NovelToon NovelToon
Ayo Kita Bercerai

Ayo Kita Bercerai

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: N. Egaa

"Ayo kita bercerai.." Eiser mengucapkannya dengan suara pelan. Kalea tersenyum, menelan pahitnya keputusan itu.

"Apa begitu menyakitkan, hidup dan tinggal bersama sama denganku?" tanyanya, kemudian menundukkan kepalanya. "Baik, aku akan menyetujui perceraiannya, tapi sebelum aku menyetujuinya, tolong beri aku waktu sebulan lagi, jika dalam waktu sebulan itu tidak ada yang berubah, maka kita resmi menjadi orang asing selamanya.."

Eiser mengangguk, keputusannya sudah bulat. Bagi Eiser, waktu sebulan itu tidak terlalu lama, dia akan melewati hari hari itu seperti biasanya, dan dia yakin tidak ada yang berubah dalam waktu sesingkat itu!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon N. Egaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Suasana menjadi canggung. Eiser meletakkan tubuh Kalea dengan pelan di atas ranjang. Kulit mereka tak sengaja bersentuhan, membuat suasananya semakin rumit untuk dijelaskan.

"Eiser.." Kalea menatap Eiser.

"Kalea.." Eiser membalas tatapannya. Kemudian dia kembali sadar dan mengalihkan pandangannya. "Aku mau mandi, kau istirahatlah duluan.."

"Aku.. juga mau mandi" Kalea kotor dengan tanah.

"Mau mandi bersama?" tanya Eiser dengan lembut.

"Apa?" Kalea syok, pipinya memerah membayangkan sesuatu diluar pemikirannya.

"Aku pikir lebih cepat selesai kalau mandi bersama."

"Itu.. Itu.." Wajah Kalea semakin merah dan tak karuan.

"Bercanda.. aku tau kau pasti menolaknya.."

"Ah! Iya..?"

Eiser tersenyum kemudian berjalan menuju kamar mandi.

Namun saat dia tiba di kamar mandi, Eiser menutup wajahnya dengan sebelah tangan. Wajahnya tak kalah merah dan tak karuan. Malahan Eiser akan menjadi semakin bingung jika Kalea mengiyakan perkataannya tadi.

"Aku harus berhati hati agar kejadian itu tidak terulang" Eiser mandi dan berusaha melupakannya.

Sementara itu, Kalea masih berdebar debar menunggu Eiser yang sedang mandi. Suara air yang berjatuhan itu membuatnya semakin gelisah. 'Pikiranku begitu kacau, apa yang harus ku lakukan? Aku sangat ingin melihat tubuhnya lagi, tapi.. itu terlalu mesum!'

Kalea berbaring sambil memeluk bantal, kemudian dia kembali duduk dan berkata. "Setidaknya, tubuh dan mata ini kan sudah sah menjadi istrinya.. aku hanya melihat tubuh suamiku sendiri, tidak masalahkan? Lagi pun aku sudah pernah masuk dan menghampiri langsung kok! Jadi ayo kita lihat!"

Kalea menganggukkan kepalanya, mulai berdiri dan bergerak menuju kamar mandi. Kamar mandi itu tidak terkunci, senyum nakal terukir indah dibibir itu, Kalea semakin bersemangat dan mulai mengintip ke dalam kamar mandi.

Matanya meluas saat melihat punggung suaminya, dia begitu seksi dan berotot. Setiap air yang membasahi tubuh itu, airnya menjadi kesatuan dalam keindahan tubuhnya.

"Ya ampun, ya ampun.. mataku!" Kalea berbisik.

Kemudian dia terkejut akan sesuatu yang tak biasa, dia segera menutup wajahnya dan melarikan diri dari tempatnya berdiri tadi.

Eiser mengeluh, kemudian bernafas lega. Dia melirik ke arah pintu kamar mandi. Pintunya sedikit terbuka, dia tidak merasa aneh. Karena dia sendiri yang tidak mengunci pintu itu, berharap Kalea menyusulnya.

'Sepertinya tidak mungkin..' monolog Eiser.

Disisi lainnya, Kalea menyembunyikan dirinya dibawah selimut. Pemandangan luarbiasa itu menjadi sesuatu yang harus Kalea ingat sampai kapan pun!

'Eiser melakukan itu?' tanya Kalea di dalam hati, dia tidak begitu kaget saat melihatnya. Mungkin semua pria juga melakukannya, tapi Eiser berbeda..

'Bukankah ada aku? Istrinya..?'

Clekk! Suara pintu yang terbuka. Eiser muncul dari pintu itu dan menyapa Kalea. "Hmm, Hai?"

"Hai?" Kalea membalasnya.

"Ya.. Hmm.." suasana menjadi canggung.

"Kau sudah mandi ya?" tanya Kalea yang ikutan jadi canggung.

"Ah? Ya.. aku membasahi tubuhku dengan air.." jawab Eiser dengan senyuman, dia berusaha memutuskan tali kecanggungan itu.

"Pfftt! ya.. kau benar, apa itu mandi? kita kan hanya membasahi tubuh kita dengan air, haha" Kalea tertawa kecil. Meresmikan tali kecanggungan yang putus itu.

"Apa kau tidak mau melakukannya juga?" tanya Eiser.

"Aku akan melakukannya juga.." jawab Kalea, berjalan menuju kamar mandi.

Saat Kalea mandi, Eiser juga berdebar debar.

Setelah Kalea selesai mandi, dia kembali dengan gaun tidur di tubuhnya. Dia melihat Eiser sedang membaca buku. Perlahan Kalea duduk dipinggir ranjang itu tanpa bersuara, dia berusaha mengeringkan rambut dengan handuknya.

"Apa mau ku bantu?" tanya Eiser, meletakkan buku itu di meja samping tempat tidur mereka.

"Tidak perlu, aku bisa sendiri.." jawab Kalea.

Eiser menganggukkan kepala, membiarkannya Kalea sendiri yang melakukannya. Namun dia terus melihat dan memperhatikan Kalea, setiap pergerakan yang Kalea buat membuat tubuh Eiser berdenyut.

'Tahan Eiser.. Jangan mengulang kejadian yang sama seperti yang pernah terjadi sebelumnya, aku tidak ingin Kalea menyesalinya lagi..' monolog Eiser.

"Eiser.." Kalea terus memanggil namanya, namun Eiser masih termenung hingga akhirnya Kalea menyentuh pipi Eiser dengan jari telunjuknya.

"Ah? Apa?" Eiser mulai merespon.

"Aku memanggilmu terus dari tadi.."

"Maaf, mungkin karena aku lelah.."

"Kalau begitu, ayo kita beristirahat.."

"Ya.."

Kalea tak habis pikir dengan tindakan Eiser, padahal dia sangat berharap Eiser mau membantunya tadi. Dia menolak dengan mulut namun tidak dari hatinya, Eiser sedikit menjengkelkan baginya.

"Eiser.." panggil Kalea lagi.

"Hmm?" sahut Eiser.

"Lain kali, jika aku menolak.. Itu bukan berarti aku benar benar menolaknya, bisa saja aku ingin kau lebih peka dan bergerak tanpa ku minta.. kau mengerti?"

"Aku.. sedikit tidak mengerti, tapi aku akan mencoba apa yang kau katakan itu nanti."

"Hm, baguslah kalau begitu!" ucap Kalea, jeda sebentar kemudian kembali berbicara.

"Eiser.."

"Hemm?"

"Aku ingin memulai bisnis.."

"Benarkah? Apa itu? Bisnis apa yang ingin kau jalani?"

"Aku ingin berbisnis di drama teater.." jawab Kalea

Eiser membalikkan badan tidak merespon Kalea.

"Eh, kok gitu sih?"

"Percayalah Kalea, itu hanya membuang buang waktu dan uangmu saja.. Cari dan pikirkan bisnis lainnya, aku akan mendukungmu, kecuali ditempat itu.."

"Aku sudah memikirkannya, tempat itu cukup menarik dan bagus! aku ingin berbisnis disana.."

"Lakukan saja jika kau mau, tapi uang bulananmu aku potong.."

"Kau!"

"Selamat tidur!"

"Kau kejam Eiser!"

"Itu bukan kejam, itu bijak!"

"Bijak apanya?"

"Aku menyelamatkanmu dari hal yang sia sia, itu salah satu kebijakan dariku!"

"Bijak apanya!"

"Aku lelah Kalea, tidurlah.."

"Aku tidak mau!" ucap Kalea, walaupun berkata begitu akhirnya Kalea tidur dengan mulut yang masih berkata kata. "Aku tidak akan mendengarkanmu.."

Eiser berbalik, melihat Kalea yang tidur. Memberinya selimut dan kecupan singkat pada kening istrinya. Dia sedikit meregangkan tubuh. Tak lama dari itu, seekor burung merpati pengantar surat tiba, mengetuk jendela kamar itu dan menunggu Eiser mengambil suratnya.

"Dari Isyarh ya..?"

Eiser mengambil surat itu. Dia membacanya dengan teliti, itu kabar buruk dari Isyarh, Eiser melihat keluar jendela. 'Turut berduka cita atas kepergianmu, Count..'

Eiser memperhatikan Kalea yang sedang tidur, mereka harus berangkat ke Isyarh. Melakukan pemakaman ayah mertuanya, Eiser tidak menyesal meminta Dyroth untuk melakukannya. Hanya saja dia merasa bersalah lagi pada Kalea.

'Maafkan aku.. Kalea.'

Sementara itu, di sebuah rumah kayu di bagian hutan timur Celeste. Disana Lilian dan Lolia tinggal untuk sementara waktu, mereka tenggelam dalam pikiran mereka masing masing. Sebelumnya, mereka berasal dari wilayah Gior, wilayah yang dipimpin oleh Marquis Era.

Mereka di dagangkan menjadi budak dan dikirim ke Celeste. Lilian dan Lolia terus disiksa dan kelaparan ditempat perbudakan. Tidak ada yang membantu dua saudara itu, mereka sibuk menyelamatkan diri mereka masing masing. Hingga suatu kejadian pun terjadi..

"Tolong! adikku sakit, tolong!"

"Kakak.. Perutku sakit.." Lolia meringis kesakitan.

"Pak, tolong adikku pak!!" Lilian terus memohon.

"Oho~ baiklah.. aku akan menolongmu.. Kemarilah" Pak tua itu memandangi Lilian dari atas ke bawah, dia berniat memanfaatkan kelemahan Lilian saat itu.

"Kakak! Jangan kak!" Lolia menangis, dia menahan tangan kakak perempuannya.

Duagh! Pria tua itu mendorong tubuh Lolia hingga jatuh dan tak sadarkan diri karena kepalanya terbentur sesuatu yang keras.

"Lolia!!" Lilian segera mendekati adiknya.

"Sini kau! Bukankah kau ingin aku menolongmu?!" Pria tua itu menarik rambut Lilian ke atas.

"Akhh! Lepaskan!!" Lilian meronta ronta kemudian menggigit kaki pria itu.

"Arghh!!" Pria itu kesakitan, melepaskan rambut Lilian.

Lilian segera berlari dan memeluk adiknya.

Pria itu kembali mendekat dan menendang nendang tubuh Lilian. "Sialan! Kau wanita sialan!" umpatnya.

Lilian tetap memeluk adiknya dan menangis.

Kemudian mereka di beli oleh seorang bangsawan yang kaya raya. Berpikir akan keluar dari neraka, kini mereka malah terjatuh semakin dalam, jauh ke dasar neraka itu.

Lilian di siksa dengan eksperimen sihir, dia diikat dan dipajang didepan semua bangsawan. Sihir itu meluap keluar dari tubuhnya kemudian meledakkan sihir yang penuh cahaya bintang. Tapi setiap kali ledakkan itu terjadi, setiap kali itu juga Lilian merasa ingin mati..

"Arghh!!" Lilian kesakitan.

Darahnya bercampur dengan sihir, menggumpal lalu meluap dan meledak ledak, anehnya tidak ada satu orang pun dari mereka merasa kasihan, mereka tetap takjub dan menontonnya tanpa berkedip.

Mereka berebutan membeli tiket tanpa mengira uang yang akan mereka keluarkan. Mereka serakah!

Mereka menonton tanpa mengira efek samping yang dirasakan oleh orang yang menggunakan sihir itu. Mereka kejam!

Mereka terus meminta pertunjukkan itu dilanjutkan tanpa henti. Mereka berbahaya!

.

.

.

Bersambung!

1
partini
👍
Noorjamilah Sulaiman
permulaan yg Baik....harap2 smpi tamat ceritanya ok....
Nona Egaa: Siap! Pantengin terus ya kak/Rose/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!