MATA SAKTI DARI LANGIT

Walaupun Sonia telah mengatur kartu, namun tetap saja dirinya masih merasa ragu. Di tambah lagi saat ini yang dia hadapi adalah Roni si dewa judi dari ibukota. Tidak mungkin Roni tidak memiliki rencana, pikir Sonia.

"Bukannya nona Sonia mau main cepat?" ujar Roni melihat Sonia hanya diam saja.

"Giliran nona," sambung Roni membentak.

Namun walaupun sudah di bentak roni, Sonia masih tetap diam. Perasaannya terasa tidak enak. Feeling nya mengatakan bahwa jika dia ikut, maka dia akan kalah.

"Kartu milikmu itu adalah 5, dan jika kamu bagikan kartu yang terakhir nilainya akan menjadi 8," ujar Roni lagi kepada Sonia.

"Permainanmu ini sudah sejak 10 tahun yang lalu tidak aku mainkan," sambung Roni.

Sontak saja Sonia terkejut mendengarnya. Roni telah mengetahui kartu miliknya. Dirinya memang mengatur kartu dengan kocokannya untuk mendapatkan nilai akhir kartu 8.

Hal ini tentu saja membuat Sonia semangat ragu-ragu untuk ikut. Di tambah lagi taruhannya adalah semua uang yang di miliki.

Suasana juga menjadi begitu sangat tegang sekali. Orang-orang tampak begitu serius dan menunggu apa yang akan di lakukan Sonia selanjutnya.

"Lawan saja!" ujar rolan yang menonton di sana secara tiba-tiba.

Sontak saja perkataan Rolan ini menarik perhatian semua orang.

"Bukankah pemuda ini adalah orang yang menang bermain dadu tadi, ini adalah permainan hidup dan matinya casino ini, bisa-bisanya dia berkata begitu santai," ujar salah seorang di sana.

"Dia mengandalkan keberuntungan untuk bisa mengalahkan nona Sonia sebelumnya, bisa-bisanya dia mengatakan lawan saja, apa tidak lihat orang yang di hadapi adalah dewa judi dari ibukota," ujar orang yang lain.

"Lebih baik diam dan tonton saja," ujar orang yang lain lagi.

Sonia juga melihat sekilas ke arah Rolan, namun kemudian sama sekali tidak memperdulikannya. Sonia kembali fokus pada permainan kartu yang dia mainkan ini.

"Nona Sonia, bagaimana?" tanya Roni.

Sonia akhirnya memutuskan untuk mengikuti feeling nya. Sonia mundur dan menutup kartu miliknya. Dengan demikian maka Roni memenangkan permainan ini tanpa perlu membuka kartu selanjutnya.

"Seperti yang aku kira, casino ini tidak ada apa-apanya," ujar Roni merendahkan.

"Di gertak sedikit saja sudah langsung takut," sambung Roni.

Roni membuka kartu miliknya yang ternyata adalah raja. dalam permainan kartu qiu, raja sama saja nilainya dengan nol.

Kemudian Roni juga membagikan kartu kedua milik Sonia dan miliknya. Seperti yang Roni katakan, kartu kedua Sonia adalah 3. Bila di jumlahkan dengan kartu pertama, maka sonia mendapatkan nilai 8.

Sedangkan kartu kedua milik Roni adalah 6. Bila di jumlahkan dengan kartu raja pertama miliknya, maka hasilnya adalah 6. Dengan demikian, jika Sonia berani, seharusnya Sonia dapat memenangkan permainan ini.

Tindakkan Roni ini sengaja dia lakukan untuk memperlihatkan kepada semua orang bahwa mental juga berpengaruh besar dalam perjudian.

"Aih, seharusnya nona Sonia bisa menang jika berani ikut," ujar salah seorang di sana.

"Tekanan mental memang sangat berpengaruh, nona Sonia sudah kalah mental di awal," ujar orang yang lain.

"Sayang sekali, nona Sonia benar-benar takut dengan aura lawan," ujar orang yang lain lagi.

Sonia juga hanya bisa menggigit bibirnya sendiri. Tidak di sangka seharusnya jika dia berani, maka dia yang menang.

Namun kemudian di benaknya terlintas kata-kata dari pemuda bernama Rolan. Rolan memintanya untuk lawan dan ternyata seharusnya dia yang menang.

Rolan sendiri sudah menggunakan kekuatan mata saktinya untuk menembus kartu milik Roni. Hal itu yang membuat Rolan bisa berkata demikian. Namun sayangnya perkataannya tidak di anggap sama sekali.

"Nona Sonia, apa kamu sudah begitu takutnya terhadapku?" ujar Roni.

"Baru menang 100 milyar saja sudah sombong, ayo lanjutkan!" balas Sonia.

Kali ini adalah giliran Roni untuk mengocok kartunya. Roni juga mulai mengocok kartunya. Terlihat Roni begitu terampil dalam mengocok kartu.

Kemampuan Roni mengocok kartu membuat orang-orang di sana kagum. Setiap gerakan Roni tampak begitu sempurna sekali. Setelah selesai mengocok, tumpukan kartu juga Roni letakkan di atas meja.

"Aku bilang dulu ya, aku tidak akan menindas yang lemah, di putaran ini aku tidak buka kartu, tidak perduli nona Sonia taruhan berapa, aku ikut," ujar Roni.

Roni kemudian mempersilahkan Sonia untuk memotong kartunya. Sonia juga meletakkan telapak tangannya pada tumpukan kartu. Seketika energi dari dalam tubuhnya mengalir ke tumpukan kartu tersebut.

Sonia mulai mengeluarkan kemampuan istimewa yang dia miliki. Sonia meraba tumpukan kartu, setelah merasa tepat, Sonia juga langsung memotongnya menjadi 5 tumpukan.

Kemudian Sonia kembali menyusun dan menaruh 5 potongan menjadi satu tumpukan kembali. Dengan demikian Sonia masih bisa mengatur kartu miliknya seperti apa yang dia inginkan.

Teknik istimewa ini membutuhkan energi dari dalam tubuh Sonia dengan jumlah yang sangat besar. Alhasil wajah Sonia juga terlihat mulai pucat dan keringat dingin keluar dari keningnya.

"Aku sudah mencapai batas, aku akan mempertaruhkan semuanya di sini," pikir Sonia.

Roni yang melihat itu juga kembali mengeluarkan seutas senyuman di sudut bibirnya.

Sonia juga telah selesai dan Roni juga mulai membagikan kartunya. Satu untuk Roni dan satu untuk Sonia.

Seperti yang Roni katakan, dia sama sekali tidak menyentuh kartu miliknya. Sedangkan Sonia mengintip kartu miliknya yang ternyata adalah 6.

Kartu dengan nilai 6 ini adalah seperti yang Sonia harapkan. Dalam memotong kartu, Sonia memang mengatur kartu pertama miliknya adalah 6.

"Tuan Roni, kamu yakin berapapun taruhannya kali ini kamu akan ikut?" tanya Sonia.

"Tentu saja," jawab Roni.

"Baik, aku taruh semuanya!" ujar Sonia.

Sonia mempertaruhkan semua uang miliknya pada putaran ini. Selain dirinya sudah kehabisan energi di dalam dirinya, Sonia juga yakin akan memenangkannya.

Selain mengatur kartu miliknya dengan memotong kartu tadi, Sonia juga telah mengatur kartu milik Roni. Dengan demikian, Sonia dapat tahu bahwa kartu tertutup milik Roni itu adalah 4.

Pelayan Sonia juga langsung menaruhkan semua uang yang di milikinya.

"Haha..." Roni juga mulai tertawa.

"Seperti yang aku katakan sebelumnya, berapapun aku akan ikut," ujar Roni.

Bawahan Roni juga menaruhkan semua uang yang di miliki.

Roni juga membagikan kartu kedua mereka dan juga menjadi kartu yang terakhir. Sonia mulai mengintip kartu kedua miliknya yang ternyata adalah 3.

Seperti yang Sonia rencanakan, kartu pertamanya adalah 6 dan kartu keduanya adalah 3, jika di jumlahkan keduanya menjadi nilai 9. Nilai 9 adalah nilai terbesar dalam permainan kartu qiu.

Sonia juga telah mengatur kartu kedua milik Roni yang seharusnya adalah 1. Sehingga jika di jumlahkan dengan kartu pertama milik Roni 4, maka hasilnya adalah 5. Dengan demikian maka Sonia akan menang dengan telak.

Rolan yang ada di sana kali ini juga tidak berbicara apapun. Dirinya telah menggunakan kekuatan tembus pandangnya dan mendapati kartu Roni memang kalah di bandingkan dengan kartu Sonia.

"Tuan Roni seharusnya tidak meremehkan ku," ujar Sonia.

"Plak!" Sonia membanting kedua kartu milik di atas meja.

Terlihat kedua kartu milik Sonia yang terbuka dengan nilai akhir adalah 9.

"Kali ini aku yakin pasti menang," sambung Sonia dengan penuh rasa percaya diri.

"Wah... pantas saja nona Sonia berani bertaruh semuanya, ternyata nilainya adalah 9," ujar salah seorang di sana.

"Kalau begini, nona Sonia sudah hampir di pastikan menang," ujar orang yang lain.

"9 adalah nilai tertinggi, tidak ada yang bisa mengalahkannya kecuali pair, namun pair adalah kartu yang sangat sulit di dapatkan," ujar orang yang lain lagi.