Bagaimana jadinya jika kamu harus menanggung dendam dari masalah yang tidak pernah kau perbuat sama sekali.
Amanda Monata, terpaksa menjadi tawanan bos ayahnya karena sang kakak yang pergi melarikan diri saat pesta pertunangannya dengan pria tersebut hingga membuat dirinya lah yang menanggung semua beban dan hutang milik ayahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21. Perang
Hari ini Arthur memang sengaja tidak pergi ke perusahaan karena dia merasa malas. Tapi saat jam makan siang bersama Amanda tiba-tiba saja dia mendapatkan telepon dari Roy.
Melihat ponsel Arthur yang berdering membuat Amanda rasanya ingin tahu siapa yang memenuhi pria itu. Tapi tidak mungkin bertanya siapa yang menghubunginya karena itu sama saja akan membunuh dirinya sendiri, jadi lebih baik Amanda diam saja.
"Aku selesai!" pamit Arthur karena dia ingin menjawab mengadakan dari Roy.
Dia menyingkir dari meja makan, dan beralih ke taman samping untuk menjawab panggilan dari asisten pribadinya.
"Ada apa Roy?" tanya Arthur ketika sambungan telepon mereka terhubung.
"Lenco kembali berbuat ulah dan dia datang ke perusahaan dan berteriak bahwa dia ingin bertemu dengan Anda. Saya tidak tahu apa yang, tapi yang pasti dia membuat keributan di perusahaan!" Roy menjelaskan pada Arthur apa yang terjadi sebenarnya dari perusahaan.
Mendengar apa yang Roy sampaikan membuat darah Arthur langsung mendidih. Dia paling benci ada orang yang berani mengusik kehidupannya dan Lenco sudah berani mengusik kehidupannya.
"Aku akan datang!" putus Arthur.
Dia langsung pergi meninggalkan rumahnya, bahkan dia juga melewati Amanda begitu saja dan tidak menganggapnya sama sekali. Sedangkan Amanda yang melihat Arthur terburu-buru seperti itu merasa heran. Sebenarnya apa yang terjadi hingga membuat pria itu terlihat sangat buru-buru sekali.
"Jangan pernah ingin mencari tahu apa yang tuan Arthur lakukan Nona. Saya hanya ingin mengingatkan saja pada Anda jika tuan Arthur bukan orang sembarangan. Jadi lebih baik Anda tidak perlu tahu apa yang dikerjakan yang di luar sana." jelas Lia pada Amanda.
Dia sangat berharap bahwa aman dan tidak mempertanyakan apapun tentang pekerjaan Arthur di luar sana. Lia mengatakan hal ini demi kebaikan Amanda sendiri karena dia tidak ingin melihat jika wanita yang baik hati ini terus-terusan disakiti oleh Arthur. Malah sebaliknya, Lia ingin jika Amanda di sayangi dan di cintai oleh Arthur karena menurutnya mereka berdua itu cocok. Lia sendiri yakin saya yakin yakinnya jika Amanda bisa merubah sikap Arthur dengan ketulusan dan kelembutan yang dimilikinya.
Arthur sendiri langsung pergi menuju perusahaan dan dia akan memberikan pelajaran pada Lenco karena telah berani membuat keributan di perusahaannya. Tidak cukupkah selama ini dia diam dan membiarkan pria itu hidup dengan tenang. Lalu kenapa dia terus aja mengganggu kehidupannya?
Saat dia sampai di perusahaannya, Arthur langsung pergi menuju ke ruangan kerja miliknya.
Brak!
Arthur sengaja membanting pintu ruangan kerjanya agar Lenco tau jika dia tidak suka di ganggu.
Bugh...
Lenco langsung mendapatkan sebuah hantaman keras dari Arthur. Dia benar-benar tidak suka jika ada orang yang mengusik kehidupannya.
"Berani sekali kau datang ke perusahaan ku hah?" umpat Arthur karena dia tidak suka akan kehadiran Lenco.
Lenco sendiri tersenyum iblis saat melihat Arthur yang terlihat marah padanya.
Prak!
Lenco melemparkan ponselnya dan dia melihat ada foto seorang wanita yang sangat di kenalnya.
"Bukankah dia wanita yang bersama mu malam itu?" tanya Lenco pada Arthur yang melihat foto tersebut.
Dia tau siapa itu. Arinda, wanita yang masih di carinya hingga saat ini.
"Aku baru saja bertemunya kemarin setelah bermalam dengan pria lain lagi setelah menghabiskan malam dengan ku, lalu kau dan sekarang dengan orang lain. Apa kau menyukai wanita seperti itu?"
Wajah Arthur mengetat ketika mendengar berita tentang Arinda.
"Di mana dia sekarang?" tanya Arthur pada Lenco karena dia ingin bertemu dengan Arinda saat ini juga.
Dia ingin memberikan pelajaran pada wanita itu karena telah berani mempermainkannya.
"Hotel Great The Palace. Kamar VIP nomor 101. Datang dan temui wanita mu itu bung!"
***