Adam pemuda tampan dan kaya, menjadi incaran banyak wanita dari masa sekolah sampai kuliah. namun tak satupun dari mereka yang ditanggapi Adam.
Hana gadis desa yang bekerja dirumah makan milik Adam, juga menaruh hati kepada Adam, Hana sadar diri dan memilih mengabaikan perasaannya.
Adam menyukai Hana, ia meminta Hana memanggilnya kakak agar lebih dekat dan membuat Hana nyaman dalam bekerja.
Sanggupkah Hana menahan perasaannya dan selalu bersama Adam tanpa ungkapan cinta dari Adam??
ayo simak kisah mereka,.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RATNA YULITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
seragam sekolah
"Datang, gak, datang, gak..datang... aduh gimana ya? kok bisa hasil nya datang?" ucap Hana mengeluh karena hasil pencarian jawabannya menggunakan kancing baju mengharuskan ia datang.
Besok pagi merupakan acara perpisahan siswa tingkat akhir disekolah, acara yang paling ditunggu-tunggu oleh mereka yang telah mempersiapkan diri. Siap menampilkan kebolehan diri yang telah berlatih dengan latihan rutin yang mereka jalani menjelang acara di mulai.
Hana tidak pernah mengikuti latihan dan tidak mendapat gambaran untuk acara besok pagi, yang ia tahu besok pagi adalah acara perpisahan nya yang sudah ditetapkan dalam rapat orang tua wali murid bersama komite sekolah dan itu tidak mungkin berubah.
"Baiklah, aku akan datang lebih awal, dengan membawa beberapa pakaian yang mungkin dipakai saat acara nantinya. Semoga aku tidak salah." ucap Hana langsung berkemas, Hana baru pulang kerja sore itu, beruntung ia melihat kalender yang sudah di lingkarnya sebagai pengingat untuk kegiatan pentingnya.
"Sebelum kesekolah aku akan kerumah teman ku, menanyakan pakaian yang digunakan, meminta nomor hp nya supaya aku bisa terus berkomunikasi dengan mereka, tidak seperti saat ini. rasanya aku malu untuk hadir diacara perpisahan ku. jika aku memiliki nomor telpon teman-teman ku, aku pasti tidak canggung untuk pergi kesekolah. Semoga tidak ada yang memarahi ku karena tidak ikut latihan." ucap Hana berceloteh sendiri sambil sibuk mengeluarkan seragam sekolahnya dari dalam lemari.
"Besok bibi dan pak cik datang gak ya? semoga besok saat melihat ku mereka tidak menunjukkan wajah marah nya, mereka tidak seharusnya marah dalam waktu yang lama, seingat ku, aku tidak terlalu kuat menarik rambut Vera, justru Vera yang membalas ku dengan sangat keterlaluan. Mentang-mentang aku salah seenaknya dia membalas ku." ucap Hana kembali teringat perbuatan Vera saat dirinya akan pergi dari rumah.
selesai berkemas Hana merebahkan tubuhnya dikasur empuk yang ia tempati semenjak tinggal dirumah yang disewakan Adam. Hana pikir Adam menyewakan rumah itu untuknya dan sengaja melengkapi isi rumah itu dengan perabot lengkap agar Hana merasa seperti tinggal dirumah sendiri dan betah tinggal dirumah itu.
Adam selalu datang menjemput dan mengantar Hana untuk berangkat ketempat kerja. menemani Hana belanja kebutuhan dapur, sesekali mereka sarapan dan makan malam bersama dirumah itu.
"Lebih baik aku menelpon kak Adam, aku ingin memberitahunya tentang acara besok pagi, semoga kak Adam memberiku izin untuk pergi." ucap Hana sambil menekan tombol panggil di ponselnya.
"Ya Hana, ada apa?" tanya Adam
"Kak Adam lagi dimana?"
"Lagi dikantor kenapa?"
"Oh, kakak gak pulang kerumah setelah mengantar ku pulang?"
"Masih ada yang harus kakak urus disini. Mungkin malam ini kakak tidur dikantor, ada perlu apa menelpon?"
"Besok pagi acara perpisahan sekolah ku, aku berniat menghadirinya, bolehkah aku pulang kampung dan tidak masuk kerja besok?"
"Jam berapa acaranya?"
"Jam delapan kak."
"Masalah kerja jangan dipikirkan, acara sekolah mu lebih penting. Mau berangkat malam ini atau besok pagi?"
"Rencananya berangkat pagi kak, kalau malam ini aku gak punya tempat untuk nginap."
"Ya udah, besok kakak antar, kamu siapkan semua yang diperlukan malam ini biar besok tidak ada yang ketinggalan."
"Alhamdulillah, terimakasih kak. Tadi aku berencana menelpon travel untuk mengantar ku pulang. Ternyata Kak Adam bisa mengantar ku.. Sekali lagi terimakasih ya kak." ucap Hana girang dan merasa bersyukur Adam bisa mengantarnya
"hmm,. kau sangat mandiri Hana, kita sudah sangat dekat tapi kau masih tidak ingin melibatkan ku dalam kegiatan penting mu. kau bahkan tidak silau dengan kemewahan yang aku berikan, aku salut dengan kepribadian mu yang tidak ingin bergantung dengan orang lain." ucap Adam didalam hatinya.
******
Jam empat dini hari Adam sudah sampai dirumah Hana, ia membuka pintu rumah dengan kunci cadangan yang ia simpan. mereka berdua memiliki kunci rumah itu untuk antisipasi jika menemukan masalah darurat. Adam masuk kerumah, berjalan menuju kamar Hana yang dikunci.
tok,.tok
"Hana, bangun. kita berangkat sekarang."
Hana yang tidur tidak begitu nyenyak mendengar suara Adam dan segera bangun.
"Iya kak, aku mandi dulu." jawab Hana segera berlari kekamar mandi yang ada dikamarnya.
Adam tersenyum mendengar suara langkah Hana. Ia duduk dikursi tamu sambil menunggu Hana selesai bersiap.
"Ayo kak." ucap Hana keluar dari kamar berjalan keruang tamu.
Hana hanya memerlukan waktu sepuluh menit untuk mandi dan berpakaian.
"Benar mandi?" tanya Adam berdiri dan mendekati Hana yang berdiri tidak jauh dari tempat duduknya.
"Nih, tangan aku sedingin es." ucap Hana sambil memperlihatkan kedua tangannya yang terlihat pucat karena dingin.
Adam meraih kedua tangan Hana, memeluk Hana untuk memberikan kehangatan sejenak, Hana tersenyum dan melingkarkan tangannya di pinggang Adam. ia kembali mencium wangi tubuh Adam, wangi yang sangat enak untuk dihirup ditambah tubuh kekar Adam yang membuat Hana nyaman memeluknya.
"Tuhan, aku ingin tubuh ini halal untuk ku. Rasanya aku tidak rela jika kami hanya memiliki hubungan kakak adik, Kak Adam begitu berarti bagi ku." ucap Hana didalam hatinya sambil memejamkan mata memeluk Adam.
Adam segera merenggangkan tubuhnya dari Hana, Adam sedikit menyesal karena niatnya untuk menghangatkan Hana malah membuat tubuhnya bereaksi dan itu membuatnya tersiksa jika tidak segera diatasi.
"Maaf Hana aku khilaf, kita belum boleh seperti ini. Sabarlah, kau masih kecil dan aku harus menjaga mu." ucap Adam didalam Hatinya saat ia menyudahi pelukannya.
"Ayo berangkat." ucap Adam saat mereka sudah terpisah, Adam meraih tangan Hana yang sudah tidak dingin lagi.
"Ayo." ucap Hana merasa malu karena Adam lebih dulu melepaskan pelukannya.
mereka berjalan bergandengan tangan menuju mobil yang terparkir didepan rumah.
Mobil mereka melaju beberapa menit kemudian berhenti saat azan subuh dikumandangkan. mereka berhenti untuk sholat subuh dimasjid kemudian melanjutkan perjalanan menuju sekolah Hana.
"Kak, pelan sedikit kita singgah dulu dirumah teman ku." ucap Hana memberi aba-aba agar Adam mengurangi kecepatan kendaraan yang ia bawa.
Adam mengangguk.
Mereka sampai dirumah salah satu teman Hana, saat itu menunjukkan jam tujuh lewat sepuluh menit.
Hana segera turun dari mobil dan mengetuk pintu rumah temannya. pintu dibuka dan Hana disambut dengan pelukan hangat oleh temannya. Mereka bercengkrama dan beberapa saat setelah itu Hana kembali kemobil.
"Kak, ayo turun dulu." ucap Hana menyampaikan pesan tuan rumah.
"Kakak disini saja, kamu gak lama kan?"
"Gak, aku mau ganti baju dulu." jawab Hana sambil mengambil tas ransel yang ia tinggalkan dimobil.
Hana kembali masuk kedalam rumah bersama temannya, Hana dan temannya segera berganti pakaian, mereka memakai seragam putih abu-abu dan jilbab putih polos.
"Untung aku kepikiran membawa seragam sekolah. Jika tidak aku pasti tidak bisa mengikuti acara perpisahan hari ini." ucap Hana setelah selesai berpakaian.
"Kamu tu kebiasaan ya, kesekolah tanpa bedak dan pewarna bibir. Buka dulu kerudung nya, biar aku bedakin." ucap Ros teman yang dikunjungi Hana.
"Gak mau. Aku gak biasa." jawab Hana menghindar dari Ros.
"Ini hari perpisahan kita Hana, ayolah dandan sedikit." bujuk Ros sambil menarik tangan Hana
"Jangan menor." ucap Hana merasa tidak enak jika terus menolak
"Oke, aku janji." ucap Ros sambil memakaikan Hana bedak padat yang selama ini dipakai Ros, kemudian Ros mengoleskan lipstik tipis dibibir Hana.
"Taraaa, coba lihat di kaca Hana, kau tampak lebih cantik dari biasanya. Jika saja kau mau merawat wajah mu, aku yakin akan banyak wanita yang iri melihat mu. Lihatlah aku hanya mengoles tipis bedak dan lipstik aura cantik mu langsung terpancar dengan sangat jelas." ucap Ros dengan ekspresi berlebihan
"Kau bohong, aku lihat biasa saja, aku merasa agak aneh, bibir ku terasa berat dan lengket. Pipi ku juga rasanya terlalu putih." jawab Hana tidak percaya diri dengan hasil mek up Ros.
"Kau ini, ayo kita kesekolah. Kita lihat ekspresi teman-teman yang lain. Tolong jangan menyentuh wajah mu, percaya pada ku. kau cantik dan tidak ada yang aneh dengan wajah mu." ucap Ros sambil memasangkan kembali jilbab Hana.
Ros pamit kepada kedua orang tuanya untuk berangkat duluan kesekolah bersama Hana.
Mereka segera keluar rumah, Adam ketiduran di mobil. Hana mengetok kaca pintu disebelah Adam.
"tok., tok."
"Kak, buka pintunya." ucap Hana membuat Adam terbangun dan mengucek matanya.
Adam tertegun melihat wajah cantik Hana, bibir Hana juga terlihat lebih menggoda dari biasanya.
Adam menurunkan kaca mobilnya.
"Kamu cantik banget." puji Adam hampir saja tangannya menyentuh pipi mulus Hana
"Wah, Halo kak, kenalkan aku Ros, aku teman sebangku Hana." ucap Ros langsung menyambut tangan Adam yang terjulur
"Oh, Hay Ros, aku Adam." jawab Adam kaget tidak memperhatikan jika Ros berada disamping Hana.
"Hana, kamu dapat kakak ganteng ini dimana? Masih ada stok? aku mau dong." ucap Ros berbisik ditelinga Hana membuat Hana salah tingkah.
Hana dan Ros segera masuk kemobil, mereka duduk dibelakang, Adam bersyukur bisa melihat Hana mengenakan pakaian sekolahnya.ia mengabadikan momen itu dengan mengambil beberapa foto mereka bertiga.