Klan yang kalian kira sudah punah akan kembali
Klan yang kalian takuti dan kalian benci akan menjadi jawaban dari kesembuhan alam di bumi
Gadis itu, telah kembali dengan anugrah kekuatan dari seorang legenda yang pernah dikagumi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MyNamesEel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
Amukan sosok dengan suara bariton yang keras menggema memenuhi aula Raja Draenor. Para penjaga yang tadi sempat berusaha menghadangnya, kini berbaring tak berdaya dengan luka cakaran yang cukup dalam di beberapa bagian tubuh mereka. Sesaat aku mulai tersadar, dan kulihat Haldir sudah tidak berada di depanku lagi. Aku terlalu terpaku melihat pemandangan yang mengerikan ini.
Kudengar Haldir yang sepertinya berada di sisi Raja, dimana seharusnya posisiku juga berada, memanggilku untuk mendekatinya. Tapi entah kenapa mata dan tubuhku lebih tertarik pada sosok yang berjalan dengan gagah mendekat. Aku selalu bermasalah dengan penglihatanku jika berada di tempat yang tidak cukup terang. Aku tidak dapat melihat dengan jelas mahkluk apa ini. Kupicingkan mataku berharap dapat melihatnya lebih jelas. Semakin dekat, semakin dekat... tidak hanya sosoknya yang membuat jantungku berdetak kencang, tapi feromon yang dia miliki seolah membuatku ingin tunduk padanya. Feromon ini... WEREWOLF!
Bagaimana mungkin dia memiliki feromon sekuat ini padahal dia hanya melakukan shift setengah, Apa yang membuat dia semarah ini pada Raja Draenor? Darimana dia mendapat nyali sebesar ini untuk membuat kekacauan di istana orang lain? Apa yang dia lakukan disini? Terlalu banyak pertanyaan di kepalaku, hingga kulupakan satu pertanyaan penting.
"Mengapa dia berdiri tepat di depanku?"
Bukankah tadi kau menyebut nama Draenor? Bukankah tadi menghajar para penjaga karena ingin melampiaskan amarahmu pada Draenor? Kenapa? Kenapa kau malah berdiri di depanku?
"Jangan coba-coba untuk melangkahkan kakimu sedikit saja,Nona," perintahnya dengan suara bariton yang kali ini cukup lembut dan maskulin. Suara yang kembali membuatku bulu kudukku merinding.
Dia melewatiku dan pergi menuju Raja Draenor dan Haldir berada. Aku hanya menoleh, diliputi keingintahuan akan apa yang dia lakukan selanjutnya.
"Tidak kusangka kau mewarisi sikap picik dari ayahmu,Dwynnor, sampai berani menipuku selama puluhan tahun," katanya sambil menggertakan gigi-gigi tajamnya yang mengerikan.
Kulihat Haldir yang berdiri di depan Raja langsung mengeluarkan tongkat sihir yang tersembunyi di bajunya yang lusuh.Werewolf itu tampak tidak terpengaruh dengan apa yang dilakukan Haldir. Pandangannya tetap mengarah pada Raja Draenor yang tampak acuh dengan amarah werewolf ini.
"Tunjukan sopan santunmu sebagai tamu kerajaan ini, Alpha Caldwell," kata Haldir
"Berbicara sopan santun, bukankah kau seharusnya menurunkan tongkat yang mengarah padaku, Haldir putra Hugo. Apa kau lupa siapa aku dan dimana posisimu?" kata Alpha dengan tonenya yang sangat dalam
Sedikit demi sedikit Haldir menurunkan tongkatnya. Namun posisi siaganya dalam melindungi Raja tidak berubah.
"Melihat kesalahan fatal yang kaulakukan, ini cukup untuk memicu sebuah perang besar antara bangsa peri dan werewolf bukan?" tantang werewolf yang ternyata merupakan seorang Alpha ini.
Caldwell...Caldwell... aku mengenal beberapa Alpha, namun nama ini terasa sangat asing bagiku. Dari pack mana dia berasal?
"Tidak akan terjadi perang jika kau bisa mengendalikan emosimu Arthur" jawab Raja Drainor
Arthur! Arthur Caldwell. Aku ingat sekarang. Pantas jika aku tidak pernah bertemu dengan dia selama kunjunganku di beberapa pack selama ini. Karena dia bukanlah Alpha biasa. Dia adalah King Alpha Arthur Caldwell, pemilik istana besar Caldwell yang merupakan istana tempat legenda Vittore dulu tinggal. Pemimpin 20 pack yang tersebar di dunia, 7 diantaranya adalah pack besar. Sedangkan dia sendiri juga mempimpin satu-satunya pack yang ada di bagian utara, Shadowmoon Pack.
"Mengendalikan emosi katamu? Jika bukan karena gadis itu, aku pasti akan menghancurkan istana ini sekarang,"
Raja Draenor menyentuh pundak Haldir dari belakang dan mengetukan jarinya beberapa kali di pundaknya. Sebuah sandi yang Haldir dan pengawal raja ketahui termasuk aku. Sandi yang mengisyaratkan kami berdua untuk pergi meninggalkan Raja Peri dan Raja Serigala yang tengah bersitegang ini, agar dapat menyelesaikan urusan mereka tanpa campur tangan siapapun. Haldir yang mengerti langsung mengangguk dan berjalan kearahku.
Berbeda dengan Haldir yang tanggap menuruti perintah Raja, aku tidak bisa seperti itu. Tubuhku memaksaku untuk tetap diam disini seolah terhipnotis oleh perintah Alpha Arthur itu padaku sebelumnya
"Jangan coba-coba untuk melangkahkan kakimu sedikit saja,Nona,"
Kata-katanya itu selalu terngiang dalam kepalaku.Hanya saja, kenapa aku yang keras kepala ini mau menuruti orang yang baru kukenal?
"Akana... " panggil Haldir
Aku tetap tak bergeming
"Akana!" bentak Haldir kali ini sambil menarik paksa tanganku
"Jangan berani kau menyentuhnya Haldir!" seruan Arthur yang kali ini tampak lebih mengerikan dibandingkan dengan ancamannya pada Draenor tadi
Meninggalkan Draenor, dia berjalan ke arah kami,menunjukan seringainya dan mata kuning mengkilat yang penuh kemarahan.
"Lepaskan tanganmu darinya, penyihir bodoh! DIA MILIKKU!"
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Perkataan "Dia Milikku" membuatku sedikit terguncang. Milikku? Dia bilang 'milikku'? Siapapun akan tahu apa makna dari kata ini jika muncul dari mulut seorang werewolf. Apa dia mengklaim diriku sebagai miliknya?
"Kuperintahkan kau untuk melepaskan tangan kotormu darinya," ulang Alpha Arthur
Haldir tak mengindahkan perintah itu. Feromon kemarahan Alpha semakin terasa. Sedangkan aku, seperti orang bodoh yang diam seakan menikmati drama ini.
"Lepaskan Haldir," kata Raja Drainor meredam suasana
Perlahan Haldir merenggangkan pegangannya padaku sampai akhirnya benar-benar melepasnya.
"Biarkan mereka pergi Arthur, kuminta kau...,"
"Tutup Mulutmu Draenor! Berani sekali pembohong sepertimu memerintahku!Jangan buat aku kehilangan kesabaranku dan memerintah semua Pack untuk menyerang kerajaanmu,"
"Lakukan jika kau mau. Tapi akupun tak akan menjamin keselamatannya," ancam Draenor sambil melihat ke arahku
Alpha Arthur menatapku lekat dan dalam. Masih bisa kurasakan amarah dalam dirinya. Namun seakan tak berdaya dengan ucapan Draenor, dia menelan amarahnya itu dalam-dalam. Nafasnya masih terengah-engah menahan amukan serigala yang ada dalam tubuhnya.
"Kuulangi Arthur, biarkan mereka pergi, kuminta kau membicarakan masalah ini denganku dengan kepala dingin. Aku adalah seorang Raja begitu pula kau. Ada alasan kenapa aku harus melakukan semua ini. Dengarkan aku terlebih dahulu dan jika pada akhirnya kau masih menyalahkanku, maka tanpa perlu kau menyatakan perang, aku sendiri yang akan mengakhiri semua ini dengan cara yang kau mau,"
"Dengan cara yang kumau? Sekalipun aku meminta nyawamu?"
"Tentu." jawab Draenor tegas
"Kau cukup yakin akan pembenaranmu,"
"Tidak juga, Aku hanya cukup meyakini bahwa tempat terbaik yang dimiliki Akana hanyalah disini. Hidup sebagai Kaum Peri,"
"Benarkah? Apa yang dia dapat selama disini? Atau apa yang kalian dapat selama dia berada disini?"
Raja Draenor hanya terdiam. Jika kupikirkan sebetulnya baik aku dan Draenor tidak mendapat apapun selain cemooh an. Aku yang dicemooh oleh orang-orang yang tidak menerimaku sebagai bagian dari bangsa mereka, dan Draenor yang mendapat cemooh an dari keturunannya sendiri, Putri Gwen, karena mempertahankan aku yang berasal dari kaum Misc, kaum yang telah membunuh ibu Raja Draenor sekaligus neneknya.
Baik aku ataupun Draenor sama-sama saling memanfaatkan. Aku memanfaatkan kekuasaan Draenor untuk bisa tetap hidup dengan tinggal di kerajaan Peri Hutan Selatan, sedangkan Draenor memanfaatkan kekuatanku dengan menjadikannya pengawal utama kerajaan, yang selain cakap dalam diplomasi juga memilki kekuatan lain yang tersembunyi.
"Jadi, apa solusi yang kau berikan Arthur? Kau tidak mau mendengarku, kau juga tahu bahwa perang antar bangsa pun tidak akan bisa terjadi demi keselamatannya. Kau pun terlihat tidak begitu menginginkan nyawaku."
"Kau begitu pandai Draenor. Kau membuatku berada di keadaan dimana aku tak bisa melakukan apa-apa sekalipun kau melakukan kesalahan yang sangat besar pada bangsaku,"
"Kenyataanya, kesalahan itu bukan ada padaku. Akana adalah kesalahan itu sendiri. Jadi barang siapa yang memihaknya, maka dia akan berada di pihak yang salah" katanya membela diri
"Jika kau menganggap dia adalah kesalahan, maka biarlah aku yang menanggung kesalahan itu. Kau menanyakan solusi padaku bukan? Maka ini keputusanku. Mulai saat ini, Akana tidak akan lagi dikenal sebagai Akana putri Draenor, sang Peri. Kedepannya dia akan dikenal dengan nama Luna Quenn Leora, Quenn Luna dari Alpha King Arthur of Caldwell."
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagi yang suka novel panjang, Last Clan: The Living Legend ini bisa menjadi pilihan kalian
mohon tinggalkan kritik dan saran di kolom komentar untuk perbaikan kedepan ya
terima kasih
dan ga kecewa sih
ceritanya bagus