Last Punishment : DEATH

Setelah Gaurav masuk ke dalam mobil, Nainaa langsung pergi pulang. Dia tidak tahan jika harus lama-lama menatap kepergian Gaurav. Baru saja 5 langkah berjalan, tiba-tiba orang tak di kenal menyemprotkan cairan ke wajah Nainaa. Cairan itu merupakan sebuah obat bius. Dan setelah Nainaa pingsan, orang tersebut langsung membawanya pergi.

Malam harinya, di rumah Prasad. Karena merasa tak aman, Prathap di minta untuk menginap di rumah Prasad.

"Bagaimana Prathap. Apa kau sudah hubungi Nainaa?"

"Nomornya sejak tadi tidak bisa di hubungi. Sepertinya dia sedang sedih dengan berita penangkapan Gaurav, "

"Aku rasa begitu." Mereka kembali bersantai guna mengistirahakan diri, namun tiba-tiba listrik di rumah Prasad mendadak mati. Prasad bingung, karena yang mati hanya listrik di rumahnya. "Kau tunggu sini Prathap, biar aku yang menyalakan listriknya, " ucap Prasad. Baru saja Prasad berdiri, mendadak listri itu kembali hidup. Dan di kejutkan dengan kemunculan Abimanyu di depan mereka.

"A-abimanyu?"

"Kalian tidak usah khawatir. Aku kesini tidak untuk membunuh kalian, "

"Kemarilah Abi, duduk di sini!" perintah Prasad.

"Apa yang membuat mu kemari Abi?"

"Ada banyak yang ingin ku pertanyakan kepada mu pak, "

"Tentang apa?"

"Gaurav." Mendengar itu, Prasad dan Prathap saling menatap satu sama lain.

"Apalagi yang ingin kau ketahui tentang Gaurav, Abi? Bukan kah dia sudah mengakui semua kesalahannya, "

"Ini bukan soal kasus nya, tapi ini tentang latar belakang Gaurav." Mendengar itu, Prasad terkejut. Dia sudah berjanji pada Gaurav untuk tidak membocorkan siapa dirinya yang sebenarnya. Apalagi yang Prasad tau, kalau Abimanyu sangat dekat dengan Chaturvedi. Prasad mengira bahwa Chaturvedi meminta Abimanyu untuk menggali informasi tentang Gaurav.

"Maafkan aku Abimanyu. Aku tidak bisa menceritakan kehidupan pribadi Gaurav. Karena ini sudah melanggar hak privasi nya, "

"Bhairav Balram Azaad, " ucap Abimanyu yang kemudian berdiri mendekati pinggiran balkon. "Putra sulung Satya Balram Azaad, dan mempunyai adik bernama Gaurav Balram Azaad. Benar bukan?" gumam Abimanyu pelan. Prasad tidak terkejut, dia justru diam dan berpikir kalau Abimanyu mungkin mendapatkan informasi dari Chaturvedi.

"A-aku tidak tau Abi, "

"KAU YANG PALING AKRAB DENGANNYA, APA KAU TIDAK TAU?" bentak Abimanyu. Mereka terkejut saat melihat Abimanyu marah seperti tidak biasanya. "Ma-maafkan aku, " sambung Abimanyu yang langsung berbalik karena tidak mau memperlihatkan kesedihannya.

"Bertahun-tahun aku terus bertanya, dimana Gaurav? Bagaimana dia sekarang? Dengan siapa dia tinggal kalau orang tua kami sudah tidak ada?" gumam Abimanyu pelan. Mendengar itu Prasad pun begitu terkejut. "Dan setelah Gaurav datang. Aku mulai merasakan kehadiran adikku. Kehadiran keluarga ku, dan juga... Aku merasa bahwa Gaurav itu adalah adikku, " sambung Abimanyu.

"Ja-jadi... "

"Iya pak Prasad. Aku Bhairav Balram Azaad. Aku menyembunyikan identitas ku sebagai Abimanyu Kanwar. Keluarga ku sekarang taunya kalau aku hilang ingatan. Tapi tetap saja. Ibarat mayat. Semakin sering di tutup-tutupi, baunya pasti akan tercium. Dan kini sudah tiba saat nya kisah lama tertulis kembali, "

"Tapi. Apa yang ingin di tulis saat ini? Aku cukup kecewa mengetahui adikku tumbuh sebagai pembunuh, "

"Abi, jika kau tau tujuan nya-"

"Untuk rakyat. Itu kan? Itu yang selalu dia katakan setiap kali kita bertanya apa tujuannya, "

"Jadi selama ini kau masih hidup, Bhairav?" tiba-tiba ponsel Abimanyu berdering. Ia mengangkat telpon tersebut, dan mendapatkan kabar kalau Gaurav berhasil kabur saat dalam perjalanan ke pusat kota.

"Ada apa Abimanyu?"

"Gaurav berhasil kabur, aku harus mencarinya, " ucap Abimanyu yang langsung bergegas pergi.

"Pak. Apa kita harus membantu Abi?"

"Tidak Prathap. Kita harus membantu Gaurav, " jawab Prasad yang langsung memberikan senjata kepada Prathap. Saat mereka hendak keluar, tiba-tiba seluruh pintu dan jendela di tutup dari luar oleh orang yang tak mereka kenal. "HEI SIAPA ITU?" teriak Prasad sambil menodongkan pistol, namun tiba-tiba tangan Prasad tertembak. Dan tak lama dari atas, sekelompok orang tak di kenal muncul sambil membawa istri dan kedua putri Prasad.

"LEPASKAN MEREKA, "

"DIAM! Jika kalian berani keluar dari sini, akan ku habisi kalian semua, " ancam penjahat tersebut. Rupanya mereka merupakan kelompok suruhan Chaturvedi.

...***...

Sementara itu, Gaurav yang sedang melarikan diri sejauh mungkin. Namun di tengah jalan ia di tabrak oleh mobil ayahnya Nainaa. Pandit langsung turun dan menghajar Gaurav. Pandit menuduh Gaurav yang sudah menyembunyikan Nainaa.

"SEJAK AWAL AKU TIDAK SETUJU JIKA KAU DENGAN PUTRIKU. KATAKAN DIMANA PUTRI KU PEMBUNUH?" bentak Pandit sambil mencengkram erat kerah baju Gaurav. "Na-nainaa?" Gaurav tentu kebingungan mengetahui kalau Nainaa ternyata hilang. Sementara Pandit terus menuduh Gaurav lah yang telah menculik Nainaa. Tiba-tiba ponsel Pandit mendapatkan panggilan video dari nomor Nainaa.

"NAINAA. KAU DIMANA NAK?" tanya Pandit yang khawatir.

"Se-seorang menculikku ayah..."

"Siapa yang menculik mu?"

"Aku... Aku tidak tau mereka siapa. Tapi yang pasti, aku melihat Abimanyu bersama mereka tadi." Mendengar itu, Gaurav terkejut dan teringat kalau dulu Abimanyu berkali-kali menyebutnya sebagai dalang hilangnya Rasika. Gaurav menyangkal kalau semua ini adalah permainan Abimanyu.

"NAINAA KATAKAN KAU DIMANA?" tanya Gaurav yang langsung mengambil ponsel Pandit.

"Gaurav? Gaurav please tolong aku... Aku takut di sini, " ucap Nainaa yang mulai menangis.

"Cepat kirim kan aku lokasimu, aku akan menjemput mu, "

"Baik Gaurav." Nainaa langsung mengirimkan alamat tempat dia di sekap saat ini. "Tunggu Gaurav! Aku akan mengantarkan mu, " ucap Pandit. Keduanya pun masuk ke dalam mobil dan bergegas pergi ke lokasi yang sudah di kirim oleh Nainaa. Sementara itu Nainaa, aksinya ketahuan oleh salah satu penjaga di sana. Ponsel nya di rampas dan di hancurkan. Nainaa di tarik dan di ikat di sebuah kursi. Nainaa di siksa. Darah mulai bercucuran melalui bibir nya.

"STOP!" teriak Abimanyu yang melihat Nainaa di siksa. Disana juga ada Diljit yang menjaga.

"Abi?"

"Kenapa kalian menculiknya?"

"A-abi. Rajesh mengatakan kalau Gaurav kabur bukan? Itu sebabnya aku menculiknya untuk memancing Gaurav datang, " ucap Diljit. Abimanyu terdiam, dan menganggap itu rencana yang bagus untuk menangkap Gaurav.

"Apakah perlu menyiksa nya?" Diljit hanya bisa diam karena tidak tau harus menjawab apa. Abimanyu mendekati Nainaa dan mengusap pelan darah dari bibirnya. Nainaa yang sudah sangat muak dengan Abimanyu hanya menepis wajahnya. Menjauhkan wajahnya agar tidak di sentuh Abimanyu.

"Setelah Gaurav berhasil di tangkap aku akan membawa mu pulang, dan meminta maaf pada orang tua mu, " ucap Abimanyu yang kemudian pergi menunggu Gaurav tiba.