HANA HUMAIRAH ALDRICK gadis cantik berhijab yang sangat ahli dalam bela diri dan juga sangat pintar terpaksa menjadi bodyguard seorang CEO karna permintaan dari orang yang telah membesarkannya.
ARGA MAHESYA PUTRA ADMADJA
seorang CEO diperusahaan milik ayahnya. Semenjak menjadi CEO ia selalu mendapatkan teror bahkan ada yang melakukan percobaan pembunuhan terhadapnya. Karna hal itu orangtuanya mencarikannya seorang bodyguard yang akan selalu bersamanya.
"Hahaha ... mama pasti bergurau bukan? aku dijaga oleh seorang perempuan? yang benar saja"
"Sombong sekali anda tuan, dengan sekali gerakan aku bisa mematahkan kaki anda itu" batin Hana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fatma Yulita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masalah Perjodohan
Sekarang Arga dan kedua orang tuanya sedang makan malam diruang makan. Maryana sangat bahagia akhirnya keluarganya bisa seperti dulu lagi. Sebenarnya Arga ingin menolak untuk tinggal bersama orang tuanya tapi karna kondisinya sekarang Leon memaksa Arga untuk tinggal bersama mereka jadi mau tak mau ia harus mau. Arga akan tinggal bersama mereka sampai ia benar-benar pulih dan untuk pekerjaannya,Leon menarik ucapannya lagi untuk memberhentikan Arga menjadi CEO tapi dengan syarat Arga harus mengerjakannya di rumah karna tak mau ada seorangpun yang tau dia masih hidup. Jika orang lain ada yang tahu maka dipastikan nyawanya akan terancam kembali.
Setelah makan malam, Arga dan kedua orang tuanya berbincang bincang diruang keluarga.
"Pa! apa yang papa katakan pada tuan William saat papa membatalkan perjodohan Arga dan Clarissa?" Tanya Arga. Arga selalu memikirkan itu, ia tahu kalau tuan William adalah sahabat Leon yang paling dekat dengannya dan tuan William juga rekan bisnis Leon.
"Iya, papa hanya mengatakan kau benar-benar pergi dan tak kembali jadi papa bilang jika dia ingin menjodohkan anaknya dengan orang lain silahkan saja" Ucap Leon enteng tanpa beban sama sekali, sedangkan Arga dibuat terlongo olehnya, seperkian detik ia mencerna apa yang dikatakan papanya dengan baik setelah itu ia sadar jika ia belum sepenuhnya lepas dari perjodohan itu.
Flashback On.
Tepat setelah Hana mengatakan hal yang sebenarnya tentang Clarissa, Leon langsung pergi menemui William. William yang kala itu sedang berada dikantornya, mendapat pesan dari Leon untuk segera menemuinya.
William bisakah kau menemui ku sekarang di restoran Mewly, ada yang ingin aku bicarakan denganmu jadi, datanglah sekarang~Leon.
"Kenapa Leon tiba-tiba ingin menemui ku, apa anak itu sudah kembali?" Gumam William setelah membaca pesan dari Leon.
Karna dirasa tidak ada lagi urusan kantor yang terlalu penting William segera bergegas untuk menemui Leon.
Sesampainya disana, William sudah melihat Leon yang sedang duduk disana.William menghampirinya. Leon yang melihat William sudah datang berdiri dari duduknya kemudian mereka bersalaman layaknya seorang teman. Leon mempersilahkan William duduk. Mereka hanya memesan kopi tanpa makan. Mereka sedikit berbincang bincang tentang perkembangan bisnis mereka seraya menunggu kopi mereka datang.
Tidak terlalu lama menunggu, pesanan mereka sudah datang, mereka menyeruput kopi mereka dengan perlahan karna masih panas.Terjadi keheningan beberapa saat sebelum William mengangkat suaranya untuk bicara.
"Leon ada apa? kenapa kau tiba tiba ingin menemui ku?" tanya William heran.
Leon meletakkan kopi yang berada ditangan keatas meja. Leon terkekeh kecil "Haha..iya aku sampai lupa, aku hanya ingin mengatakan padamu kalau perjodohan anak anak kita dibatalkan saja" Ucap Leon dengan santai. Tidak dengan William dia sangat terkejut.
"Apa maksudmu, bukankah kita sudah setuju untuk menjodohkan mereka" Tanya William langsung.
"Iya, aku masih ingat itu, tapi aku rasa sebaiknya dibatalkan saja" Ucap Leon lalu kembali menyeruput kopinya.
"Tapi kenapa?"
"Kau ingat dengan apa yang diucapkan Arga malam kemarin bukan? dia tidak ingin dijodohkan dengan Clarissa" jelas Leon.
"Apa kau akan menyerah begitu saja dan mau menerima keinginan putramu itu?"
Hah....Leon menghembuskan nafas kasar. Kemudian ia beralih menatap lekat William.
"Maafkan aku William, bukan maksudku untuk mengecewakanmu, kau taukan Arga itu anaknya keras kepala, jika dia bilang tidak ya tidak, dia bahkan sampai sekarang belum menghubungiku, aku sudah mengecek apartemennya dan disana kosong, aku juga sudah menanyakannya pada Refan, tapi dia bilang tidak tau" Jelas Leon lagi.
"Dia hanya akan pergi untuk sementara, kau kan sudah mencabut semua fasilitas yang kau berikan padanya, aku yakin dia tidak akan bertahan lama dalam kondisi itu pasti dia akan kembali dan menerima perjodohan ini" Kukuh William. Leon yang mendengar itu sedikit kesal, kenapa William sangat ingin sekali menikahkan Arga dan Clarissa. Sudah jelas-jelas Arga menolaknya malam itu tapi masih saja ingin melanjutkan perjodohan tersebut. Sebenarnya apa tujuanmu William? pikir Leon.
"Jika kau mau menunggu silahkan tapi aku sudah membebaskan putrimu dari perjodohan ini, jika kau ingin menikahkan putrimu dengan orang lain silahkan, tapi jika Arga kembali dan menolak lagi aku tidak akan mencegahnya." Sanggah Leon kemudian menyeruput kopinya yang masih tersisa sedikit sampai habis.
"Leon kenapa kau tiba-tiba jadi seperti ini?" Heran William.
"Aku hanya tidak ingin terlalu memaksakan kehendak ku pada Arga. Dia masih sangat muda, dia bisa memilih jalannya sendiri, jadi apapun keputusannya aku akan mendukungnya selagi itu masih dalam batas yang wajar" Leon berdiri dari duduknya, ia memanggil satu pelayan kemudian membayar kopi miliknya sekaligus kopi William.
"Ya, aku sudah menyampaikan apa yang ingin aku sampaikan jadi sekarang aku mau pergi, aku ada meeting penting sebentar lagi" Ujar Leon
"Aku pergi, assalamualaikum" Lanjut Leon.
Leon mulai melangkahkan kakinya, saat tepat disamping William, Leon menepuk
pundaknya lalu berkata "Biarkan anak anak yang memilih" Kemudian ia melenggang pergi sedangkan William yang ditinggalkan mendengus kesal.
Sial!
Falshback Off.
"Pa! bagaimana jika tuan William menungguku dan melanjutkan perjodohan ini?" tanya Arga mulai merasa khawatir.
"Tidak akan!" seru Leon dengan santainya.
"Papa kok santai sekali, disini kebahagiaan Argalah yang dipertaruhkan pa?" Ketus Arga, kesal dengan papanya yang seolah olah tak peduli.
"Ah, sudahlah Arga ke kamar saja" Arga beranjak dari duduknya lalu meninggalkan Leon dan Maryana kembali ke kamarnya. Sedangkan Leon dan maryana menatap punggung sang putra yang mulai menjauh seraya tersenyum dan geleng geleng kepala beberapa kali.
Setelah sampai di kamarnya, Arga memilih duduk disofa sambil memainkan ponsel. Entak kenapa sekarang tiba-tiba saja ia teringat dengan Hana.
"Apa dia sekarang lagi di apartemen ya?" gumam Arga masih memikirkan Hana. Tak mau ambil pusing, Arga langsung mengirim pesan pada Hana.
Dimana? ~Arga
Setelah mengirim pesan Arga menunggu balasan dari Hana, namun sudah hampir 15 menit pesannya belum juga dibaca oleh Hana.'Apa yang aku pikirkan, kenapa aku memikirkan wanita keras kepala itu' pikir Arga.
Arga berjalan kearah ranjang, ia menghempaskan tubuhnya disana dengan posisi kaki terjuntai kesisi ranjang. Arga kembali melihat ponselnya yang masih ia genggam dan ternyata pesannya belum dibaca oleh Hana sama sekali.
Arga melempar ponselnya keatas kepalanya, Arga menaiki ranjangnya dengan sempurna, ia menyelimuti tubuhnya. Ia hendak memejamkan matanya namun kembali terbuka kala mendengar suara notifikasi masuk di ponselnya.
Saya di apartemen Kessy tuan muda ~Hana
Terukir senyuman tipis dibibir Arga saat membaca pesan dari Hana. Lama ia memandang pesan tersebut, sadar akan apa yang ia lakukan, Arga langsung menggelengkan kepalanya beberapa kali, menepis jauh jauh pikirannya itu.
Datanglah besok ke rumah ~Arga
Arga mengirimi pesan lagi pada Hana, hanya Arga yang tau apa yang tengah ia pikirkan.
Setelah mengirim pesan itu, Arga langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengambil wudhu, kemudian ia melaksanakan shalat isya. Setelah shalat Isya Arga mengecek beberapa email yang masuk karna mulai besok ia akan kembali bekerja walau hanya di rumah.
Disisi lain, Hana dan Kessy yang tengah asik bercerita tidak menyadari masuknya sebuah notifikasi. Sekitar 20 menit iya mengacuhkan ponselnya, saat Kessy pergi ke kamar mandi Hana membuka ponselnya, betapa terkejutnya ia saat mendapati satu pesan dari Arga sejak 20 menit yang lalu. Habis aku' pikir Hana, ia menepuk dahinya sendiri karna merasa telah melakukan kesalahan. Dengan cepat cepat Hana membalasnya, masih dengan raut panik ia menatap ponselnya.
Kessy keluar dari kamar mandi, dia mengernyit heran dengan tingkah Hana yang tak biasa memandangi ponselnya.
"Hana, apa ada pesan dari seseorang? kenapa kamu melototi ponselmu?" tanya Kessy. Hana yang sangat fokus pada ponselnya terkejut saat mendapati Kessy yah sudah disampingnya.
"Hey! ada apa? kenapa kamu bereaksi seperti itu?" tanya Kessy setengah berteriak.
"Tidak, aku tidak apa-apa" elak Hana
"Apa ada pesan dari seseorang?" tanya Kessy sudah dengan nada biasa.
"Aku mendapat pesan dari tuan Arga dan, dan pesannya sudah 20 menit yang lalu" cicit Hana.
"Apa! tuan Arga, apa yang dia katakan?apa kau sudah membalas pesannya?"
Hana menganggukkan kepalanya kemudian memperlihatkan pesan yang dikirim Arga pada Kessy.
"Dia belum menjawabnya, apa dia marah?" Lirih Hana
Kessy terkekeh melihat raut wajah Hana yang terlihat menyedihkan menurutnya."Haha..kamu tenang saja, tuan Arga yang tampan itu sangat baik dan juga ramah tidak mungkin dia akan marah"
Kamu belum tau saja sifat aslinya. Batin Hana menentang ucapan Kessy.
Sebuah notifikasi masuk kembali ke ponsel Hana. Hana melihatnya bersama Kessy. Setelah membaca pesan itu mereka saling pandang. Menatap heran pesan dari Arga.
Kenapa dia menyuruhku, tanpa disuruh pun aku akan kesana besok
Bersambung ...