NovelToon NovelToon
Lelang Perawan With Mr. Zico

Lelang Perawan With Mr. Zico

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Roman-Angst Mafia
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: Neoreul

“Aku sudah membelimu, jadi menurutlah. Patuhi semua keinginanku! Kau hanya budak di sini, tidak ada pilihan lain selain menuruti semua yang kukatakan!” Zico Archiven berkata pada seorang gadis cantik yang baru dibelinya dari tempat pelelangan.

Zico Archiven adalah seorang Tuan Muda generasi penerus dari keluarga Archiven di Italia. Dia adalah pebisnis sukses yang mempunyai beberapa usaha yang tersebar di seluruh dunia. Tak hanya jadi pebisnis sukses, dia juga menjabat sebagai ketua Mafia warisan dari sang Ayah yang sudah meninggalkannya lima tahun yang lalu.

Zico mempunyai kelainan aneh, dia tidak suka melihat wanita yang terlahir dari keluarga kaya raya. untuk itu dia mencari seorang budak untuk dijadikannya sebagai tempat pelampiasan hasr4tnya.

Bagaimana kelanjutan kisah Zico? Saat melihat gadis budaknya, Zico merasakan sesuatu yang beda. Dia seperti pernah melihat gadis tersebut. Siapakah gadis itu? Rahasia apa dibalik rasa penasarannya itu? Baca selengkapnya di sini, ya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neoreul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 21 Tanpa Perlawanan

Aurora tertembak di bagian dadanya. Namun, bukan peluru yang keluar, melainkan alat bius agar mengurangi pergerakannya. Nicco berpikir jika Aurora masih menguntungkan.

Alat bius itu pun sangat cepat merasuk ke dalam aliran darah Aurora. Tubuhnya mulai lemas dan tidak bertenaga. Nicco tersenyum puas, dia merasa bangga telah mendapatkan seseorang yang berguna.

"Kalian bawa gadis itu ke ruang bawah tanah. Aku sendiri yang akan menghukumnya!" perintah Nicco pada anak buahnya.

Aurora sudah pingsan tidak sadarkan diri. Salah satu bodyguard menggendongnya masuk ke dalam untuk ditempatkan di ruang bawah tanah. Tempat paling rahasia untuk menghukum para tawanan yang ingin kabur.

****

Sementara itu di tempat lain, Zico sedang menyusun rencana untuk mencari keberadaan Aurora. Dia meminta Fedric untuk melacak lokasi yang dikirimkan oleh GPS yang sudah diaktifkan dalam cincin berlian.

"Bagaimana Fedric? Apa kau sudah menemukan lokasinya?" tanya Zico dengan ekspresi wajah tegang.

"Saya sudah menemukannya, Tuan. Lokasi itu berada di Kamboja. Apa ini ada hubungannya dengan kasus perdagangan manusia itu? Banyak sekali berita yang menyiarkan kasus besar ini," jawab Fedric membuat Zico semakin gelisah.

"Nicco, sejauh ini aku belum pernah mendengar kabar jika dia melakukan bisnis itu. Aku hanya tahu, jika dia memproduksi obat terlarang yang diedarkan di daratan Eropa. Jika memang dia menjalankan bisnis kejam itu, bagaimana dengan nasib Aurora?" tanya Zico sambil berpikir.

Fedric masih serius mengoperasikan laptopnya. "Tuan, saya menemukan kejanggalan di pusat perbelanjaan. Ada beberapa orang yang terlihat mencurigakan sebelum cctv dihapus."

"Kejanggalan apa yang kau temukan, Fedric?" tanya Zico penasaran.

"Saya melihat bayangan Nona Celine ada di sana, Tuan. Saya rasa, ada keterlibatan di antara mereka," jawab Fedric, dia selalu berpikir kritis.

"Apa menurutmu Aurora akan mengkhianatiku, Fedric? Dia baru saja kuberikan kepercayaan. Di saat dia terdesak dan mengancam nyawanya, apa dia akan mengkhianatiku dan berpihak pada Nicco?" tanya Zico mulai ragu.

Fedric mengembuskan napas berat. Pertanyaan itu membuatnya bingung. "Maaf, Tuan. Bukan saya membela Nona Aurora. Namun, saya mempunyai keyakinan jika Nona Aurora tidak akan mengkhianati Anda. Saya bisa menjamin itu."

"Baiklah, jika kau mengatakan seperti itu maka aku akan percaya. Kumpulkan semua anggota, aku ingin keluar sebentar. Aku harus bertanya pada Celine. Apa benar dia membantu Nicco dalam penculikan ini?"

"Baik, Tuan," jawab Fedric.

Zico keluar dari markasnya, dia ingin menuju ke apartemen milik Celine. "Kau pikir bisa lolos dariku? Aku akan memberikanmu pelajaran wanita licik."

Mobil keluar dari markas besar Sphinx Organization. Zico sangat cemas terhadap Aurora, tetapi dia harus bersikap tenang. Hanya membutuhkan waktu sekitar dua puluh menit untuk sampai di apartemen Celine.

Zico masuk ke dalam basement dan menunggu Celine di sana. Dia sudah tahu jadwal wanita yang sudah menjadi mantan tunangannya itu. "Jika sesuai jadwal, dia akan datang sebentar lagi. Aku hanya perlu menunggunya di sini," ucapnya dalam hati.

Sepuluh menit berlalu, terdengar suara mobil yang datang. Zico bersiap dan keluar untuk bersembunyi. Benar saja, Celine tiba dan langsung memarkirkan mobilnya. Tak lama kemudian, dia keluar dengan keadaan setengah mabuk.

"Cih, dasar pria gila! Aku hanya menginginkan Zico. Bukan Felix si bajingan itu. Bahkan aroma tubuhku pun berubah. Mengapa harus aku yang mengalami hal yang menjijikan ini? Membuatku muak!" Celine membanting pintu mobilnya. Dia berjalan sempoyongan menuju ke lift.

Celine tidak menyadari jika di dekatnya ada Zico yang tengah mengamati. "Kau berhenti!" seru Zico memanggil.

Celine menoleh ke belakang, dia terkejut saat melihat pistol yang sedang mengarah padanya. "Tuan, apa yang Anda lakukan di sini? Bukankah aku sudah melakukan tugas kemarin?"

Zico menyipitkan matanya, dia sedikit terkejut saat melihat Celine yang tidak mengenalinya.

"Apa yang Anda inginkan, Tuan? Aku sudah melakukan semuanya! Bahkan aku telah menyerahkan kesucianku pada si brengsek itu. Apa yang Anda inginkan?" tanya Celine frustasi.

"Jadi, kaulah dalang di balik semua ini? Kau bekerja sama dengan Felix untuk menjatuhkanku?" Zico membalas perkataan Celine.

Celine lebih terkejut lagi di saat mengetahui bahwa pria yang ada di depannya itu adalah Zico.

"Kau bukan orang itu? Zico apa yang kau lakukan di sini? Apa yang kau inginkan dariku? Apa belum cukup kau mencampakkan ku, hanya demi wanita j@lang itu?" Celine mengingat rasa sakitnya.

"Justru aku ingin bertanya padamu. Mengapa orang itu menargetkan Aurora? Apa yang diinginkannya? Apa tujuannya di negara ini? Katakan atau aku menembakkan peluru ini!" Zico mengancam Celine dengan serius.

Celine semakin murka. Dia mendekati Zico tanpa rasa takut. "Kau ingin menembakku? Jika itu maumu, lakukanlah! Tembak aku, Zico. Tembaklah aku sekarang juga! Tidak ada gunanya aku hidup, karena semuanya sudah hancur."

"Mengapa ini terjadi padaku, Zico? Aku sangat mencintaimu melebihi hidupku sendiri! Bahkan aku rela mengkhianati Ayahku demi tujuanmu tercapai? Namun, apa balasannya? Kau membuangku seperti sampah yang tidak berguna. Apa kurang ku? Apa salahku?" Celine mengungkapkan rasa kecewanya. Dia menangis sambil memeluk Zico yang berdiri tanpa ekspresi.

"Menjauhlah dariku! Hubungan kita sudah berakhir, jadi kembali ke tempatmu! Aku datang hanya untuk menanyakan alasan apa yang dikatakan pria itu. Mengapa kau membantunya untuk menculik Aurora?" tanya Zico tegas.

Celine tersenyum getir, dia sangat sedih tidak ada seorangpun yang memedulikannya. "Aku tidak tahu apapun tentang itu. Bahkan aku sendiri terkejut saat melihat seseorang yang sangat mirip denganmu. Pada saat itu aku sangat bahagia, karena aku berpikir kau mencariku. Zico, aku tidak tahu apapun. Aku juga tidak tahu alasan dia menculik j@lang itu."

Zico mendorong Celine menjauh dari tubuhnya. "Inilah yang tidak aku suka darimu. Tidak tahu apapun? Cih, jawaban itu membuatku muak. Aku akan menghancurkan Felix dan juga Ayahmu. Aku sudah mengetahui perbuatan licik yang dilakukan mereka."

"Bukankah kalian mengincar proyek mega besar yang sedang aku bangun? Kalian pikir bisa ikut andil di dalamnya? Sampai kapanpun, aku tidak akan memberikan kesempatan itu. Celine, jangan pernah tunjukkan wajahmu di hadapanku lagi. Jika sampai itu terjadi, aku tidak akan ragu untuk menghabisimu!" Zico menegaskan kalimatnya.

Celine semakin terpuruk, dia mencengkram kuat dress yang dikenakannya. "Aku tidak peduli, aku akan tetap menemuimu jika aku menginginkannya. Kau tidak bisa melarang ku, Zico. Kau tidak punya hak untuk memerintahku. Meski kau tidak memilihku, aku akan tetap mencintaimu. Aku akan tetap mencintaimu, Zico. Kembalilah, kembalilah padaku!"

Tangisan sedih itu tidak dihiraukan oleh Zico. Dia terus berjalan dan masuk ke dalam mobilnya, kemudian pergi dari tempat itu.

Zico memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dia sangat marah ketika mengingat tentang saudara kembarnya Nicco.

"Nicco, aku tidak akan melepaskanmu begitu saja. Kau tunggu saja kedatanganku!" gumam Zico sambil mencengkram stir mobilnya.

1
Nona TIMOR
Suka banget sama ceritanya Thor Semngat Thor, semoga nanti up setiap hari hehehe Sukses sehat dan bahagia Thor Tuhan memberkati!
Nona TIMOR
Suka banget sama ceritanya terimakasih untuk karyanya Thor semngat sukses sehat dan bahagia selalu Thor GBU!
026
keren makasih update nya thor
026
lanjut kak semangat update di tunggu kelanjutan nya.
026
kapan up lagi padahal aku nungguin, tiap baca cerita para author yang lain ,pasti pantau cerita author tapi gak ada bab baru.
026
Kok belum update lagi ya Thor di tungguin dari kemarin. semangat update thor
026
lanjut thor ❤️❤️❤️
026
ceritanya bagus saya suka, lanjut thor tetep semangat update ❤️❤️❤️
026
maraton ya thor
026
hai kak salam kenal
pecinta COGAN 💋: halo, Kak. semoga suka, ya🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!