnya pelan sambil matanya melihat ke sekelilingnya.

Namun, sebelum sempat melanjutkan protesnya, pintu apartemen kecil itu terbuka… dan Oliv muncul, berdiri di ambang pintu dengan wajah kaget.

"Owen?" Oliv mematung, tidak menyangka pertemuan itu terjadi secepat ini. Ia baru diberi tahu Vito pagi tadi bahwa Owen akan "dititipkan", tapi tidak mengira semuanya terjadi hari ini juga.

Owen melangkah mendekat, matanya menyipit. "Jangan bilang… ini rumahmu?"

Oliv terdiam sejenak, menelan ludah. "Iya… ini apartemen keluargaku. Mulai sekarang… kamu akan tinggal di sini."

Keheningan yang mencekam menyelimuti keduanya. Hanya suara kendaraan di kejauhan yang terdengar. Owen menatap sekeliling, menilai lingkungan itu dengan tatapan jijik dan lantai yang sedikit retak, lampu lorong yang berkedip-kedip, dan bau khas bangunan tua.

"Kau bercanda, kan?" Owen akhirnya bersuara, nada suaranya rendah tapi penuh tekanan. "Ayahku mengusirku dari rumah mewah untuk tinggal… di sini? Denganmu?"

"Ini bukan keinginanku," sahut Oliv cepat, mencoba terdengar tegas meski hatinya berdegup kencang. "Ayahmu… menyuruhku menjaga dan membantumu supaya… jadi lebih dewasa.Sekarang kamu tanggungjawab ku, selamat datang dirumah mungilku!"

Owen mendengus, tertawa miring. "Jadi, kau sekarang pengawas pribadiku? Apa berikutnya, kau akan memberitahuku kapan harus makan dan tidur?!", " Kau ikutan gila dengan ayahku!, memangnya kamu itu pelayanku?. "

"Kamu mau masuk atau tidak!, kalau tidak aku tutup pintu rumahku" Ucap tegas Oliv dengan kesal.

Owen hanya terdiam dan tidak merespon pembicaraan Oliv, Oliv yang akan menutup pintu rumahnya.

Tiba-tiba di cegah oleh Owen, dengan tangannya. "Siapa bilang aku tidak mau masuk? " Ucapnya yang tidak berani menatap mata Oliv.

Owen sebenarnya merasa senang dekat dengan Oliv, walaupun merasa tidak nyaman dengan tempat tinggalnya. Asalkan dekat Oliv, ia sanggup menerimanya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!