NovelToon NovelToon
Hipertenlove

Hipertenlove

Status: sedang berlangsung
Genre:Playboy / Teen Angst / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:345.9k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Menyukai seseorang itu bukan hal baru untuk Bagas, boleh dibilang ia adalah seorang playernya hati wanita dengan background yang mumpuni untuk menaklukan setiap lawan jenis dan bermain hati. Namun kenyataan lantas menamparnya, ia justru jatuh hati pada seorang keturunan ningrat yang penuh dengan aturan yang mengikat hidupnya. Hubungan itu tak bisa lebih pelik lagi ketika ia tau mereka terikat oleh status adik dan kakak.

Bagaimana nasib kisah cinta Bagas? apakah harus kandas atau justru ia yang memiliki jiwa pejuang akan terus mengejar Sasmita?

Spin off Bukan Citra Rasmi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hipertenlove~ Bab 21

Untung saja amih dan apih datang setelah Sasi sampai ke rumah.

"Untung den rara keburu pulang. Lain kali jangan begini den, ambu sudah deg-degan dari tadi."

Sasi sudah berganti pakaian menjadi dress rumahan seperti biasa ia juga sudah mandi, ketika mang Dedi sudah angkut-angkut barang belanjaan amih ke dalam.

"Duh, yang baru belanja....anak bungsu sampe dilupain!" ia menyeru ke arah datangnya apih dan amih, langsung melingkarkan tangannya sembari bersandar ke lengan apih.

"Neng, baru mandi?" tanya apih menyadari rambut Sasi yang masih lembab padahal sebelumnya ia sudah sempat menggunakan hair dryer meski tak sempat sampai kering betul, sengaja biar keliatan kering alami.

Alis amih mengangkat sebelah demi melihat Sasi, "sampai rumah jam berapa emangnya?"

"Tadi jam 5." Bohongnya singkat, Sasi menelan salivanya sulit cukup dibuat deg-degan takut amih tak percaya, dan benar saja....amih menyeru memanggil ambu Rudia.

"Dia!"

Sasi merotasi bola matanya atas ketidakpercayaan amih, dan melirik sang ayah yang hanya bisa mengurai senyum atas sikap sang istri tanda memaklumi, ia lantas menyarangkan usapan sayangnya di pucuk kepala Sasi.

"Iya raden?"

"Neng Sasi pulang jam berapa?" tanya amih. Sasi melirik menggigit bibir bawahnya menatap sang ambu.

"Jam 5 raden. Sekitar jam 5 lebih 5 menit." jawabnya membuat Sasi menghela nafas lega, jika ambu Rudia mau bekerja sama akhirnya, padahal ia tau ambu Rudia adalah ambu yang paling setia pada amih. Namun untuk kali ini, alasannya hanya tak mau melihat raden nganten marah-marah lagi.

Sekali ini ambu bantu, den rara...tapi tidak ada lain kali.

Ambu Rudia datang bersama dengan dua cangkir teh dan dua gelas air putih.

"Nuhun, Dia..." ucap apih duduk.

"Sini Sasi bukain sepatunya." Ia bersimpuh di bawah kaki apih lalu melepas sepatunya.

"Ada maunya ini, pasti----" tuduh apih yang ditertawai Sasi, "ih apih suudzon!"

"Bukan suudzon, tapi fakta...liat aja sok."

Sasi menggeleng, namun sejurus kemudian, ia angkat bicara, "pih...mih...karena besok keluarga besar mau datang kesini, Sasi nginep di rumah teteh aja ya?" alisnya ia mainkan.

Sungguh apih sudah mengehkeh, "tuh kan."

"Mau apa disana. Engga ah....neng Sasi disini aja. Toh di sini kamar banyak, kasian teteh kamu. Ditambah kalo kamu nginep di rumah aa atau tetehmu, jadi kesempatan neng buat kelayapan nantinya." Amih menyeruput kembali teh manisnya dan menyudahi sesi rehat, ia lantas bersiap membuka cepolan di kepala bersama pakaian yang membalut.

"Kang, saya siapkan dulu air hangat buat akang mandi." ujarnya pada sang suami.

Sasi sudah mele nguh berat, "amih mah begitu....apihhhhh---" rengeknya memohon pada apih.

"Neng, masa tamu mau datang tapi yang punya rumah malah pergi, coba neng pikir, pantes engga? Emangnya ngga mau ketemu Kemala? Wilang? Wilang juga berangkat dari kasepuhan besok..."

Sasi menunduk dengan masih di bawah kaki apih, ia menaruh kepalanya di lutut apih, "besok ada kualifikasi pencak silat, pih. Sasi mau ikut...."

"Kapan kejuaraannya?" tanya apih menangkup wajah sang putri lembut.

Sasi sungguh tak kuasa menatap apih, tapi apa salahnya ia mengutarakan keinginannya.

"Sebenernya kejuarannya diadain barengan sama acara seren taun nanti. Tapi Sasi ngga niat buat dimenangin, pih...kalaupun menang, Sasi mau ngundurin diri....cuma liga ini tuh udah lamaaa banget Sasi tunggu-tunggu. Pengen rasain vibesnya ikut kompetisi besar di sekolah."

Apih Amar paham dengan keinginan putrinya itu, dan cukup merasa bersalah sudah egois dengan memaksa Sasi untuk ikut andil dalam acara itu, tapi ia pun tak cukup memiliki muka jika sampai tak melibatkan Sasi. Ada perasaan tersendiri di hatinya untuk aturan yang memang mau tak mau harus ia lakukan. Mungkin orang awam tak akan paham akan tanggung jawab yang ia emban.

"Maafin apih ya neng,"

Sasi menggeleng, "Sasi ngerti. Ngga apa-apa, Sasi ikhlas...demi apih!" tambahnya lagi merayu dan menggombali apih yang kemudian tertawa dan mencolek hidungnya, "besok boleh menginap di rumah teh Nawang, tapi----"

Sasi mengernyit, "kok teh Nawang?! Teh Asmi, apih!"

Apih tertawa renyah sukses menggoda putri bungsunya itu.

"Iya...iya, besok boleh menginap di rumah teh Asmi. Tapi....tapi, neng Sasi harus ada waktu keluarga besar dongkap (datang)."

Sasi mengangguk cepat, "siap bos!"

"Janji ngga boleh kelayapan, abis magrib harus di rumah teteh."

Sasi kembali mengangguk-angguk cepat, "ayayay kapten!"

"Ya udah. Apih bersih-bersih dulu, soalnya si cantik galak-nya apih udah cape-cape siapin air anget. Abis itu kita makan, otewe ruang perpustakaan..."

Kedua bahu Sasi merosot, "yaaa...Sasi belum inget rajah, pih."

Apih beranjak dan menggeleng, "suruh siapa ngga baca lagi, apih tes...kalo ngga hafal nanti neng, apih hukum."

Sebuah botol macam pulpen aroma therapy dihirup Sasi saat ia dalam perjalanan ke sekolah. Ia cukup dibuat pusing semalaman karena menghafal sajak rajah. Ujung-ujungnya, pagi ini ia dibuat pusing 7 keliling.

Mang Ujang melirik majikannya dari rear vision, "kenapa den?" kekehnya.

"Ck. Ngafalin rajah. Susah pisan! Guru sejarahnya galak! Mainannya ngancam uang jajan!"

Mang Ujang tertawa melihat kesusahan Sasmita kali ini, dimana gadis itu tengah memutar ujung minyak di pelipisnya.

"Mana hari ini pelajaran Biologi lagi," rutuknya lagi.

.

.

"Sasmita!" suara Eva menyeru memanggil Sasi heboh, "kemaren aku liat kamu ih! Keren naik panggung bareng ROT. Mau nyamperin kamu, tapi susah.. Ada crew. Kamunya juga baru sekedip udah ngga ketemu, aku liat juga kamu barengan sama Shelter ih..."

Dan satu lagi yang membuatnya pusing, fans kw-kw Bagas yang semakin membuatnya keki.

Hanya saja ia tak sampai hati untuk berlaku kasar padanya, "iya..iya." Malasnya terus saja berjalan.

"Oh iya, kemaren datang jam berapa? Pulang jam berapa? Nanti info-info dong kalo mau nonton juga, jadi biar bisa bareng kang Bagas....lumayan aku bisa ketemu sama personel-personel bandnya."

Sasi hampir menjambak rambutnya sendiri.

"Va!" tegurnya.

"Aku masuk dulu. Bisa ngga ganggu dulu? Aku lagi ngafalin biologi, kalo kamu ngajakin ngomong terus aku lupa..."

Eva nyengir tak enak hati, dan langsung mengatupkan mulutnya, "oh oke. Sorry-sorry, aku ngga tau kamu lagi---"

"Ya makanya aku kasih tau. Nih...liat kan aku bawa-bawa beginian?" tunjuknya pada benda seperti pensil yang memijit pelipisnya. Sasi berlalu setelah itu. Lama-lama fans Bagas itu bikin repot, bikin risih, dan bikin----arghhh! Kesal tak jelas.

"Assalamu'alaikum ayah bunda! Adeknya Falit datang nih!" seru Sasi saat mobilnya belum benar-benar terparkir di carport rumah Asmi dan langsung disuguhi oleh pintu belakang yang terbuka dimana para penghuninya justru sedang ngumpul disana.

"Amit-amit!" gumam Asmi mendelik ke arah datangnya Sasi dan menyerbunya yang tengah menggendong Falit sambil nyomotin baso goreng buatan ambu Lilis.

"Hay kaseppp!" serunya menyerbu.

"Den rara..." sapa ambu Lilis yang dibalas Sasi, "hay ambu..."

Asmi segera mengulurkan tangannya ke arah Sasi, "heits! Tahan...jangan langsung dicium atau dideketin. Bau naga, bawa kotoran juga dari luar! Alit alergi sama cabe-cabean..." tolaknya memantik bibir manyun Sasi yang sudah bersiap menyarangkan kecupannya di kain baju Alit dan menyesap aroma wangi bayi itu.

Alva terkekeh, "masuk kamar mandi dulu, Si...."

"Sedikit aja atuh teh, janji ke kamar mandi..." mohonnya. Namun Asmi menggeleng galak dan menjauhkan Alit, "kamu bawa hawa negatif dari luar, buang dulu di kamar mandi."

Mau tak mau Sasi menurut demi kebaikan Alit sendiri, bayi gemoy nan ganteng dari lahir itu sesekali tersenyum lebar dalam tidurnya di dekapan sang ibu.

"Aaahhh gemes banget deh kamuuu!" gemas Sasi melengos ke arah kamar mandi setelah sebelumnya sempat mencomot baso hangat di piring dan mencoelnya dengan sambal.

"Kenapa ngga ikut amih, neng?" tanya Alva, dimana ayah baru ini tengah membantu menjemur popok dan celana Falit di jemuran belakang. Ayah dan suami idaman!

"Kata apih nanti bareng aja sama kang Alva dari sini, buat nyambut keluarga besarnya. Dan tebak kabar baiknya apa? Raden rara Arum Sasmita Kertawidjaja malam ini nginep disini, yeeeee!!!" seru Sasi sambil mencuci kakinya.

"Aaaaa tidakkkk!!!" balas Asmi.

Ambu Lilis dan Alva tertawa renyah.

.

.

.

.

1
🔵Ney Maniez
santai y si
jumirah slavina
dalam mimpi'mu
jumirah slavina
aacciieeeee pacar'ku
jumirah slavina
Nini modus ya
𝔸𝔻𝕐𝔸ℕ𝔸ℝ𝔸🌺
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
sumpah thor ngakak sampe gak sanggup ngetik
jam ayam cebok itu jam berapa 🤣🤣🤣🤣🤣
💗vanilla💗🎶
gak ada obat ! haha
💗vanilla💗🎶
hadirr ... wl telat ... huhu 😘
Danny Muliawati
geuning teu Acan update lanjutan Nana neng ... sok atuh di antos
ia_audi D.
kak.... ayo update!!!!!
Ririn Sindi Noveri
pede banget si matahari bilang sasi calon istri nya, 🤣😂
Wandi Fajar Ekoprasetyo
gaskeun atuh Aa Bagas....jagain sasi dr pangeran tersesat wkwkkwkwkw
Ray Aza
aq banget pas bapak dl msh ada. suka nyempil ditengah, kalo mrka lg makan sll minta disuapin. pokoknya ga seru kl ga gangguin. kangen bapaakkk... 🥺🥺🥺
@eheeemmm💙
Asiiikk.... a bagas udah ada didekat sasi... si matahari emang harus dikasih tau dgn cara yg agak laen kayaknya, dan bagas yg cocok utk itu,, beda sm agah yg dewasa dan kalem,, si matahari mah maksa bgt, udah ditolak kayak gmn pun sama sasi msh ngeyel aja.... jd udah bener langsung berhadapan sm bagas... 😊😊
makasih teh udah up.... 😍😍😍
ApoBangPo
Dih pede amat c surya belum tentu jd juga
ApoBangPo
Menak bagas siap beraksi demi neng sasi 😍
Martha Bucks d'lol
let's the war begin 🔥🔥
dik sugiyantoro
hai matahari....dia bukan abdi dalem. tapi bangsawan juga yg tinggal diluar kraton sejak lahir.
Marliyanipratama
🤣🤣🤣 ya allah aa dteng" maen cekek aja.... ulah akh ulah.. ulah tanggung a bila perlu lempar ke kolam ikan piranha biar di gigit tuh manusia satu ini
Marliyanipratama
eta mah akal"an biar sasi mau di jodohin sama si matahari tak bersinar.... awas aja klo ampe tuh nini" bikin masalah sama alesan krna dia mau metong demi ambisi nya tercapai gw lempar sama drum minyak tanah sama pertamina nya sekalian biar menyala tuh nini" heran gw masih aja maksa"
Trituwani
emang siapa elo sur pacar bukan suami bukan masih calon kan bisa jadi bisa g... main merintah merintah..sasi masih milik apih amihnya kali,suka suka dialah mau pilih siapa
yok lah a'kan ku kawal kalean sampe kata SAH... prikitiwwww
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!