Memiliki kecantikan dan kepintaran saja tidak cukup untuk membuat ibu mertuanya senang padanya. Elleana Bella, seorang wanita karier dan juga ibu yang baik untuk putranya.
Namun ia selalu di cap sebagai menantu yang buruk oleh ibu mertuanya, bahkan suaminya pun selalu memojokan dan menyalahkan dirinya dalam segala hal dan selalu membenarkan kata-kata ibunya.
Bagaimana cara Bella menghadapi sikap toxic ibu mertuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Setelah beberapa hari berlalu kini Bella sudah kembali ke rumahnya dengan pribadi yang berbeda. Berkat dorongan dari putranya, Bella sudah mulai mengikhlaskan bayi nya yang hilang karena perbuatan jahat ibu mertuanya.
Sejak kejadian itu pula Bella berpikir untuk mengubah dirinya untuk menjadi orang yang tegas dan tidak mudah untuk ditindas, agar ibu mertuanya tidak terus bersikap sesuka hatinya.
"Bella ambilkan ibu minum, ibu capek sekali." Ibu Maya yang baru saja kembali setelah puas berbelanja pun mulai memamerkan barang belanjaan nya di hadapan Bella, namun Bella tetap bersikap biasa dan terkesan cuek tak perdulikan ucapan ibu mertuanya.
Kini ibu Maya terbelalak saat menatap rumah itu nampak berantakan sedangkan Bella duduk bersantai tampa mempedulikan lingkungan sekitarnya.
"Bella apa saja yang kamu lakukan di rumah? lihatlah rumah ini sudah bagaikan kapal pecah!" Ibu Maya mulai memegangi kepalanya yang terasa berdenyut.
"Saya sedang sibuk bu," Jawab Bella tanpa menatap ke arah ibu mertuanya yang kini tengah berkacak pinggang dengan bola mata yang hampir keluar karena jawabannya.
"Apa kamu bilang sibuk?!" Pekik ibu Maya yang menggebrak meja yang ada di hadapannya.
Namun Bella tak perduli, dengan apapun yang di lakukan ibu Maya saat ini. Bella terus pokus mengecat kukunya.
"Kenapa anda marah? dengar bu saya bukan pembantu rumah ini tapi saya pemilik rumah ini." Jawab Bella yang langsung menusuk relung hati bu Maya.
"Kau ya! berani sekali kamu menghinaku!"
Byuurr...
Ibu Maya menyiaram Bella dengan segelas air yang ada di hadapannya. Namun Bella hanya diam saja tak melakukan apapun karena ia tahu saat ini suaminya tengah berdiri di ambang pintu.
"Hiks.. Hiks... Kenapa ibu jangan sekali padaku? apa salah ku pada ibu kenapa ibu selalu membenciku." Bella mulai berakting sama seperti yang pernah ibu Maya lakukan sebelumnya.
"Karena aku memang tidak suka padamu." Ucap Ibu Maya yang kini melemparkan botol cat kuku milik Bella tepat di bawah sepatu Abimana.
"Abi, kamu sudah pulang nak?" Tanya ibu Maya dengan raut wajah senangnya.
Namun Abimana tak menjawab pertanyaan Ibunya lalu mengambil botol cat kuku milik istrinya dan mengembalikan nya pada Bella.
"Abi tidak menyangka ibu berbuat sekasar itu pada Bella.'' Kini Abimana memeluk menenangkan istrinya dan membawanya ke kamar untuk mengganti baju istrinya yang basah.
"Abi, kamu salah paham nak, ibu tidak bermaksud seperti itu pada Bella. " Ucap Ibu Maya membela dirinya.
Namun Abimana tetap tak peduli dengan teriakan ibunya saat ini. "Aku haras sedikit demi sedikit ibu mulai bisa berubah agar menjadi panutan yang baik di dalam keluarga ini." Bella berdoa dalam hati agar ibu Maya segeralah mendapatkan hidayah.
"Aku tidak pernah membenci ibu, tapi ibu aku tidak suka sifat ibu yang selalu bersikap seenaknya." Batin Bella.
"Bella maafkan ibu ku ya, mungkin ibu lelah karena,"
"Aku mengerti, aku juga lelah ingin beristirahat sejenak." Ucap Bella memotong perkataan suaminya.
Kini Bella pun berbaring di ranjang membelakangi Abimana yang masih berdiri di tempatnya.
Abimana menghela nafas kasar ia bingung dengan hubungan antara Bella dan ibunya. "Sepertinya aku harus melakukan sesuatu agar mereka bisa akur dan rukun." Guman Abimana yang kini pergi keluar dari kamarnya dan mencari keberadaan Zayn.
"Zayn papa pulang, kamu dimana nak?" Abimana mulai mencari keberadaan sang putranya yang saat ini sedikit menjaga jarak dengannya.
Abimana membuka pintu kamar putranya perlahan dan melihat sang putra tengah berkutat dengan buku dan alat tulisnya.
"Zayn, papa memanggilmu sejak tadi apa kamu tidak mendengarnya nak?" Kini Abimana duduk di samping putranya yang sedang menggambar sesuatu.
"Zayn sedang sibuk pa,"
"Gambar mu sangat bagus, tapi dimana papa mengapa hanya mama dam Zayn saja?" Tanya Abimana yang kini menatap putranya dengan sangat intens.
"Zayn tidak suka papa dan juga nenek, kalian berdua jahat! papa selalu membuat mama menangis dan nenek membuat adik bayi kembali ke surga." Zayn mulai menangis dan mengungkapkan segala kesedihan hatinya.
"Maafkan papa sayang, papa salah." Abimana mulai memeluk putranya, namun dengan cepat Zayn menepis dan menjauhkan dirinya dari sang papa.
"Maafkan papa Zayn papa memang salah pada kalian papa memang egois." Ucap Abimana dengan nada lembutnya.
"Papa suaminya kan tapi kenapa papa tidak bisa melindungi mamaku?" Zayn merasa sangat kesal pada papanya saat dia hanya diam saja walau pun melihat ibunya memperlakukan mamanya dengan tidak baik.
Ya, beberapa saat yang lalu Zayn melihat neneknya menyeramkan air pada sang mama, saat itu Zayn ingin berlari membantu mamanya namun ia urungkan niatnya saat melihat sang papa juga berada disana.
Saat itu Zayn berharap jika papanya memarahi neneknya untuk tidak terus mengganggu mama nya, namun harapan Zayn musnah saat melihat sang papa hanya diam dan menyaksikan segalanya tanpa berkomentar apapun membuat merasa Zayn sangat kecewa.
"Maaf Zayn, tapi beliau adalah ibu papa, orang tua papa satu-satunya di dunia ini papa tidak bisa membentak atau berbicara kasar padanya. Tapi, kita bisa berusaha untuk mempersatukan mereka kan?" Abimana mulai memberikan pengertian pada putranya.
Namun hal itu membuat Zayn semakin tidak suka pada papanya, Zayn yang merasa tidak puas dengan jawaban sang papa pun memilih pergi meninggalkan ruangan itu dan mencari keberadaan mamanya.
"Abimana! apa yang sudah kamu lakukan hingga putramu sendiri kini membenci dirimu." Abimana mengacak rambutnya frustrasi ia sungguh sangat bingung harus melakukan apa saat.
"Sekarang bagai mana caranya untuk menyatukan keretakan yang sudah aku buat ini? " Gumam Abimana yang kini menatap foto tamasya keluarga kecilnya yang tergantung di dinding.
Potret itu di ambil saat Zayn berusia tiga tahun saat hubungan rumah tangga mereka baik-baik saja dan jauh dari kata pertengkaran. Wajah bahagia dan berseri pun terpancar di sana.
"Andai waktu bisa ku putar kembali, aku ingin mengulangi masa-masa bahagia kita Bella. Maafkan aku yang sudah menorehkan luka di harimu." Gumam Abimana.
Kini sebuah ide pun muncul di kepala Abimana untuk mengajak kembali keluarga kecil nya berlibur. Dengan langkah cepat ia pun keluar dari ruangan itu untuk mempersiapkan segalanya.
Namun kini langkahnya terhenti saat mengingat bahwa ia sudah tak memiliki kendaraan yang bisa mengangkut seluruh keluarga nya.
"Ini salahku, saat itu aku dengan egois nya menjual mobil Bella hanya demi memenuhi permintaan ibu." Abimana terus dirinya dan kebodohan nya sendiri.
"Aku berjanji Bella aku akan berusah dan bekerja keras untuk mengganti semua barang-barang mu." Gumam Abimana yang kini menghampiri anak dan istrinya yang sedang bercanda di kamar.
Kini Abimana tersenyum saat melihat senyuman bahagia anak dan istrinya yang tengah tertawa lepas.
"Bella," Abimana mulai berjalan dan duduk di samping sang istri membuat tawa dari ibu dan anak itu berhenti seketika.
Bersambung