Cinta Pertama Bianca

Hari ujian akhir sekolah pun tiba, Lucas begitu sangat bersemangat sekali sedangkan ibu nya dia lebih memilih banyak diam di kamar.

"Semangat ya de, sekarang hari ujian akhir sekolah. Semoga nilai-nilai mu bangus dan bisa dapat beasiswa untuk kuliah, semoga kamu sukses selalu."

Daniel memberikan semangat untuk Lucas.

"Aku tidak akan kuliah, aku akan berkerja. Aku tidak mau menambah beban keluarga, dan jika aku kuliah pun mungkin uang hasil dari pekerjaan ku nanti."

Lucas tidak menyelesaikan sarapan pagi dia ingin secepatnya sampai di sekolah.

"Aku berangkat duluan yaa sampai pagi itu jauh lebih baik."

Lucas masih di antar supir pribadi nya sedangkan Daniel dia satu mobil dengan Papa nya, karena mobil Daniel yang sudah di jual untuk menambah uang sehari-hari.

Lucas mencoba untuk menahan rasa sedihnya ketika para media sudah menjadi kan berita perusahaan nya yang terancam bangkrut.

Beryl seperti menunggu kedatangan Lucas dan dia merasa sangat menghawatirkan kondisi Lucas, Beryl yang begitu sangat perhatian sekali dengan Lucas karena mempunyai perasaan terhadap Lucas.

Amira hanya bisa memandangi Beryl dari pintu kelas nya.

"Beryl pasti sedang menunggu Lucas, setelah melihat wajah Luas dia pasti langsung masuk ke dalam kelas."

Amira membiarkan Beryl dan akhirnya Lucas pun datang tapi dia tidak melirikan mata nya kepada Beryl.

"Hai Lucas selamat pagi."

Beryl pun masuk ke dalam kelas nya dan Amira merasa sangat sedih sekali melihat Beryl yang di abaikan oleh Lucas.

"Sudahlah Beryl masih banyak lelaki yang lebih baik dari Lucas, kamu lebih baik lupakan saja Lucas."

Amira merasa sakit hati melihat sahabatnya di perlakukan seperti itu.

Tapi Beryl yang sudah merasa Cinta dia mengabaikan ucapan Amira.

Bell masuk pun berbunyi mereka memulai mengerjakan ujian akhir sekolah mereka.

Beryl terlihat sangat lancar sekali mengerjakan soal tersebut karena hari pertama ujian di beri mata pelajaran matematika.

Lucas seketika dia langsung mengingat Beryl ketika dia melihat soal-soal tersebut.

"Ternyata soal yang di ajarkan oleh Bianca semuanya, beruntung lah walaupun cuma satu kali saja aku belajar bersama dengan dia tapi soalnya ada di ujian."

Lucas mencoba untuk mengerjakan dengan serius karena dia mengingat akan berkerja, Lucas berpikir jika nilai-nilai nya bagus maka pekerjaan nya pun tidak terlalu di bawah.

Lucas benar-benar ingin berkerja dia tidak mau masuk ke dalam perusahaan Papa nya, walaupun jika ada yang mau menyelamatkan perusahaan nya.

***

Venna merasa sangat bosan sekali selalu diam di dalam kamar dia seperti tidak mau menerima kenyataan jika perusahaan milik Ayah nya dulu sedang diambang kebangkrutan.

"Aku tidak mau jatuh miskin, aku harus bagaimana. Aku harus melihat apa, aku sangat binggung sekali sekarang."

Venna kembali menangis dengan keadaan nya dia pun memberanikan diri untuk keluar dari kamar nya.

Dia berjalan menuju ke tempat parkiran mobil miliknya, dia mengetahui jika mobil milik Daniel yang sudah jual.

"Mobil milik Daniel sampai di jual dan apakah rumah ini pun akan jual, jika itu terjadi lebih aku tinggal bersama dengan orang tua ku saja. Aku terlahir dari keluarga yang berkecukupan, dan sekarang setelah aku mempunyai anak dua aku tidak mau menjadi miskin."

Venna seperti belum bisa menerima kenyataan kehadiran nya.

"Sekarang adalah hari pertama Lucas ujian akhir sekolah, seharusnya dia kuliah tapi jika seperti ini dia tidak bisa seperti Kakak nya. Dan mungkin kah Lucas akan benar mencari pekerjaan, Astaga Lucas kenapa nasib ku seperti ini Nak."

Beny Irawan pun mulai mengurangi asisten rumah tangga nya, hanya sisa tiga orang saja karena dia merasa tidak sanggup untuk membayar bulanan nya.

Venna pun berjalan menuju ke mobil nya dia memilih untuk pergi ke rumah orang tua nya dia ingin menenangkan pikiran di sana.

"Daniel Lucas, maafkan Mama sayang tapi kalian berdua sudah dewasa dan pasti mengerti dengan kondisi Mama."

Venna merasa sangat beruntung sekali ketika dia yang mempunyai anak lelaki yang begitu sangat tegar dan kuat dalam menghadapi semuanya.

Venna membayangkan bagaimana jika dia memiliki anak perempuan pasti tidak akan mudah untuk menerima kenyataan ini.