Thalita, 25 thn seorang dosen sekaligus pengusaha membalaskan sakit hatinya kepada suami dan keluarga suaminya yang sudah menggelapkan uang restoran milik nya hanya karena ia sibuk mengurus ibunya yang sedang sakit.
Ia dianggap miskin oleh keluarga suaminya, karena sewaktu menikah ia di wali kan kepada wali hakim karena ayahnya sudah meninggal ketika ia berusia 17 tahun. Dan ia juga di anggap bodoh, karena selama restoran di handel Dika suaminya, ia tidak pernah menanyakan laporan keuangan restoran tersebut sehingga membuat Dika dan keluarganya besar kepala dan menggelapkan uang restoran untuk gaya hidup mereka.
Hanya Alana lah yang menyukai Thalita dan dialah yang mengirim video Dika dan keluarga nya merayakan pesta ulang tahun selingkuhan Dika di restoran milik Thalita.
Berhasilkah Thalita membalas perlakuan Dika dan keluarga nya? Adakah nanti seseorang yang mencintai Thalita setulus hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurhikmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Dendam Dian dan Nyonya Retno
"Aakhhh... Brengsek!! " teriak mereka berbarengan.
"Mas! Tolongin aku? Aduhh... Bau banget! Huek!! Mas!! Jangan bengong aja! " teriak Dian sambil mau muntah karena tidak tahan mencium bau busuk yang menempel di tubuhnya.
"Aduhh... Pedih... Pedih... Mata Mama pedih Dika! Tolongin Mama! " teriak Nyonya Retno mengaduh karena mengusap mukanya yang terkena air tadi hingga mengenai matanya.
Dika langsung bergerak cepat berlari ke arah samping mengambil air di keran dengan menggunakan ember dan langsung menyirami tubuh Mamanya hingga Mama nya kembali basah kuyup.
"Astaga Dika! Kamu tuh kenapa ikutan bodoh! Mama minta tolong kamu untuk bantu Mama bersihin mata Mama supaya gak pedih lagi! Bukan siram Mama lagi! Jadi basah kuyup lagi Mama gara-gara kebodohan kamu! " bentak Nyonya Retno kesal dengan Dika.
"Loh, kok Mama malah nyalahin Dika! Kalau gak Dika siram gimana caranya bisa bersihkan muka Mama yang kotor itu! " jawab Dika dengan bingung.
"Mas!! Tolongin aku Mas!! Bau banget nih Mas!! " rengek Dian dengan manja.
Dika memutar bola mata nya dengan malas mendengar rengekan Dian dan ia langsung mendekati Mama nya yang sedang mengibasi pakaiannya yang basah tersebut.
"Gimana?? Masih mau lanjut?? Kalian bertiga, pasang kuping kalian baik-baik! Aku bukan Tata yang selalu diam jika di ganggu, tetapi aku adalah Sandra yang akan membalas orang yang sudah menganggu ku dengan balasan yang berkali-kali lipat. Kalian bertiga beruntung karena aku masih memikirkan nama baik restoran ini, tapi jika bukan di ruang publik, kalian akan melihat seorang Sandra yang sesungguhnya! Camkan itu!! " ucap Sandra dengan dingin dan tatapan yang tajam setajam silet.
Sandra pun pergi meninggalkan begudung busuk itu dan memasuki restoran dan ketika di depan pintu ia berteriak memanggil Dika.
"Dika! Dalam 5 menit, kau bawa ibumu dan gundikmu itu dari restoran ini. Karena kalau tidak, kau yang akan menerima akibatnya! " titah Sandra dengan tegas.
Dika yang mendengar titah Sandra kalang kabut karena waktu yang di berikan hanya lima menit saja. Tanpa banyak bicara ia langsung menarik tangan Mamanya dan Dian dengan kedua tangannya keluar dari area restoran walaupun dengan omelan dan sumpah serapah dari mulut Mamanya dan Dian.
Tata yang tadinya mengintip pertunjukan tersebut tidak dapat menahan tawanya. Ia tertawa terbahak-bahak keluar dari persembunyian nya ketika Sandra sudah masuk kembali ke dalam restoran. Ia sengaja berjalan duluan ke ruangan istirahat mereka karena Sandra sedang menyapa para pengunjung restoran untuk memohon maaf atas semua kekacauan yang baru saja terjadi.
Para pengunjung tidak mempermasalahkan semua itu, bahkan seseorang langsung bicara kalau pertunjukan tadi cukup menghibur mereka yang sedang bersantap siang.
Setelah selesai ber ramah tamah dengan pelanggan restoran, Sandra pun kembali ke ruangannya dan langsung menghempaskan tubuhnya ke sofa dengan menghela napas kasar.
"Gilak ya Tet! Habis tenaga aku ngeladenin mertua kau itu.. Yang tadinya kenyang habis makan sekarang lapar lagi! " sungut Sandra dengan kesal.
Tata sontak tergelak mendengar keluhan yang keluar dari mulut sahabatnya itu.
"Memang benar kata orang-orang kalau marah itu harus punya tenaga yang besar dan energi yang full biar gak kehabisan tenaga kayak aku ini! " lanjutnya lagi dengan bibir manyun.
Tata semakin mengeraskan volume tawanya mendengar ucapan nyeleneh dari mulut Sandra.
"Ya sudah.. Sini aku pesankan makanan lagi biar energinya di isi lagi sampai penuh! " jawab Tata dengan setengah meledek.
"Asem lu... " sahut Sandra dengan melempar bongkahan tissue.
"Ha.... Ha.... Ha... " Tata kembali menertawakan sahabatnya itu.
Sedang kan di luar, Nyonya Retno masih tidak terima dengan perlakuan Dika padanya yang menyeretnya dengan kencang hingga pergelangan tangannya meninggalkan bekas cengkeraman.
Begitu juga dengan Dian yang tidak terima di permalukan untuk kedua kalinya di tempat yang sama.
"Ma, gak usah banyak omong sekarang! Aku tidak mau di pecat gara-gara tingkah Mama.. Emangnya Mama mau aku pengangguran dan tidak punya uang untuk makan? " ucap Dika sebelum Nyonya Retno membuka mulutnya untuk bicara.
"Dan kau Dian, jangan pernah melakukan hal bodoh lagi dengan mempermalukan dirimu di hadapan orang banyak! Aku akan kerumah mu jika urusanku sudah selesai! Dan ingat jangan buat keributan lagi yang akan membuat aku malu! " omel Dika dengan ketus kepada Dian.
"Kurang ajar kamu Mas! Begini balasan mu padaku atas semua yang aku lakukan untukmu? Awas kamu Mas! Akan aku buat kau bertekuk lutut padaku dan menceraikan istri bodoh mu itu! Aku akan membuatmu tergila-gila padaku Mas! Tunggu saja! " ucap Dian dalam hatinya penuh dendam dengan tangan yang terkepal erat.
"Ayo Tante kita pulang? Gak ada gunanya kita di sini sekarang? Dian udah gak tahan baunya bikin Dian mual! " ajak Dian kepada Retno tanpa menoleh sedikit pun kepada Dika.
"Iya... Ayo! " sahut Nyonya Retno dengan pelan.
Dika mengusap kasar wajahnya ketika Mamanya dan Dian sudah hilang dari pandangannya. Jujur saja, ia ingin sekali marah dan membalas semua perlakuan Sandra tadi kepada Mamanya dan Dian. Tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa karena ia bukan lagi Dika yang dulu punya kuasa untuk membuat orang lain tunduk di hadapannya. Kalau ia melakukan semua itu, itu sama saja menghancurkan semua rencana yang sudah ia susun selama ini.
Ia sengaja mengalah dan menuruti semua permintaan istrinya, namun di balik itu semua Dika sudah mempunyai rencana untuk membuat istrinya menyesal sudah membuatnya seperti ini.
Ia tidak terima harga dirinya sebagai seorang lelaki dan suami di injak-injak oleh wanita lemah seperti Tata. Ia akan membuat Tata mengemis-ngemis cinta padanya.
Nyonya Retno dan Dian pulang dengan menggunakan ojek karena tempat tinggal mereka arahnya berlawanan. Kalau tidak di sogok dengan uang lebih, tukang ojek tidak ada yang mau mengantar mereka berdua yang baunya sudah tidak bisa di tolerir lagi. Mereka tidak sanggup mencium bau busuk yang menyengat dari pakaian mereka yang basah kuyup begitu.
Nyonya Retno masuk ke dalam rumah dengan mendumel kesal karena harus keluar uang banyak hanya untuk pulang di antar ojek. Ia tidak henti-hentinya mengutuk dan menyumpahi menantunya itu. Ia bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri supaya bau busuk tersebut tidak menempel lagi di tubuhnya.
"Dasar menantu durhaka! Awas saja kalau kau kembali ke rumah ini! Aku akan membuat perhitungan dengan mu! " ucap Nyonya Retno penuh dendam sambil mendudukkan dirinya di sofa.
Ia duduk-duduk santai sambil menonton televisi dan mengemil snack chiki yang plastik sampahnya berserakan di lantai.
"Tok... Tok... Tok... Tok.. " bunyi suara ketukan pintu.
"Siapa sih yang datang! Ganggu orang lagi santai aja! " omel Nyonya Retno kesal namun tetap berdiri untuk membuka kan pintu
"Kamu!!! " teriak Nyonya Retno terkejut ketika pintu terbuka.
Bersambung...
Nyonya Retno... Nyonya Retno.... Sudah salah masih juga menyalahkan orang lain😠..
Mertua kayak Nyonya Retno enaknya diapain ya Guys...
Bikin gregetan aja😤😤...
tanggung jawab thor 😭