Paula adalah anak seorang Count yang sudah jatuh, di ambang kebangkrutan keluarganya, dia dijodohkan untuk menikahi seorang Duke.
"Aku menikahimu agar aku dijauhkan dari para wanita yang menganggu. Tahu batasanmu!"
Setelah berkali-kali disakiti oleh ucapannya, Paula masih mau bertahan untuk menyelamatkan wajah orang tuanya hingga Mereka menghabiskan malam bersama dan Paula hamil.
"Wanita murahan sepertimu mengaku hamil anakku?"
Sampai akhir pun Paula masih saja disakiti.
Lalu bagaimana nasib Paula selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Peri Bumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Delta yang buru buru pergi ke tempat Paula berada itu pun melangkah dengan terbesar gesa meski dengan kepala berdenyut. Badannya panas seperti sedang terbakar. Tidak salah lagi, pasti dia sudah meminum afrodiasik.
"Sial!" umpatnya.
"Huh...huh..huh.." nafasnya kasar tidak beraturan.
Sejak dulu, Delta sudah sering diberi afrodiasik dari para Lady untuk menjebaknya. Pertama dulu sejak dia sudah melakukan upacara kedewasaanya. Seorang pelayan di mansionnya memberikan afrodiasik kepadanya. Delta yang gelap kata segera melakukan hubungan terlarang tersebut. Pelayan yang licik itu segera meminta pertanggungjawaban kepada Delta. Merasa dibodohi, Delta pun segera membunuh perempuan yang tak tahu malu tersebut. Padahal perempuan tersebut memohon ampun dan berdalih mungkin saja ada anak Delta yang akan dikandungnya. Tapi Delta tidak perduli dan langsung membunuhnya tanpa ampun. Itu adalah pelajaran pertamanya memandang perempuan yang ada di sekelilingnya.
Semenjak itu Delta biasa membawa penawar afrodiasik kemana mana saat ada perjamun. Benar saja, ada saja Lady yang menjebaknya tapi sayang tak pernah berhasil dan baru kali ini Dia kecolongan.
Delta merasa karena dia sudah menikah dan membawa Paula jadi Dia meninggalkan penawar afrodiasiknya. Sekarang malah tubuhnya bereaksi berlebihan, rasanya bahkan lebih parah dari yang pertama dulu.
"Sebenarnya berapa banyak yang dia berikan di minumanku?" gumamnya pelan.
Delta sudah sampai di depan ruangan tersebut. Dia menyuruh penjaga untuk tidak membuka kamar ini meskipun Raja yang memintanya dan meminta rahasia. Siapa orang yang ada di dalamnya.
Delta segera masuk dan mencari Paula. Istrinya itu tengah terbesar tidur dengan damai.
'Sialan!' Rasa panas di badannya tak kunjung reda, jadi Dia dengan enggan tak bisa membandingkan hasratnya. Delta merasa akan lebih baik melakukannya dengan Paula karena statusnya sebagai istrinya. Toh kalau terjadi sesuatu, Delta lah yang masih memegang kendali.
"Paula..." Delta memanggil Paula dengan nafas yang menggebu.
Paula tak bangun.
Delta mendekat dan mendongkan wajah ke wajah Paula. Dia mencuri ciuman Paula dengan paksa.
Paula akhirnya terbangun dan kaget karena melihat wajah suaminya yang dengan rakus menciumnya.
'Apa yang dia lakukan?' Paula ingin sekali mengucapkan kata tersebut. Tapi tidak bisa keluar dari mulutnya dan terdekat di tenggorokannya.
Kekagetan Paula membuatnya membuka mulutnya karena hendak berbicara, tapi Delta menangkap itu sebagai peluang sehingga dengan cepat dia memasukkan lidah panasnya ke dalam mulut Paula.
Paula merasa tercekik karena kesulitan bernafas. Ciuman pertama yang dia impikan kandas dan dicuri dengan paksa oleh orang yang sangat dia benci.
Paula ingin mendorong Delta, tapi badan Delta yang dua kali lebih besar dari badannya tak bergerak sama sekali. Justru tindakan Paula yang memukul dada Delta membuat Delta semakin terprovokasi .
Delta akhirnya melepas ciumannya. "Huh...huh..." Paula menghirup udara sebanyak mungkin, nafasnya tersengal sengal. Delta segera menanggalkan kemejanya dengan terburu buru.
Paula kaget. "Apa yang sedang kau lakukan. Ingat kau tidak bernafsu kepadaku. Jangan jilat ludahmu!" Badan Paula bergemetar.
Delta tak perduli. Dia membuang atasannya dan segera mendekati Paula.
"Cari saja wanita lain!" Paula sudah putus asa.
"Kenapa aku harus memeluk wanita lain kalau aku punya istri." Delta semakin mempersempit jarak diantara keduanya.
"Delta..." Paula akhirnya memanggil nama suaminya dengan maksud memohon. Paula sudah menitikkan air matanya.
Delta justru merasa senang.
Delta kemudian mencium kening Paula. Ciuman yang lebih menuntut dan panas. Paula masih menolak dan semakin histeris tangisannya.
Delta akhirnya melepas ciumannya. "Paula...." panggil Delta dengan suara bergetar.
Panas di tubuh Delta semakin menjalar. Dia tak tahan lagi kemudian segera bergerak dengan kasar. Di raihnya gaun Paula yang menutupi tubuh Paula. Delta mernyobek gaun Paula dengan paksa dan susah payah karena gaun itu cukup tebal dan rumit sekali pemakaiannya. Belum lagi korset yang terpasang setelah gaun tersebut.
"Menganggu saja!"
Paula masih terisak, "Delta jangan...." Tapi Delta tak menggubris Paula karena pikirannya sudah kacau.
Paula merasa hina karena diperlakukan seperti ini. Dia semakin membenci Delta. Semua tindakan yang Delta lakukan diluar nalarnya itu membuat Paula membenci kehidupannya.
Dia menyesal sudah menikah dengan Delta. Kalau saja... kalau saja... Kakaknya tidak terjebak hutang. Apakah kehidupannya akan jauh lebih baik. Apakah terjebak hutang lebih baik daripada menikah dengan orang yang selalu menginjak harga dirinya.
Paula masih terisak dan tidak bisa berbuat apa apa. Tenaga Delta yang sudah berlatih berpedang sejak usia 5 tahun tentu tak sepadan dengan tenaga Paula. Yang dilakukan Paula hanya terisak.
"Kau boleh menangis dengan keras." Delta memburu hasratnya.
"Sial!" Delta tak tahan lagi.
"Ah....." jerit Paula sambil menangis. Badannya seperti terbelah menjadi dua. Pernyatuan tubuh itu terlalu dipaksakan sehingga Paula menjerit kesakitan.
"Sial. Sempit sekali. Huh..." Delta juga tengah berjuang menembus Paula.
Satu satunya yang Paula lindungi kini juga sudah direnggut oleh Delta. Jadi kini Dia pasrah saja. Harga diri yang dia lindungi sudah meninggalkannya seorang diri.
Paula yang awalnya merasakan kesakitan itu sekarang merasakan aneh di dirinya. Selain menangis dia hanya mengeluarkan suara yang menjijikkan bagi dirinya.
Penyatuan itu dilakukan Delta berkali kali untuk mengurangi panas di tubuhnya sampai Paula pingsan. Bahkan saat Paula pingsan pun Delta masih terus memompa sampai pagi menjelang.
"Huh...huh..huh..." Nafas Delta tidak berirama karena olahraga yang dia lakukan. Dia sekarang terbaring di samping Paula yang tengah tidur terlelap. Rambut pirang Paula kusut dan basah karena keringat. Matanya juga sembab karena banyak menangis. Tubuh polos Paula tanpa benang itu pun terekpos dengan sangat cantik. Banyak tanda merah dan gigitan yang Delta tinggalkan.
"Maaf..." kata Delta membisikkannya ke telinga Paula. Delta yakin kalau Paula tak akan mendengarnya. Delta merasa bersalah karena tidak hati hati dan kini Paula menjadi korbannya.
Delta yang masih punya tenaga itu bangkit dan menuju kamar mandi.
Dia masuk kamar lagi dengan keadaan bersih sudah mandi dan membawa baskom serta handuk. Bau srmennyq menguar di udara .
Delta membasuh tubuh Paula dengan hati-hati seperti kaca yang bisa retak kapan saja. Paula terbarung tak berdaya.
Setelah membersihkan tubuh Paula, Delta menyelimutinya lagi.
Delta kemudian bergegas mengambil bajunya dan keluar untuk membuat perhitungan dengan seseorang.
terimakasih. 🙏
ditunggu karya selanjutnya 💐🥰
Masih berlanjut atau sudah tamat?? Authornya 😁😁
Udah naik 2 Kg pas sakit Turun 3 Kg,kan Ngeselin 🤦🏿
Orang Miskin hanya bisa Gigit jari kalo di Hina,jadi udah ga Aneh lagi Miskin selalu Salah di mata Hukum mana pun 😓.