Titik Balik Kehidupan Elena

Titik Balik Kehidupan Elena

Bab 1 - Perselingkuhan sang pacar dengan adiknya

Elena berjalan di lorong apartemen mewah dengan senyum yang menghiasi wajahnya, dia baru saja kembali dari luar kota setelah 2 minggu mengurus pekerjaan di sana.

Dia ingin membuat kejutan untuk kekasihnya, jadi dia tidak memberitahu kedatangannya saat ini.

Begitu sampai di depan unit miliknya, Elena menekan sandi pintu dan pintu pun terbuka. Baru satu langkah masuk, dua buah sneakers berbeda ukuran menarik perhatiannya. Dia mengenali salah satu sepatu tersebut karena dia yang membelinya.

Elena melanjutkan langkahnya hingga dia sampai di depan kamarnya dengan sang kekasih, pintu kamar tersebut terbuka sedikit.

"Kenapa kamu selalu bersikap lembut pada kakakku, tetapi selalu menggodaku?"

"Kakakmu tidak pernah membiarkanku menyentuhnya selama 3 tahun aku menjadi kekasihnya. Dia kaku dan aku kehilangan gairah dengannya. Dia tidak bisa dibandingkan denganmu yang imut ini."

Elena sangat mengenali suara dua orang yang sedang berbincang di dalam kamar tersebut. Ekspresinya menjadi dingin dan kedua tanganya mengepal kuat.

Salah satu orang yang ada di dalam kamar tersebut menyadari kehadirannya dan mengulas senyum lebar. "Kak Alex, aku merasa tidak nyaman dan ingin mandi," ucap orang itu dengan nada manja.

"Oke. Aku akan menggendongmu," balas Alex-- kekasih Elena yang belum menyadari kehadirannya.

Elena membuka pintu kamar lebih lebar, hal itu membuat Alex yang tengah menggendong seseorang melihat kedatangannya.

"Elena?" panggil pria itu dengan tatapan terkejut. "Sayang, kamu...kenapa kamu kembali dengan cepat?" lanjutnya.

Alex kembali meletakkan orang yang dia gendong di atas kasur, pria itu mendekat ke arah Elena hanya dengan menggunakan celana dalam.

"Sayang! Dengarkan aku, ini tidak seperti yang---"

Belum sempat ia melanjutkan ucapannya, Elena sudah lebih dulu tertawa keras. "Aku kembali setelah 2 minggu pergi, dan sekarang apa yang aku lihat? Pacarku dan adikku tersayang baru saja bercinta? Sungguh kejutan yang luar biasa," ucapnya.

"Kakak!"

Sophia--adik Elena mendekat ke arah keduanya. "Kakak! Jika ingin marah, marah saja padaku. Jangan bertengkar dengan Kak Alex, ini semua salahku," ucapnya. Wanita yang 2 tahun lebih muda dari Elena itu berlutut di depan sang Kakak.

"Aku mohon, jangan benci Kak Alex!" ucapnya lagi dengan memohon, air mata sudah mengalir deras di wajahnya.

Tangis Sophia semakin mengeras, dia meraih tangan Kakaknya tetapi Elena segera menghempaskannya.

"Elen! Ini antara kamu dan aku, Sophia masih terlalu muda. Jangan membuatnya kesulitan," tegur Alex. Hal itu membuat Elena tidak bisa berkata-kata lagi.

"Ayo bangun, lantainya dingin," ucap Alex dan membantu Sophia berdiri.

Elena menatap adiknya, "Benar! Kamu memang masih muda, seseorang akan menjadi dewasa saat berusia 18 tahun, dan sekarang usiamu 20 tahun. Tapi kamu sudah berani naik ke atas tempat tidur orang lain, itu sangat mengagumkan."

Dia menarik kerah kaos yang di kenakan Sophia, dan tanpa dia sadari sang adik tersenyum miring.

Plak!

"AHH! Kakak menamparku?! Tak apa, aku menerimanya dengan lapang dada. Aku sudah mengecewakanmu," ujar Sophia sembari memegangi pipinya yang memerah.

"Berhenti, Elen! Dia mungkin anak yang tidak sah, tetapi dia tetaplah adikmu! Bagaimana bisa kamu menamparnya!" marah Alex, pria itu membawa Sophia ke dalam pelukannya.

"KAMU TAU DIA ADIKKU, TAPI KENAPA KALIAN TETAP MELAKUKANNYA!" teriak Elena tak percaya.

Alex seketika terdiam, "Kalian berdua membuatku jijik!"

Setelah mengatakan itu Elena berbalik dan keluar dari kamar dengan wajah datarnya. Kekasih yang amat begitu dia cintai sudah bermain api dengan adiknya.

Percayalah, bukan dia yang menampar Sophia. Wanita itu menampar pipinya sendiri.

Begitu keluar dari kawasan Apartemen, Elena melajukan mobilnya tak tentu arah. Kabar baiknya adalah, dia tidak mengeluarkan air mata setetes pun.

2 tahun lalu, ada seorang wanita muda yang datang ke rumahnya dan mengaku sebagai anak dari ayahnya. Setelah melakukan tes DNA, ternyata wanita itu memang anak sang ayah yang pernah meniduri sekretarisnya 17 tahun silam.

Saat itu, Sophia langsung menarik perhatian sang ayah dengan ucapan manisnya. Ayahnya yang tidak begitu menyukainya justru semakin menjauh dari hidupnya. Hanya sang Kakek lah yang selalu mendukungnya sejak kecil, bahkan setelah kematian Ibunya.

Alex masih terus mengirim pesan dan mengajaknya untuk berbicara, tapi dia abaikan. Perselingkuhan adalah hal yang tidak akan pernah dia maafkan.

...****************...

Malam datang dengan cepat, Elena sudah lelah berkeliling mencari udara segar. Malam ini dia akan tidur di rumah utama, di mana sang Kakek tinggal. Ayahnya memiliki rumah sendiri dan tinggal bersama adik tirinya.

Ponselnya berbunyi, nama "Kakek" terpampang jelas di layar ponselnya. Tanpa menunggu lama Elena menggeser tombol hijau, kebetulan dia sedang menunggu lampu merah.

"Uhuk! Uhuk!"

Suara batuk dari Kakeknya menjadi sapaan pertama yang dia dengar. "Uhuk! Uhuk! Sophia...."

"Kamu ingin melihatku menendangmu keluar dari keluarga ini? Beraninya kamu menganggu Elena di saat aku masih hidup!"

Elena terdiam saat mendengar Kakeknya menyebut nama adik tirinya. Apakah sekarang Kakek sedang berbicara dengan Sophia? Apalagi yang anak itu perbuat sekarang! batinnya.

"Kakek! Kondisimu sedang tidak baik! Jangan bertengkar dengannya, aku akan pulang secepatnya!" ucapnya dengan panik. Begitu lampu sudah berganti menjadi hijau, dia segera menginjak pedal gas dan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.

"Uhuk! Uhuk! Uhuk!"

"Kamu mengusir semua pelayan dan memaksaku untuk menulis ulang surat wasiat, memberikan semua harta keluarga...."

"Apa kamu tidak takut apa yang akan Elena lakukan padamu jika dia mengetahui hal ini?"

"HA HA HA HA HA" Sophia tertawa keras. "Memangnya apa yang akan dia lakukan padaku?

"Pacarnya sudah ku rebut. Cucu yang sangat kamu sayangi itu pasti sedang bersembunyi di pojokan sekarang, Kakek bau tanah."

"Kamu membenciku, kan? Kamu hanya sayang pada cucu tertuamu, kan? Aku memang berniat mengambil semua miliknya."

Elena mendengar semuanya, dia menambah kecepatan mobilnya. Kakeknya sudah berusia 75 tahun, dia tidak akan membiarkannya menghadapi Sophia sendiri.

"Sophia!" geramnya sembari mencengkeram kuat stir mobil.

Bersambung

Jangan lupa like dan subscribe jika suka ya🤗

Episodes
1 Bab 1 - Perselingkuhan sang pacar dengan adiknya
2 Bab 2 - Titik Balik Kehidupan Elena
3 Bab 3 - Awal kehidupan setelah bebas
4 Bab 4 - Cinta satu malam
5 Bab 5 - Kehidupan baru Elena
6 Bab 6 - Orang dari masa lalu
7 Bab 7 - Pria berpakaian serba hitam
8 Bab 8 - Namaku bukan Veronica
9 Bab 9 - An An dan Ken Ken
10 Bab 10 - Menginap
11 Bab 11 - Green Cafe
12 Bab 12 - Acting yang sangat bagus
13 Bab 13 - Dialah yang akan mengejarku
14 Bab 14 - Tugas sebuah kamera
15 Bab 15 - Sebuah pertunjukkan
16 Bab 16 - Pemilik hati seperti rubah
17 Bab 17 - Apa itu pacal?
18 Bab 18 - Hubungan seumur hidup
19 Bab 19 - Saos Tomat
20 Bab 20 - Kenapa aku harus mengotori tanganku?
21 Bab 21 - Mimpi buruk mulai menghantui
22 Bab 22 - "Aku beruntung memilikimu"
23 Bab 23 - Menangkap ikan besar
24 Bab 24 - Sophia menelan umpan dengan baik
25 Bab 25 - Cahaya ditengah kegelapan
26 Bab 26 - Mawar putih 100 tangkai
27 Bab 27 - Tentang Maya Eliana
28 Bab 28 - Dukungan dari orang di masa lalu
29 Bab 29 - Golongan darah O
30 Bab 30 - Apa kamu tau bagaimana perasaanku?
31 Bab 31 - Sehelai rambut
32 Bab 32 - Inilah Andreas Brown yang sebenarnya
33 Bab 33 - Papa itu apa?
34 Bab 34 - Adipati dan Sophia
35 Bab 35 - Cemburu buta
36 Bab 36 - Lantai Dansa
37 Bab 37 - Jembatan layang
38 Bab 38 - Terima kasih untuk semalam
39 Bab 39 - Sophia menggila
40 Bab 40 - Permainan kata Andreas
41 Bab 41 - Rasa manis dari balas dendam adalah?
42 Bab 42 - Malam tahun baru
43 Bab 43 - Sophia tetaplah Sophia
44 Bab 44 - Pelanggan pertama
45 Bab 45 - "Secret Menu"
Episodes

Updated 45 Episodes

1
Bab 1 - Perselingkuhan sang pacar dengan adiknya
2
Bab 2 - Titik Balik Kehidupan Elena
3
Bab 3 - Awal kehidupan setelah bebas
4
Bab 4 - Cinta satu malam
5
Bab 5 - Kehidupan baru Elena
6
Bab 6 - Orang dari masa lalu
7
Bab 7 - Pria berpakaian serba hitam
8
Bab 8 - Namaku bukan Veronica
9
Bab 9 - An An dan Ken Ken
10
Bab 10 - Menginap
11
Bab 11 - Green Cafe
12
Bab 12 - Acting yang sangat bagus
13
Bab 13 - Dialah yang akan mengejarku
14
Bab 14 - Tugas sebuah kamera
15
Bab 15 - Sebuah pertunjukkan
16
Bab 16 - Pemilik hati seperti rubah
17
Bab 17 - Apa itu pacal?
18
Bab 18 - Hubungan seumur hidup
19
Bab 19 - Saos Tomat
20
Bab 20 - Kenapa aku harus mengotori tanganku?
21
Bab 21 - Mimpi buruk mulai menghantui
22
Bab 22 - "Aku beruntung memilikimu"
23
Bab 23 - Menangkap ikan besar
24
Bab 24 - Sophia menelan umpan dengan baik
25
Bab 25 - Cahaya ditengah kegelapan
26
Bab 26 - Mawar putih 100 tangkai
27
Bab 27 - Tentang Maya Eliana
28
Bab 28 - Dukungan dari orang di masa lalu
29
Bab 29 - Golongan darah O
30
Bab 30 - Apa kamu tau bagaimana perasaanku?
31
Bab 31 - Sehelai rambut
32
Bab 32 - Inilah Andreas Brown yang sebenarnya
33
Bab 33 - Papa itu apa?
34
Bab 34 - Adipati dan Sophia
35
Bab 35 - Cemburu buta
36
Bab 36 - Lantai Dansa
37
Bab 37 - Jembatan layang
38
Bab 38 - Terima kasih untuk semalam
39
Bab 39 - Sophia menggila
40
Bab 40 - Permainan kata Andreas
41
Bab 41 - Rasa manis dari balas dendam adalah?
42
Bab 42 - Malam tahun baru
43
Bab 43 - Sophia tetaplah Sophia
44
Bab 44 - Pelanggan pertama
45
Bab 45 - "Secret Menu"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!