Dorothy Perkins, wanita jahat paling terkenal di desanya yang suka melakukan tindakan kekerasan kepada keponakannya, Hyacinth Perkins. Namun suatu hari tiba-tiba ia berubah. Dia baik kepada Hyacinth dan merawat Hyacinth sebagaimana mestinya. Perubahan Dorothy tidak tanpa alasan karena Dorothy dirasuki oleh seseorang perempuan dari dunia lain. Perempuan itu mendapatkan ingatan Dorothy dan mengetahui kenapa Dorothy bertindak kejam kepada Hyacint. Dia memutuskan untuk menjadi Dorothy Perkins lalu menebus dosa-dosa Dorothy dengan membesarkan Hyacinth menjadi gadis dewasa yang cantik di masa depan.
Ini adalah kisah seorang Villainess yang merawat bunga-bunga cantik dalam hidupnya.
[UPDATE 2 CHAPTER SEHARI]
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laigtomea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Singa Yang Tertidur 3
Aku berbaring di samping Hyacinth. Lukanya begitu banyak hingga para dokter kewalahan merawat luka-lukanya. Dia sampai terkena demam sekarang ini. Aku memegang tangan kecilnya dan berharap dia bangun segera. Aku benar-benar tidak merasakan tenang sampai dia bangun. Di otakku sekarang penuh dengan pikiran membunuh Mistelir dengan kedua tanganku. Dia masih hidup, sayangnya. Jika saja Duke Kalister tidak menghentikan aku tadi, dia pasti suda terbunuh. Luka yang dia terima tidak sebanding dengan keadaan Hyacinth sekarang ini.
Kondisi si Mistelir sekarang aku tidak tahu. Tidak peduli jika apa dia baik-baik saja atau tidak, mati saja dia kalau perlu. Aku dengar dari Mina dan Arina, para kesatria menahan pelayan-pelayan pribadinya si Mistelir di penjara bawah tanah agar kejadian tadi siang tidak menyebar hingga ke telinga Count Mistelir.
Aku menyerahkan surat laporan apa yang terjadi kepada Hyacinth hari ini ke pasukan bayangan Kaisar. Aku memberi batas waktu untuk Kaisar, jika dia tidak datang hingga besok siang akan kubawa Hyacinth pergi dari istana Kalister dan tidak akan pernah lagi dia bertemu dengan Hyacinth.
Aku mulai menyalahkan diriku atas keputusan ku untuk membawa Hyacinth ke istana Kalister. Aku sudah melukai perasaannya dan dia habis dihajar oleh Mistelir. Aku telah berbuat banyak kesalahan padanya dan aku tambah lagi. Aku benar-benar tidak bisa dimaafkan lagi.
Apanya menggantikan peran Dorothy Perkins?! Aku malah menjadi Dorothy Perkins! Dia benar! Aku adalah dia dan dia adalah aku. Kami bukan orang berbeda! Kami orang yang sama!
Aku mengelus kepala Hyacinth dengan berdoa kepada dewa agar dia cepat bangun dan berbicara lagi denganku. Dia tidak boleh seperti ini lama-lama, aku merasa gila jika dia lama-lama seperti ini.
Tiba-tiba terdengar ketukan pintu. Aku bangun dari kasur dan membuka pintu, melihat siapa yang mengetuk. "Ada apa," tanyaku pada Jack.
"Nona Perkins... apa anda sudah makan? Kami mengkhawatirkan anda," balas Jack.
Aku kira penting. Segera aku tutup pintu dan kembali ke kasur dimana Hyacinth tertidur. Aku menoleh ke jendela dan baru sadar sudah malam hari. Aku pergi melihat jendela luar dan sinar rembulan begitu terang diluar. Aku menengok taman yang jadi tempat bermainnya Hyacinth dari jendela. Terasa kosong dan hampa. Tempat itu adalah tempat Hyacinth bermain, tertawa, dan memanggil-manggilku dengan riang.
Aku benar-benar tidak tenang. Amarahku masih belum reda sampai Hyacinth membuka matanya. Aku menarik gorden hingga membuatnya terlepas. Aku melirik Hyacinth untuk memastikan jika dia tidak terkena patahan penahan gorden. Aku terduduk dan menenggelamkan wajahku ke gorden yang tebal ini. Tangisanku pecah dan aku berteriak sekencang mungkin.
"Jika anda seperti ini terus, anda yang jadi gila, Dorothy."
Ada seseorang yang masuk ke kamar Hyacinth. Suaranya begitu jelas terdengar yang artinya dia ada di dekatku. Segera ku menoleh dan ternyata adalah Duke Kalister. Aku melemparkan gorden ke wajahnya dan ditangkapnya gorden itu. Aku berdiri, menarik kerah bajunya, dan menatap benci kepadanya.
"Ini semua salahmu!".
"Dorothy, tenang!".
"Jangan suruh aku tenang! Ini semua salahmu!!".
Aku dorong dia hingga terjatuh. Aku mengacak-acak kepalaku karena aku tidak tahu bagaimana aku harus melampiaskan amarah ini. "INI KARENA KAMU!!!!," Teriakku.
Aku kembali menangis dengan berteriak. Terjatuh lagi dilantai. Aku benar-benar hancur sekarang.
"Maafkan aku."
"APA KAU PIKIR MAAF MU ITU MEMBANGUNKAN ANAKKU?! TIDAK!! BANGSAT!".
Tiba-tiba aku dipeluk oleh Duke Kalister, "Maaf. Semua ini memang salahku. Maaf."
Aku memberontak dan dia tetap memelukku. Aku memukul-mukul dadanya dengan keras untuk melepaskan pelukannya tapi tetap saja. Akhirnya aku menangis kencang di pelukannya.
Aku merasakan dia mengelus kepalaku dengan lembut selagi aku memukul-mukulnya. "Aku akan mengurus semuanya. Kamu harus tenang. Hyacinth akan segera bangun."
***
Aku tertidur setelah menangis pulas di pelukan Duke Kalister. Aku tidur tepat disebelah Hyacinth. Sepertinya Duke Kalister yang mengangkat ku ke kasur Hyacinth. Aku memegang keningnya dan demam nya sudah turun. Syukur sekali, aku berterima kasih kepada para dewa yang telah menurunkan panas tubuhnya. Tapi belum ada tanda-tanda dia akan bangun dari tidurnya.
Matahari pagi begitu terik melalui jendela. Gorden yang aku lepas tadi malam masih tergeletak di lantai. Aku membangunkan diriku dan pergi ke sinar matahari. Ku lirik Hyacinth yang masih tertidur. Segera bangun anakku, aku akan menyelesaikan semua urusanku karena itu kamu harus bangun secepatnya.
Aku pergi keluar kamar Hyacinth dan menuju ruangan kerja Duke Kalister. Tanpa mengetuk atau mengatakan permisi, aku masuk ke dalamnya. Duke Kalister sedang duduk dengan memegang kertas di tangannya.
"Dorothy? Ada apa?," tanya dia.
Aku jadi malu karena telah melampiaskan amarahku kepadanya tadi malam. Tapi aku tidak akan minta maaf atau memaafkan dia. Semua ini terjadi karena salahnya.
Aku berjalan mendekati meja kerjanya. "Aku ingin bertemu dengan Mistelir."
Dia terkejut, "Apa kamu ingin membunuhnya?".
"Tergantung."
Duke Kalister menghela nafas panjang. Dia berdiri, mengambil kemejanya, dan berjalan keluar ruangan. "Ikuti aku."
Aku mengikutinya dari belakang. Seperti jawabanku atas pertanyaan Duke Kalister, nyawanya tergantung padaku. Aku hanya akan bertanya apa yang terjadi sampai dia memukuli Hyacinth. Jika dia tidak menjawab dengan benar, aku pastikan ini hari terakhir dia bernafas. Aku tidak akan bersifat naif lagi. Aku akan menjadi wanita jahat seperti Dorothy Perkins dahulu demi Hyacinth.
Aku kira dia dikurung juga di penjara, ternyata hanya di kamarnya. Gangga pintunya dirantai yang dikunci oleh gembok besar. Duke Kalister mengambil kunci gembok dari saku celananya dan membuka rantainya.
Dia membuka pintu perlahan. Ruangan kamarnya gelap. Tidak ada matahari yang mengintip sedikit pun. Duke Kalister berjalan masuk terlebih dahulu dan aku menyusulnya kemudian—
"Jangan!!! Jangan!! Ampun!!! Ampun!!!".
Teriaknya kah? Setrauma itu kah dia? Persetan. Aku pun masuk dengan cepat ke dalam, mendatanginya yang berlindung di dalam selimutnya.
"Dorothy, tenanglah—".
Aku menarik selimutnya dengan kencang untuk melihat dirinya yang berlindung ketakutan. Tubuhnya gemetar, dia melihat wajahku, dan ketakutan hebat seperti melihat setan. Wah bagus, aku jadi setan dimatanya. Berarti Katarsis kemarin berhasil kepadanya.
"Jangan mendekat!! Aku yang salah! Aku yang salah!".
Aih yang begini tidak bisa diajak bicara baik-baik. Aku menarik tangannya dan langsung ia memberontak bagai cacing kepanasan. Dia menjerit-jerit ketakutan. Semakin membuatku kesal. Aku menarik dagunya agar aku bisa melihat wajahnya dan dia bisa melihat wajah setanku.
"Tenanglah nona Mistelir. Saya tidak akan melukai anda lagi. Saya hanya ingin berbicara dengan anda," ucapku. Dia masih menjerit. Aku tampar wajahnya dengan keras baru dia berhenti menjerit. "Aku sudah meminta anda dengan sopan. Sekali lagi, saya ingin berbicara dengan anda."
Tanganku ditarik oleh Duke Kalister. Aku dibawa dia mundur beberapa langkah dari Mistelir. "Tenanglah!". Wajahnya terlihat marah. Kepada siapa? Aku?
"Lepaskan. Jangan buat aku membunuhmu," ucapku.
"Dorothy, jangan kelewatan! Jika dia mati di tanganmu, kamu akan dieksekusi karena telah membunuh anak dari Count Mistelir!".
Dia menakuti ku? Lawak. "Silahkan saja! Aku tidak takut!".
"Anda tidak peduli dengan Hyacinth? Jika anda meninggal, apakah anda kira dia akan baik-baik saja?!".
Karena dia menyebut nama Hyacinth, aku jadi teringat senyuman manisnya yang selalu aku lihat. Duke Kalister benar. Aku harus tenang. Ini menyangkut Hyacinth. Jika aku menghajar Mistelir lagi, masalah ini tidak akan kunjung selesai.
"Hyacinth jelas akan baik-baik saja jika aku tidak ada. Aku hanya ingin penebusan dosa kepada anak itu. Anak itu sudah cukup terluka hatinya, jangan ditambah lagi," balasku.
Duke Kalister melepaskan ku setelah yakin aku sudah tenang. Aku menarik nafas sedalam-dalamnya dan menghembuskannya dengan perlahan. Baik. Demi matahariku, Hyacinth.
"Nona Mistelir, sekali lagi saya hanya ingin berbicara dengan anda."
Titik terang kah kenapa doroti bisa punya kekuatan bayangan?
ku tunggu thor
(penasaran aja)