Cinta Dan Air Mata

"Di tempat lain".

"Haaaa.....haaa...Pagi pagi sekali seseorang sudah tertawa lepas menandakan kalau dia sedang sangat bahagia.

"Akhirnya,sekarang kita lihat sampai sejauh mana kamu bisa bertahan Sintia,haaa haaaa......

Suara tawa Sukaesih menggema di taman halaman depan rumah nya.Sukaesih sedang bahagia,karena mendapat kabar dari orang yang sudah di bayar nya,agar memberi tahu kabar tentang keadaan Rizki.

"Ini semua salah kamu,karena tidak menuruti semua keinginan ku Sintia.Racun itu perlahan akan menggerogoti semua organ dalam suami mu secara perlahan.

"Haa haa.....Aku akan memisahkan mu dengan suami miskin mu itu,apa pun cara nya.Seumur hidup mu,tidak akan pernah aku biarkan bahagia.

"Dulu ibumu sangat beruntung,karena mempunyai suami yang sempurna.Bahkan semua keluarga Darmawan sangat menyayangi ibumu,dan membuat aku menjadi menantu yang hanya menjadi bayang bayang di belakang ibu mu.Semua orang,selalu menyanjung dan mengagumi ibumu.

"Sekarang semua nya telah berubah.Lihat lah sari,lihatlah aku akan membuat keturunan mu menderita.

"Harta dan kekuasaan,yang dulu membuat mu selalu di elu elu kan,perlahan telah menjadi milik ku.Semua kebahagian mu sekarang telah ku rebut Sari.ucap Sukaesih.

Ya,ternyata selama Sari masih hidup,dia selalu dibanggakan oleh keluarga Darmawan, bahkan selalu dibanding bandingkan dengan nya.Melihat semua itu,timbul lah perasaan benci dalam diri Sukaesih,dan berniat merebut semua harta bahkan kasih sayang keluarga Darmawan.

"Bahkan jalan salah pun dia tempuh,demi menyingkirkan sari dari keluarga Darmawan.Setelah Sari meninggal dunia,disitulah awal timbul perasaan serakah dari Sukaesih,yang mana semua harta sari perlahan dikuasai oleh suaminya.

"Dengan berkedok akan menjodohkan Sintia dengan laki laki yang setara dengan keluarga Darmawan,padahal itu hanya akal akalan Sukaesih saja,agar Sintia,yang mana keturunan satu satunya dari Sari,tidak bahagia dan terus menderita.

..............................................................................

"Sementara di rumah Sintia".

Pagi pagi dia sudah sibuk,mengurus Ilham sang anak dan mengurus Rizki suaminya yang terbaring tidak bisa apa apa.

"Mas,sekarang sarapan dulu ya,biar nanti bisa langsung minum obat.

"Rizki yang melihat sang istri sibuk,mengurus dirinya dan anaknya hanya menatap sendu sang istri.Sakit,perih dan sedih itulah yang dia rasakan saat ini.

"Bagai mana tidak,dia yang melihat orang yang sangat dicintainya itu sibuk sendiri.Sementara dirinya terbaring tidak berdaya,jangan kan membantu,untuk sekedar ke kamar mandi saja dia tidak bisa.

"Oh tuhan,kalau memang ini adalah teguran untu ku,karna dosaku yang selama ini jauh dari mu,maka jangan libatkan anak dan istri ku Tuhan,cukup aku saja yang menanggung itu semua,biarkan lah anak dan istriku bahagia.Dan kalau memang dengan cara ini engkau akan mengambil nyawaku,maka cepat lah ambil nyawaku.

"Jangan biarkan aku menjadi beban istriku terus menerus tuhan,ucap Rizki dalam hatinya.Dan akhirnya Rizki pun meneteskan air mata,karena tidak sanggup membayangkan bagai mana ke depan nya nasib istri dan anak nya.

"Sementara saat ini Sintia,sekarang sedang berada di teras depan rumah nya.Sedang menyuapi Ilham yang terus berlarian kesana kemari tidak bisa diam.Ya,di umur segitu seorang anak memang sedang aktif aktifnya.

"Aaa.....aaa...dulu dong nak,dengan sabar Sintia terus menyuapi Ilham.

"Pa..pah....ucap Ilham,sambil memegang lengan Sintia.Ilham memanggil Rizki sang ayah.Karena biasa nya,sebelum berangkat kerja,Rizki lah yang selalu menyuapi Ilham.

"Papah di dalam nak,kan sedang sakit.Sekarang kamu sama mamah dulu ya,nanti kalau papah sudah sembuh,baru disuapin nya sama papah lagi.Ucap Sintia tersenyum getir.

"Ilham yang mendengar ibu nya bicara,hanya tersenyum,entah mengerti atau tidak dengan ucapan sang ibu.

Setelah selesai menyuapi ilham,Sintia pun termenung.Apa aku harus cari kerja ya.Tapi,kalau aku kerja ,terus yang jagain Ilham siapa,dan lagi yang mengurus mas Rizki siapa gumam nya dalam hati.

"Memang untuk kebutuhan satu bulan ini tidak ada masalah,karena saat sebelum pulang pak Heri juga memberi uang pesangon,sekaligus uang gajihan Rizki bulan ini.

Memang untuk biaya pengobatan,pak Heri berjanji akan menanggung nya.

"Saat Sintia masih dalam lamunan nya,sebuah mobil memasuki pekarangan rumah nya yang sempit itu.

Klik.....Pintu mobil pun terbuka,dan turun lah seorang wanita yang tak lain adalah Bela.

"Mendengar suara mobil,Sintia pun tersadar dari lamunan nya,dan melihat kearah mobil yang sedang parkir itu.

"Sintia pun mengerenyitkan alis nya heran, tentu saja Sintia di buat heran setelah mengetahui siapa yang turun dari mobil itu.

Untuk apa pagi pagi atasan suaminya itu sudah berkunjung fikirnya.

"Sintia pun mencoba berfikir positif,naluri nya sebagai seorang istri menyadari ada sesuatu yang salah tentang ke datangan Bela,yang dia anggap janggal,karena jauh jauh sudah datang berkunjung sepagi ini.

"Bukanya baru kemarin dia dari sini,masa sudah berkunjung lagi fikirnya.Tapi demi menghormati sang tamu,Sintia pun berdiri dan menyambut kedatang Bela.

"Selamat pagi ka Sintia ucap Bela,Ya pagi juga Bu Bela.Jawab Sintia dengan ramah.

"Eh.....ko bu lagi sih manggilnya,Panggil nama aku aja Bela ka.

"Sintia pun tersenyum mendengar ucapan Bela,yang lagi lagi tidak mau di perlakukan sebagai atasan suaminya,aneh memang fikirnya.

"Iya iya Bel,hmm...ngomong ngomong.Kok tumben pagi pagi sudah kesini,apakah ada hal yang penting Bel.

"Bela,yang mendengar pertanyaan dari Sintia pun cemberut,memang nya kalau ga ada yang penting aku ga boleh datang kesini ya ka,ucap Bela sambil merenggut.

"Hii.hii...Sintia pun terkikik,melihat ekspresi Bela yang merenggut.Jangan cemberut gitu Bel,kamu malah kelihatan imut kalau cemberut begitu.

"Bela yang di sebut imut itu,malah tersipu malu.

"Ih....ka Sintia,aku kesini cuma mau main saja dan ketemu sama kaka.Selama ini Bela kurang bergaul,jadi ga punya banyak temen yang akrab.Tapi setelah ketemu ka Sintia,Bela merasa nyaman,jadi berasa punya saudara.

"Bela kan selama ini ga bebas keluar rumah,apa lagi Bela anak tunggal,jadi kemana mana selalu di tanyain.

"Iya iya,Kaka juga ga melarang kalau kamu mau main kesini.Tapi bukanya kamu sibuk di perusahaan.

"Huh......Bela pun menghela nafas,Bela di suruh cuti dulu sama mamah selama satu Minggu.

Katanya sih biar aku istirahat dulu,padahal kalau ga ke kantor,di rumah juga ngapain gak ada kegiatan,malah suntuk.Ungkap Bela.

"Sintia hanya geleng geleng kepala mendengar penuturan Bela.Bela pun melirik ke arah Ilham,yang sedang anteng dengan mainan nya.

"Halo sayang..

Mendengar namanya dipanggil Ilham pun menoleh sambil tersenyum ....

Melihat Ilham yang tersenyum Bela yang gemes buru buru mengendong Ilham.

Hmmmm......gemes nya ucap Bela sambil memegang pipi Ilham.

Sintia yang melihat interaksi Bela dan anak nya pun tersenyum........

Dan kemudian bertanya.....

Bel......kaya nya kamu sudah cocok deh jadi seorang ibu.

Kenapa ga menikah saja.....

Bukan nya pak Heri pengen cepat cepat punya cucu.......

Sontak saja Bela kaget.....mendengar Sintia yang menyuruh nya menikah.......

Gimana mau nikah kalau orang yang aku sukai adalah Rizki suamimu ka......ucap Bela dalam hatinya......