Gadis Hacker Milik Ceo

Sofia tidak pernah berfikir kesedihannya selama tinggal di Apartemen terkutuk berubah jadi penuh kebahagiaan sekarang. Setiap hari dia selalu sibuk menyiapkan acara pernikahan bersama Bu Elma tanpa ada beban sedikitpun. Meskipun Sofia masih tidak tahu apakah dirinya bisa menerima Enzo atau tidak nanti. Yang jelas tinggal satu atap bersama Bu Elma membuatnya lebih bahagia.

Enzo yang sedang santai diruang tamu sambil menikmati secangkir kopi dan koran yang akan dibaca menatap heran dengan calon istrinya. Biasanya dihari minggu Sofia dan Bu Elma akan pergi senam tapi hari ini dia memakai atasan ruffled dan celana jeans. Kaca mata hitam melekat didepan mata dan rambutnya dibiarkan terurai begitu saja. Tampilan Sofia pagi ini begitu sangat mempesona meski dilihat sekilas saja. Belum sempat Enzo bertanya datang lagi satu yang tak kalah pesonanya meski sudah menginjak usia tua. Kali ini Bu Elma mengenakan atasan tunik dan bawahan legging. Tak lupa kaca mata hitam juga melekat di sana sedangkan rambutnya juga dibiarkan terurai karena panjang rambut Bu Elma hanya sebahu saja sedangkan Sofia sampai pinggang.

“ Apa apaan ini? “

Meletakkan koran lalu bangkit dan menghampiri dua wanita yang akhir-akhir ini bikin pusing kepala.

“ Kenapa? “

Sofia melepaskan kaca matanya lalu mengedipkan sebelah mata membuat nafsu Enzo mulai bergelora.

“ Kalian mau pergi kemana dengan dandanan seperti ini? “

Alam cemburunya mulai sadar ketika Enzo harus diduakan lagi dan lagi, semenjak ada Sofia disini Bu Elma lebih memperhatikan Sofia dari pada dirinya. Begitu juga dengan Sofia yang mulai berani saja menggodanya dengan bercanda.

“ Memilih baju pengantin “ jawab Sofia cepat yang membuat Enzo makin kaget saja.

“ Mana ada pilih baju pengantin sama mama? Dimana-mana kalau pilih baju pengantin ya sama calonnya

bukan sama mama “

Protes dengan kesal sebab tidak diajak untuk memilih baju pengantin, padahal kan Enzo yang akan menikah dengan Sofia kenapa jadi Bu Elma yang memilih baju pengantin.

“ Kamu cemburu? “

Melepas kaca matanya lalu menatap ke arah Enzo, Bu Elma memang sengaja melakukan hal ini untuk membuat puteranya itu cemburu. Menurut Bu Elma puteranya itu sangat lucu jika sedang cemburu.

“ Tentu saja, Enzo yang mau nikah tapi tidak pernah diajak untuk memilih apapun “

Semakin kesal dengan situasi dimana dia harus selalu ditinggal sendiri di rumah, bahkan Enzo belum pernah menikmati hari berdua saja dengan Sofia. Melihat Enzo yang mulai terbakar api cemburu muncul ide jahil dalam diri Sofia.

Sofia memeluk lengan Enzo dengan manja membuat lelaki itu sedikit kaget, tidak biasanya Sofia mau menyentuhnya. Tapi lihatlah gadis itu malah memeluk lengannya dengan erat sambil menatapnya dengan manja. Satu kecupan mendarat di pipi Enzo membuat si pemilik pipi itu mematung tidak percaya dengan hadiah yang baru saja diterimanya. Selama ini Enzo selalu kesulitan untuk mendekati Sofia, hanya menyentuh tangannya saja sangat susah. Tapi ini tidak ada angin maupun badai Sofia malah menciumnya dengan sukarela. Habis kebentur apa kepalanya?.

Melihat Enzo yang masih diam mematung sambil menyentuh pipi bekas ciumannya, Sofia dan Bu Elma

bergegas lari menuju mobil yang sudah terparkir didepan pintu utama. Melihat hal tersebut Enzo jadi geram merasa dibodohi oleh Sofia. Namun disisi lain Enzo juga senang dapat satu ciuman dari sang calon istri.

Sofia dan Bu Elma berangkat menuju butik sambil terus tertawa melihat ekspresi kesal Enzo tadi. Bukannya mereka tidak mau mengajak Enzo hanya saja jika ada dia pasti tidak akan kelar-kelar. Sebab selera mereka berdua sangat bertolak belakang dengan selera Enzo. Jadi dari pada mereka berdebat di butik nantinya lebih baik Enzo tidak ikut. Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh tibalah mereka disebuah butik terkenal di kota ini. Bu Elma sudah lama langganan disini jadi tak heran jika kehadiran mereka disambut dengan baik oleh semua pegawai di sana.

Sofia menatap takjub dengan semua model gaun pengantin di sana, rasanya Sofia ingin mencoba satu-satu. Bu Elma dan Sofia mulai berkeliling untuk memilih dua gaun pengantin yang pertama untuk acara ijab qobul dan yang kedua untuk acara resepsi. Setelah melakukan pencarian beberapa menit mata dua orang itu memberikan lampu hijau kala melewati gaun ruffles. Gaun ini memiliki model rok yang sangat mengembang dibandingkan dengan yang lainnya. Bahkan di bagian pinggang sangat terlihat ramping, jika dikenakan seperti Cinderella yang ada difilm kartun.

Sofia menuju ruang ganti untuk mencoba gaun tersebut apakah cocok dengan postur tubuhnya sedangkan Bu Elma menunggu diruang vip. Saat berjalan menuju ruang ganti seseorang menarik tangan Sofia dan membenturkan badannya ke tembok. Orang itu sangat pandai memilih tempat yang sepi dan hanya dikelilingi gaun yang berada di patung saja. Mata Sofia membulat kala orang yang menariknya secara paksa itu membuka masker dan penutup kepalanya. Sofia tahu betul dengan orang didepannya yang tak lain adalah Grace.

“ Dasar penghianat, setelah apa yang aku lakukan untukmu beraninya kamu menusukku dari belakang “

Sofia tahu hal ini pasti akan terjadi tapi dia tidak mengira bahwa Grace akan mengetahui secepat ini. Padahal mereka belum memberikan pengumuman maupun menyebar undangan, bahkan dari pihak kerabat Enzo saja belum ada yang tahu. Mungkinkah Grace mengirim mata-mata?.

“ Tidak ada pilihan lain aku juga terpaksa “

Mencoba melepaskan diri dari cengkeraman Grace namun hasilnya nihil, gadis itu benar-benar mencengkeram bajunya dengan sangat kuat.

“ Munafik, pasti kamu sudah merencanakan semua ini kan? Merusak hubunganku dengan kak Enzo terlebih dahulu. Setelah itu kamu merayunya agar kalian bisa menikah “

Aura kebencian terlihat jelas mendominasi tubuh Grace saat ini, bahkan matanya tidak bisa berbohong sama sekali bahwa dia sangat membenci Sofia.

Sofia bisa mengerti dengan situasi ini karena dia juga bersalah pada Grace. Namun dia tidak terima jika Grace merendahkan harga dirinya seperti mengatakan bahwa Sofia adalah pelakor dari hubungannya dengan Enzo.

“ Jaga mulut mbak ya, aku tidak pernah berfikir seperti itu.. “

Ucapan Sofia terhenti kala seorang pegawai tengah mencari dengan menyebut namanya. Disaat yang bersamaan Grace melepaskan cengkeramannya pada baju Sofia. Grace bergegas memakai masker dan penutup kepalanya lagi lalu menghilang dari hadapan Sofia. Setelah Grace pergi Sofia bergegas keluar dari tempat itu untuk menemui pegawai butik yang tengah mencarinya.

“ Maaf mbak tadi aku lihat-lihat yang lainnya dulu “

Mencari alasan agar tidak ada yang tahu kalau dia baru saja bertemu Grace. Pegawai tersebut tersenyum dan mengajak Sofia ke ruang ganti segera karena Bu Elma sudah menunggu. Sofia mengikuti langkah pegawai itu dengan tersenyum namun hatinya masih merasa tidak enak dengan situasi Grace sekarang. Mungkinkah Grace bisa memaafkannya?.