NovelToon NovelToon
Tentang Rasa

Tentang Rasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kisah cinta masa kecil / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Asrar Atma

Menyukai seseorang tanpa tahu balasannya?
tapi dapatku nikmati rasanya. Hanya meraba, lalu aku langsung menyimpulkan nya.
sepert itukah cara rasa bekerja?

ini tentang rasa yang aku sembunyikan namun tanpa sadar aku tampakkan.
ini tentang rasa yang kadang ingin aku tampakkan karena tidak tahan tapi selalu tercegat oleh ketidakmampuan mengungkapkan nya

ini tentang rasaku yang belum tentu rasanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asrar Atma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

UKS

Pov Haneul Kamandaka

"A-aapa? Kenapa kamu?"Matanya terbelalak dan kata-kata nya kacau, tapi dia tidak bisa hanya diam saja ditempat nya. Dia nyaris turun dari brankar jika aku tidak bergerak cepat menahan bahunya, "Mau kemana, Daniza?"kataku menatapnya seraya melangkah maju, dia melotot dan menepis tangan ku dengan kasar.

"Minggir, mau lewat!" Dia mendorong dada ku dan itu tidak berarti apapun, aku masih bergeming diposisi ku."Daniza, kamu suka sekali menyentuh dada ku? Bila ku balas bagaimana respon mu" aku menunjuk dadanya, nyaris menyentuh bila ku dorong sedikit lagi.

"Jangan macam-macam!" Dia menepis jariku lagi, dan aku merasa terhibur dengan pelototan tajam nya itu.

" Kamu yang memulai, aku hanya ingin membalas. Apa salahnya dengan itu?"Daniza beringsut mundur dari brankar nya, membuat punggungnya nyaris menyentuh tembok.

"Itu salah...itu tidak sopan, kurang ajar. Mengerti!" Suaranya cukup keras sampai aku ingin sekali membungkam bibir merah muda itu, tidak ada orang juga, mungkin bisa sekalian ikut naik ke atas brankar. Aku terkekeh, bisa gila aku jika terlalu lama disini.

"Baiklah, aku mengerti. Tapi, kira-kira apa hukuman untuk orang seperti itu?"mata nya berkeliaran ke seisi ruangan, jelas mencari jawabannya.

"Mungkin...dia harus dihajar, sampai babak belur."

"Meskipun itu perempuan?"dia terdiam sebentar terlihat berpikir, baru setelahnya mengangguk.

Aku terkekeh seraya melangkah menjauh, sehingga menyisakan jarak, begini mungkin akan menahan kewarasanku. Barulah Daniza terlihat lebih tenang diatas brankar, membuat ruangan itu menjadi hening dan yang terdengar hanyalah jarum jam di dinding.

Aku menatapnya dan dia hanya menunduk, memainkan ujung kaos olahraga nya yang kotor. "Kamu ngga nyaman?"diam sebentar, baru dia menyahut. "Apanya?"tapi dia tidak menoleh padaku. Dengan pakaian mu? aku bisa bantu melepaskan nya, itu kegilaan yang ingin ku tanyakan dan harus ku rahasia kan.

"Bukan apa-apa!" Dan keheningan kembali mengambil alih, dia tidak penasaran dan aku hanya diam memandang nya.

Terpikir oleh ku, bagaimana Daniza ternyata begitu ceroboh. Yang dalam pantauan ku, ini sudah ke tiga kali nya dia terjatuh dengan luka ditempat yang sama. Waktu itu di Jalan Selatan ketika dia mengantar adiknya ke sekolah, Daniza nyaris terjatuh juga dari sepeda karena dia menoleh ke belakang ketika sedang berkendara, lalu dia ditegur oleh Ibu-ibu, namun itu masih belum membuat nya jera ternyata, karena dia masih melamun sampai di Jalan Utara, jadi aku memberi nya klakson.

Di lain hari waktu sore, ketika aku duduk didepan teras, Daniza juga terjatuh ketika itu dan itu adalah kali ke dua dia terjatuh yang tidak luput dari pantauan ku. Yang lebih ceroboh dari itu, rok nya disingkap sampai memperlihatkan paha nya. Dan yang paling membuat ku kesal, Ali ternyata mengikuti mereka dibelakang, keadaan nya yang seperti itu membuat ku menyuruh untuk menutup rok nya, sebelum Ali melihat apa yang sudah ku lihat. Yang lebih mengherankan Daniza masih bisa sekolah besok nya, padahal jalan nya tertatih.

"Keluar lah!"perintah nya tiba-tiba setelah keheningan yang berlangsung lebih dari tiga menit, menghancurkan seluruh senyap yang menyenangkan.

"Nanti, tunggu teman-teman kamu datang dulu" dia masih belum menoleh kearahku, perhatiannya masih menetap pada kaos olahraga berwarna biru itu.

Lalu hening terjadi lagi untuk beberapa menit ke depan, sebelum akhirnya hancur karena teman-teman nya telah kembali. "Oh...Han masih disini ternyata, pantas saja Rina kebingungan mencari " Aca yang pertama kali masuk lalu disusul Lani yang menyahut "Ya baguslah, berarti Han pegang omongannya" dan aku tidak perlu menjawab lagi akan ucapan Aca itu.

Aku ingin keluar saat Winda masuk, tapi urung ku lakukan ketika muncul Ali dari luar seraya berseru ," Daniza...astaga, "dengan cepat dia berjalan mendekati Daniza, berdiri disisi brankar nya.

Melihat itu rahang ku mengeras, pegangan di tongkat ku menjadi erat. Awas! Jika berani menyentuh nya. "Ternyata benar kata, Vano. Kamu itu ceroboh "aku ikut mendekat, berdiri disamping Ali.

"Ini karena aku asal-asalan pas pemanasan, bukan karena ceroboh. Anak itu sok tahu" hebat sekali, dia bisa dengan mudah bicara sepanjang itu hanya untuk menjawab omongan Ali yang tidak bermutu.

Tapi aku tidak akan mempermasalahkan nya kali ini, sebab matanya melirik padaku. "Oke-oke, terserah kamu ingin mengatakan apapun. Astaga Daniza...."Ali terlihat begitu prihatin sampai dia geleng-geleng kepala.

"Lalu siapa yang membawa Daniza ke UKS? Apa dia digendong oleh lelaki?" Kali ini dia meninggikan suaranya, "Teman-teman nya yang rangkul, Daniza masih terlalu kuat untuk digendong. Dia malah mampu menyelesaikan olahraga Estafet, memberikan tongkat pada Gato" kata ku yang merasa kesal dengan pertanyaan Ali, seakan dia cemburu.

Padahal Daniza bukan siapa-siapa nya dan tidak akan ku biarkan jadi apa pun baginya. Daniza melihat padaku dan itu membuat pandangan kami bertemu meski hanya seperkian detik, karena dia segera menunduk lagi. Matanya yang berbinar memang belum kembali , namun ku rasa itu tidak akan lama lagi.

" Daniza memang sekuat itu" pujian datang dari Lani yang berdiri di samping Ali yang lain, pujian yang mengubah raut Ali jadi kagum."Apa ini masih sangat menyakitkan?" Bersamaan dengan pertanyaan nya itu tangan Ali bergerak hendak menyentuh Daniza.

"Jangan disentuh!"aku menahan tangan nya seraya menaikan pandanganku pada Ali yang nampak terkejut begitu pun dengan yang lainnya. "Tanganmu ada saos nya!" Aku menunjuk punggung tangan Ali, dan dia terkesiap ketika menyadari nya. Aku menyebutnya, alasan yang datang tepat waktu.

"Oh...aku baru lihat, karena buru-buru kesini setelah dengar kabarnya dari Aca, aku jadi lupa belum cuci tangan, bayar nya pun aku lupa "dia cengengesan seraya menggaruk belakang kepalanya.

"Ali, kamu jorok! Keluar sana bersih kan!"

"Aku ngga akan megang-megang lagi, tenang saja" kata-kata nya mungkin bisa dipercaya, namun keberadaan nya disekitar Daniza tetap tidak bisa ku toleransi.

Maka aku akan tetap disini, duduk dilantai bersama mereka. mengamati tingkah nya yang mungkin saja mengganggu kenyamanan ku. Dan itu langsung terbukti dari caranya yang sesekali menatap Daniza walaupun sambil mengobrol dengan kami, jadi tiap kali dia melihat Daniza yang tengah berbaring di brankar sambil mendengarkan obrolan kami,setiap itu juga aku akan langsung menyebutkan namanya dalam topik obrolan yang diangkat, agar matanya beralih dari Daniza.

1
Abel Peony
Seliar Lalat
Abel Peony
Kacamata/Shhh/
Abel Peony
Awas, bau jigong!
Abel Peony
Jahil Banget, sumpah, deh!
Abel Peony
Jahil, yah!
rina Happy
haruskah aku mnunggu tamat dulu novelmu baru aku baca author?
aaaaaaa aku tak sanggup menungguuuu
Asrar Atma: hehehe sabar yaa, rina.
total 1 replies
Kesini
panas hanul
Kesini
sopan lah begitu
Kesini
wahhhh intens
Abel Peony
Huh/Shhh/
Abel Peony
Daniza itu anak alam
Abel Peony
Gatot, Hanul/Good/
Abel Peony
Masa langsung nanya bawaan orang, sih, Bu?
Kesini
kan benar Gato tau segalanya
Kesini
mertua mu kejam hanul
Kesini
walah Bu Gato itu
Kesini
banyak sekali pertanyaan
Abel Peony
Banyak duit, Si Han, ini. Pantesan Daniza suka.
Abel Peony
Masa, Dim?
Asrar Atma
wah...makasih Rina Happy
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!