NovelToon NovelToon
DOKTER DAVIN DAN SANTRI BARBAR

DOKTER DAVIN DAN SANTRI BARBAR

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Beda Usia / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Dokter / Tamat
Popularitas:406.4k
Nilai: 4.6
Nama Author: Imamah Nur

Novel ini adalah Spin-Off dari Novel yang berjudul "Terpaksa Menikahi Putri Mafia."

Kekecewaan dari kedua orang tua dan seluruh keluarga membuat Aurora Belle Fazila Alberto Harus dipindahkan ke pesantren sebab hampir saja gadis itu diperkosa oleh preman saat ingin menemui dokter Davin.

Merasa ditipu oleh dokter Davin, Fazila memutuskan untuk tidak pernah mau bertemu dengan pria itu lagi padahal yang terjadi hanyalah rekayasa Tantri saja, suster yang bekerja pada dokter Davin.

Bagaimana Fazila menjalani hidupnya di pesantren dan bagaimana dua orang ini bisa bertemu kembali?

Yuk simak kisahnya dalam novel ini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imamah Nur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21. Dokter Davin dan Chila 21.

"Ada apa Neng, kok bengong?" tegur pak satpam.

"Ah tidak ada apa Pak, kalau begitu saya langsung permisi untuk kembali ke kamar."

"Iya Neng."

Baru saja Fazila hendak melangkah keluar dari pintu pagar pak satpam mencegah gadis itu dengan memegang pundaknya.

"Ada apa Pak?" tanya Fazila sambil menatap wajah Pak satpam dengan ekspresi yang bingung.

"Itu kenapa rok Eneng sobek?" tanya Pak satpam sambil menunjuk ke bawah, ke bagian rok Fazila yang memang sobek akibat tarikan ranting tadi.

"Itu ... itu ada salah teknis sedikit Pak." Setelah mengatakan kalimat itu Fazila langsung berlari dari hadapan pak satpam karena takut pria itu curiga dan bertanya macam-macam.

Fazila mengendap-endap tatkala langkah kakinya memasuki area pondok putri.

"Hah, sepertinya tidak ada orang," ucapnya lalu menghembuskan nafas lega. Dari berjalan mengendap-endap kini dia beralih berjalan seperti biasa.

"Mungkin mereka semua sedang menjalankan ibadah shalat ashar berjamaah," gumamnya lalu mempercepat langkah agar segera sampai di kamar.

Benar saja sampai di kamar, kamarnya terasa sepi karena ketiga sahabatnya itu sudah tidak ada di sana.

"Benar 'kan mereka pasti sudah berada di masjid? Lebih baik aku ganti pakaian, mandi kemudian shalat dhuhur." Segera Fazila mengambil handuk kemudian keluar dari kamar dan menutupi pintu kembali, setelahnya berjalan cepat ke arah kamar mandi.

Saat sampai di kamar mandi dia menghentikan langkah dan berpikir akan mandi di kamar mandi yang berada di ujung sana. Kamar mandi yang dekat dengan kamar Heni.

"Aku harus mengambil ponsel itu dan segera menghapus gambarku yang sudah diambil oleh Heni dengan lancang." Fazila tersenyum senang lalu berjalan dengan langkah yang lebih cepat dari sebelumnya.

Keadaan di sekitar pondok putri terlihat sepi dan senyap karena kebetulan hari itu tidak ada satu santriwati pun yang sedang menstruasi dan hal itu membuat semua santriwati mendatangi masjid untuk shalat berjamaah dan meninggalkan pondok putri dalam keadaan kosong.

Namun, meskipun demikian Fazila masih mengawasi keadaan sebab bisa saja Heni sedang berada di tempat itu. Entah apa yang akan dilakukan oleh Heni itu, yang jelas Fazila beranggapan bahwa Heni adalah gadis aneh yang bisa berada dimana-mana di dalam area pondok pesantren.

"Benar-benar nggak ada orang." Dengan gesit Fazila mendekati kamar Heni kemudian celingukan seperti seorang maling yang takut kedapatan pemilik rumah.

Dengan cepat Fazila meraih handle pintu dan memutarnya.

"Tidak dikunci, tenyata dia adalah gadis yang ceroboh." Fazila tampak antusias. Setelah pintu terbuka dia langsung masuk ke dalam dan menutup pintu.

Gadis itu mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan yang sedikit gelap. Fazila menempel tangannya ke dinding, memencet sakelar dan sepersekian detik lampu langsung menyala.

Kamar Heni tampak rapi dengan buku-buku yang berjejer di atas rak dalam jumlah yang lumayan banyak. Fazila pikir itu bukan hanya buku Heni saja, tetapi juga buku teman sekamarnya yang disimpan dalam satu rak.

Di sisi ranjang susun ada meja kecil yang di atasnya terletak segelas air putih dan sebuah toples kecil berisi coklat berbentuk koin.

"Mana ponselnya sih?" Fazila terus saja mencari-cari keberadaan Heni.

"Ayo cepat ambil kitabnya!" Terdengar suara perempuan yang semakin lama semakin mendekat.

"Gawat." Fazila langsung bersembunyi di balik rak tersebut.

Pintu nampak dibuka menampilkan dua sosok manusia yang terlihat terburu-buru.

"Wah ternyata pintunya tidak dikunci!" seru seorang dari mereka.

"Siapa tadi yang meninggalkan kamar terakhir kali? Ini lampu juga belum dimatikan," tambah gadis yang satunya lagi.

"Biarkan saja, toh tidak akan ada yang berani mengambil barang-barang kita di sini."

"Iya sih, cuma kita kan harus berhati-hati juga. Siapa tahu ada penyusup masuk dan melihat barang-barang kita di sini. Mau kamu aksi kita selama ini ketahuan?"

Fazila mengernyit, dalam hati menebak-nebak kalimat yang keluar dari kedua santriwati yang begitu ambigu menurut dirinya.

"Apa maksud mereka?" tanya Fazila dalam hati. Sedikit dia mengintip dari samping rak untuk melihat wajah keduanya, sekedar memastikan apakah mereka adalah penghuni kamar tersebut atau bukan.

"Semoga saja mereka tidak mencuri, karena kalau sampai terjadi, aku yang bisa kena getahnya kalau sampai kepergok berada di tempat ini."

Namun, Fazila bernafas lega tatkala keduanya memang teman sekamar Heni.

"Cepat ambil kitab kuningnya!" perintah salah satu dari mereka.

"Baik." Seorang dari mereka berjalan menuju rak membuat Fazila undur lagi ke belakang rak lalu bersembunyi.

Dug.

Tak sengaja lututnya membentur rak yang terbuat dari kayu itu.

"Mati aku!" Fazila segera menutup mulut tatkala nafasnya menderu. Kalau dibiarkan pasti keberadaan. dirinya akan ketahuan.

"Bunyi apa itu Win?"

"Nggak tahu Gin, kita pergi aja yuk! Aku ngeri melihat pondok kita yang sepi seperti sekarang. Auranya macam horor aja," ujar Winda sambil meringis.

"Alah nggak mungkin ada hantu di tempat ini, biar aku periksa!" Gina melangkah ke depan lalu hendak memeriksa bagian belakang rak tersebut lewat samping.

Kebetulan rak tersebut tidak langsung menempel pada dinding melainkan agak maju karena dijadikan sekat untuk tempat shalat jika mereka tidak pergi ke masjid.

"Bagaimana ini?" Fazila panik, tubuhnya nampak gemetar.

Jika sampai keberadaannya di tempat itu diketahui oleh mereka dan mereka langsung berteriak, maka cap pencuri akan menjadi stempel yang melekat pada dirinya. Walaupun niat Fazila sebenarnya hanya untuk menghapus foto dirinya yang diambil oleh Heni, tetapi mereka akan menganggap lain. Apalagi itu adalah kamar Heni, gadis yang selalu ingin membuatnya kesal dan selalu mendapatkan hukuman.

"Sepertinya suaranya tadi dari sini," gumam Gina dan kali ini Fazila pasrah karena tidak tahu harus bergerak ke arah mana agar keberadaan dirinya tidak diketahui. Fazila hanya menutup mata dengan kedua telapak tangannya.

Jantung Fazila berdegup kencang kala langkah Gina semakin mendekat.

"Ya Allah tolong aku!" doa Fazila dalam hati.

Dug.

Dug.

"Arrrhg!" Gina berteriak sambil berjingkrak-jingkrak tatkala dua cicak yang saling berkejaran jatuh di atas kepalanya lalu terpental ke atas rak buku yang kosong sehingga menimbulkan bunyi yang sedikit nyaring.

"Ada ada, ada apa?" Winda ikut melompat-lompat karena saking syok melihat Gina yang heboh melompat-lompat dan menggerakkan roknya dengan cepat.

"Ada cicak Win," ucapnya sambil menatap kesal pada dua cicak yang sekarang sudah berada di atas lantai.

Kalau bukan berada di kamar pastilah Gina mengambil batu dan menindihnya sampai mati. Lumayan dapat pahala karena telah memusnahkan hewan yang suka menebar najis dimana-mana dengan kotorannya itu. Namun, dia tidak mau repot-repot bersih-bersih jika harus membunuh dalam kamar mereka.

"Kupikir apaan? Bikin orang jantungan aja," protes Winda.

"Eh tapi kamu tahu nggak Gin–" Winda meringis sebelum melanjutkan ucapannya.

"Apaan?!"

"Kata orang, kalau kita kena jatuhan dua cicak yang saling berperang atau bertindihan maka akan ada keluarga atau kerabat dekat kita yang akan mati."

"Ah kamu jangan nakut-nakutin lah Win! Jangan-jangan di lingkungan rumahku memang ada yang meninggal dan rohnya mendatangiku untuk memberikan kabar."

Bersamaan dengan itu bunyi cicak terdengar ramai di dalam kamar tersebut.

"Tuh, kan? Cicak-cicak pada berbunyi. padahal saat hari-hari biasa di kamar ini jarang ada cicak."

Gina langsung mengusap bulu tengkuknya yang tiba-tiba meremang dan bulu kuduk yang tiba-tiba berdiri.

"Kalau begitu kita ... kabur!" seru Winda sambil berlari tunggang langgang keluar dari kamar tersebut.

"Win tunggu!" teriak Gina sambil berlari mengejar sahabatnya.

Fazila yang melihat mereka berlari dengan cepat tidak bisa menahan tawanya. Gadis itu langsung tertawa cekikikan.

Bersambung.

1
Ita rahmawati
hamidun ini pasti
Ita rahmawati
aih itu si bocil ortunya kmna sih bisa²nya keliaran dn ganggu oengantin 😅
tp itu salah davin yg gk nutup pintu nih pasti 🤣
Ita rahmawati
kicep kan kalian ber 3,,lupa ya klo ada pak kyai sm bu nyai 🤣🤣
Ita rahmawati
cap cus nikah toh
Ita rahmawati
dokter davin mungkin 😁
Ita rahmawati
kalo kamu curiga sm davin berarti kamu BO DOH fazila,,masa gk tau klo itu cuma cara buat nyelametin kamu 🤦‍♀️
tp klo beneran itu kenyaannya berarti aku yg bo doh 🤣🤣
Ita rahmawati
astaga siapa lg nih yg nyulik,,si biang udh ditangkep masih aja ada yg jehong 🤦‍♀️
Ita rahmawati
knp bisa hilang ya 🤔
harap maklum pemirsah krn mas davin lg panik jd gk kekontrol 🤭
Ita rahmawati
waaaahhh siapa ya kira² 🤔
Ita rahmawati
ya ampun zam zam sampe segitunya 😔
jlnmu masih panjang masih byk perempuan yg jauh lebih cantik dn lebih naik dari si bovil chila 🤣
Ita rahmawati
dari awalaku tau nasibmu pasti bgni zam 🤣
Ita rahmawati
bengek nya mereka 🤦‍♀️🤦‍♀️🤣🤣
Ita rahmawati
fazila nih apa² mingkem aja gk kyk aku apa² lgsg komen 🤣
Imamah Nur: 😂😂😂 Terima kasih sudah meramaikan novel ini. Maaf tidak bisa balas satu-satu.🙏
total 1 replies
Ita rahmawati
cocoj nih dinda sm dimas sm² D juga sm² bengek 🤣
Ita rahmawati
nah gitu punya mulut tuh mangap jgn mingkem aja gaje gtu 🙄🤦‍♀️
Ita rahmawati
buka tuh kupingmu chil bocil 🙄🙄
Ita rahmawati
suster tantri berarti tersangka pelakunya 🤣
Ita rahmawati
si chila byk drama
Ita rahmawati
ulah siapa nih hayo ngaku siapa yg moto sm kirim poto kyk gtu
Ita rahmawati
ngapain pak dokter pake nelf si chexil mbarang toh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!