"Aku hamil, Rey." Kalimat itu akhirnya lolos dari bibir Kirana, meski dia mengatakan penuh keraguan.
Reyhan bukannya senang, justru dia melontarkan kalimat yang sangat menyakitkan. " Hamil! Bayi siapa yang kau kandung? Kalaupun itu anakku, jangan berharap aku akan membiarkan dia lahir kedunia ini."
Tanggapan negatif dari Reyhan membuat Kirana ingin mempertahankan bayinya seorang diri, meski dirinya tengah divonis kanker stadium akhir.
Ya, Reyhan menikahi Kirana karena paksaan dari keluarga wanita, pernikahan mereka yang berumur tujuh tahun tidak mampu menghadirkan CINTA . Reyhan memiliki kekasih yang setiap saat hadir mengacaukan hubungan mereka. Namun, saat Kirana benar-benar pergi, Reyhan merasakan sesuatu yang berharga telah hilang dari hidupnya.
Akankah mereka kembali bersatu dalam sebuah ikatan pernikahan?
Ataukah mereka berpisah dan menyisakan penyesalan?
Ayuk! ikuti kisahnya sampai tamat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isti arisandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Reyhan sulit untuk percaya dengan apa yang di dengar baru saja, sudah jelas kalau wanita yang menyelamatkan dirinya waktu itu adalah Clara. Clara mengatakan ada ditempat kejadian, tak mungkin dia berkata bohong.
"Aku semakin yakin Kirana telah membohongi semua orang demi mendapatkan simpati dari orang terdekatnya," Lirih Reyhan. lelaki itu mengangkat kaki meninggalkan Kirana dan Aezar yang tengah duduk berdampingan.
Rayhan bersyukur Kirana tidak melihat kedatangannya. Setelah mendengar semua perkataan Kirana, Reyhan yakin Kirana adalah orang yang paling tidak tahu malu karena sudah mengatakan kalau dia yang sudah menyelamatkan dirinya. Tapi luka itu?! Bagaimana kalau yang diucapkan Kirana adalah kebenaran yang sesungguhnya.
"Tuan, Nona Clara mencari anda. Dia terus menangis di dalam mobil." Niko menghampiri Reyhan. Lelaki itu terganggu dengan Clara yang seperti anak kecil. Niko tidak begitu suka dengan Clara yang terkesan manja.
"Iya, baiklah, aku akan segera kembali," ujar Reyhan. Lelaki itu berjalan menuju mobil dengan hati yang tak menentu. Siapakah yang paling benar, Andaikan benar Kirana yang menyelamatkan tapi kenapa Clara yang ada di tempat kejadian saat dia pertama kali membuka mata, bahkan wanita itu memangku kepalanya yang penuh dengan darah.
"Tuan apakah kita langsung pulang atau ada tujuan lain?"
"Pulang ke ...." Tanya Niko yang bingung. karena Reyhan dan Kirana sudah benar-benar bercerai dan tidak tinggal bersama lagi.
"Jangan tanyakan lagi, tentu pulang ke Apartement. Aku dan Kirana sudah tidak tinggal bersama, kami sudah resmi bercerai."
"Ya, saya minta maaf."
Niko sangat menyayangkan Reyhan yang berpisah dengan Kirana. Bagaimanapun Kirana terlihat sangat mencintai Reyhan dan berkorban sangat banyak, Kirana juga lebih tulus.
Niko memutuskan untuk mengantar Clara terlebih dahulu. Tiba di depan apartement yang di singgahi Clara, wanita itu pura-pura pusing, Reyhan segera membopong tubuh Clara ke lift dan menurunkan disana. lift sangat sepi hanya ada mereka berdua.
Clara meminta Reyhan untuk tidak pulang Cepat, Clara masih ingin terus bersama Reyhan, kejadian di pesta sungguh membuatnya mengalami stress ringan. Para tamu yang mengoloknya, Belum lagi Kirana yang terus memakinya membuat tak punya muka lagi.
Lift berhenti, Clara tidak kunjung berjalan keluar. Clara memasang wajah manja, ingin Reyhan kembali menggendongnya hingga di masuk ke dalam apartement.
Clara selalu bilang dan mengeluh, sejak dia menyelamatkan Reyhan dulu, kepalanya jadi mudah sakit karena pukulan yang keras.
Reyhan percaya saja ucapan Clara, karena yang dia tahu wanita itu yang telah menyelamatkannya dari marabahaya. ibaratnya Reyhan memiliki hutang nyawa. Clara adalah wanita pertama yang berhasil menyusup ke relung hati dengan bakatnya memanipulasi keadaan, dan mengisi hari-hari Reyhan hingga muncul perasaan suka. Clara menjadi cinta pertama Reyhan.
Reyhan menggendong Clara masuk apartement. wanita itu mengalungkan lengannya di tengkuk Reyhan.
"Rey, jangan pulang terlalu cepat, temani aku disini, aku butuh kamu Rey."
Reyhan tak punya pilihan selain menyetujui keinginan Clara. "Baiklah, aku akan menunggu sampai kau tertidur."
"Rey, anak kita akan tumbuh semakin besar dirahimku, apakah kau tidak ingin cepat menikahi ku."
Reyhan diam, jujur dia belum memiliki jawaban atas pertanyaan Clara. Akan tetapi yang diucapkan Kirana ada benarnya.
Reyhan berlahan membaringkan Clara diranjang, lengan Clara enggan lepas hingga menarik tengkuk Reyhan dan membuat lelaki itu membungkukkan tubuhnya dengan jarak dekat. Pandangan mereka seketika bertemu.
Jujur Reyhan sampai saat ini belum bisa move-on dari hubungannya dengan Kirana. Bagaimana bisa dia akan menjalin hubungan yang baru, cinta yang baru, teman hidup yang baru. jika yang lama masih terus membayanginya.
"Beri aku waktu untuk memikirkan semuanya, dalam waktu dua sampai tiga bulan." Reyhan melepaskan lengan Clara yang melingkar di tengkuknya.
"Tapi Rey!" Clara merasa itu terlalu lama.
"Aku mohon mengerti kondisiku." Reyhan tidak bisa diajak bernegosiasi.
"Baiklah." Clara akhirnya setuju.
Reyhan berinisiatif membuatkan teh hangat untuk Clara, wanita itu tidak memiliki asisten rumah tangga, dia hanya tinggal seorang diri di apartement barunya.
Di dapur pun Reyhan masih terus berfikir tentang cerita Kirana pada Aezar. Andaikan itu rekayasa Kirana belaka, tapi wanita itu bisa bercerita begitu detail dan luka itu benar benar ada, kenapa hati tak bisa untuk acuh, dan terus memikirkan, kenapa kalimat itu terus terngiang. Apakah Kirana ad disana waktu itu. Andaikan tidak, berarti dia hanya mengcopy cerita Clara.
Entah berapa lama Reyhan melamun, tentu saja air yang direbus sudah mulai menguap hingga menyisakan sedikit.
Clara yang merasa Reyhan terlalu kama sekali di dapur, akhirnya dia memilih menyusul. "Rey." Clara memeluk Reyhan dari belakang saat ditemui lelakinya sedang melamun.
Reyhan terkejut. "Jika masih pusing, lebih baik tidur, Biarkan aku yang selesaikan ini."
"Kau sangat lama Rey." Clara menempelkan kepalanya di punggung Reyhan
"Rey, aku tahu kamu mulai mencintai Kirana, tapi dia tidak pantas mendapatkan cintamu yang besar, dia sudah mendapatkan penggantimu dengan sangat cepat. Jika dia benar-benar menghargai hubungan kalian pasti tidak secepat itu dia membawa pengganti untukmu. Aezar lebih segalanya darimu, Kirana tidak akan lagi mengingat hubungan kalian.
"Lupakan Dia, Aku sedang tidak ingin bicara tentang Kirana." Reyhan berjalan keluar sambil membawa teko kecil berisi teh dan dua gelas kosong. mendengar kalimat Reyhan. Clara yang berjalan di belakang Reyhan tersenyum sendiri. Tentu dia sangat senang mendengar ucapan laki-laki itu baru saja.
Kirana dan Aezar masih duduk di dan ditemani cahaya bulan, cerita Kirana belum juga selesai.
Andaikan Reyhan bersabar sedikit saja untuk mendengar Kirana bercerita, pasti Reyhan akan dapat informasi lebih banyak. Kirana bercerita semua pada Aezar dimalam ini, seolah dia tak mampu lagi memendamnya seorang diri.
"Clara adalah anak angkat mama dan papa. Awalnya aku sering kesepian karena tidak memiliki saudara kandung, Aku dan Clara memiliki hubungan masalalu yang sangat dekat, kami bersahabat. Akan tetapi semuanya berubah setelah Clara tinggal di rumah kami selama tiga tahun."
Aezar masih setia menjadi pendengar. Dia tak bosan mendengarkan Kirana bercerita. Wanita yang terlihat makin cantik ketika cahaya bulan menerpa wajah ayunya itu membuat Aezar betah memandanginya.
"Clara tahu semua yang terjadi, antara aku dan Reyhan dimasa kecil. Clara bahkan mengatakan pada Reyhan kalau dia yang menyelamatkan nyawanya. Padahal aku yang melakukan semuanya. Aku terluka dan dilarikan di rumah sakit, Reyhan tidak pernah tahu itu, karena dia juga pingsan.
Aezar mengelus rambut Kirana, merasa wanita disebelahnya sungguh mengalami banyak ketidakadilan. Sebuah perjuangan besar yang dia lakukan dengan pertaruhan nyawa tapi orang lain yang mengakuinya.