******
Pada malam Kirana melihat kekasihnya tidur dengan sahabatnya, Kirana melakukan hal gila dengan mengajak pria yang tidak ia kenal untuk bermalam dengannya.
Malam itu mengubah seluruh kehidupannya. Kirana hamil dan diusir dari rumahnya sehingga harus berjuang demi menghidupi dirinya dan anak yang dikandungnya.
Anak yang Kirana lahirkan ternyata bukanlah anak biasa. Dylan, memiliki kecerdasan yang sangat menakjubkan, yang membuat kehidupan Kirana lambat laun membaik.
Di usianya yang ke tiga tahun, Dylan bahkan berhasil membobol keamanan sebuah perusahaan besar di Asia yang menyebabkan Kirana menjadi target sang pemilik perusahaan yang ternyata adalah pria asing yang telah tidur dengannya empat tahun lalu.
Bagaimanakah perjalanan hidup mereka selanjutnya? Ikuti terus kisahnya dalam novel ini.
--------------
Terima kasih sudah mampir di novel terbaruku.
Jangan lupa jadikan favorit ya supaya tidak ketinggalan update bab-bab baru lainnya.
Dukung juga novelku dengan memberi like dan vote supaya aku tambah semangat menulis.
🙏🙏😇😇😇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gosip Yang Mulai Menyebar
“Anak ini ....”
Damian menunjukkan gambar Dylan yang ia temukan semalam di sebuah majalah kepada Jack.
“Menurutmu, apakah dia mirip denganku?” tanya Damian yang hanya ingin mendengar pengakuan dari orang lain tentang kemiripannya dengan Dylan.
Jack menatap wajah Dylan dan lalu menatap Damian. “Bagaimana mungkin? Anak ini benar-benar mirip dengan Anda, Tuan.” Terdengar jelas keterkejutan di balik suara Jack.
Damian lalu mengeluarkan berkas penyelidikan Jack dan mengambil foto Dylan di dalamnya. Damian meletakkannya di samping majalah itu. “Anak yang tinggal bersama Kirana adalah anak yang sama dengan anak yang ada di majalah ini.”
Jack masih tercengang. Bagaimana bisa dua orang yang bukan saudara kembar bisa memiliki wajah yang begitu mirip.
“Anak ini pasti darah dagingku, Jack.”
“Tapi, Tuan. Bukankah dokter mengatakan ....”
“Tidak seratus persen, Jack. Apakah kamu lupa? Dokter Michael mengatakan masih ada kemungkinan yang sangat kecil untukku bisa memiliki keturunan, dan ternyata Kirana mampu mewujudkannya.”
“Apakah Tuan yakin kalau anak ini darah daging Tuan?”
“Lihatlah betapa miripnya kami, Jack. Dan usia anak ini tiga tahun, bukan? Aku dan Kirana menghabiskan malam bersama sekitar empat tahun lalu. Jadi anak ini pasti anakku.”
“Kita harus memastikannya, Tuan. Kalau benar anak ini adalah darah daging Tuan, makan Tuan Victor tidak memiliki alasan untuk menyingkirkan Tuan dari kursi kepemimpinan.”
Jack sedikit merasa lega. Selama ini ia benar-benar khawatir dengan sepupu Damian yang begitu berambisi untuk menyingkirkan Damian karena Damian tidak dapat memenuhi satu syarat untuk dapat menduduki kursi kepemimpinan walaupun hampir seluruh direksi mendukungnya.
Syarat itu adalah seorang calon pemimpin harus memiliki keturunan yang nanti akan dijadikan calon pemimpin berikutnya.
“Aku akan meminta tes DNA sebagai bukti tertulis, walau sebenarnya aku tidak memiliki keraguan kalau anak ini adalah darah dagingku.”
“Saya akan menyiapkan semuanya, Tuan.”
******
“Kirana, beberapa hari ini kamu baik-baik saja, kan?” tanya Dinda ketika mereka sedang makan siang bersama.
“Aku baik-baik saja. Memang kenapa?”
“Banyak yang membicarakan kamu sejak kamu menjadi satu-satunya orang yang berhasil bertahan lebih dari dua hari bekerja dengan Tuan Damian.”
“Oh, itu. Tuan Damian memang sangat menyebalkan, tetapi selama dia tidak memecatku, aku tidak akan berhenti. Aku membutuhkan pekerjaan ini untuk menghidupi keluargaku.”
“Lalu, apakah benar gosip kalau Tuan Damian memintamu untuk menjadi asisten pribadi yang akan mengurusi keperluannya sehari-hari?” Kali ini wajah Dinda berubah menjadi sangat penasaran.
Kirana tertawa. “Di kantor ini gosip sangat cepat menyebar, padahal aku sendiri baru tahu kemarin sore.”
“Jadi gosip itu benar?” Dinda mendekatkan tubuhnya ke arah Kirana dengan raut wajah terkejut. “Kamu benar-benar akan bekerja di samping Tuan Damian selama 24 jam?”
“Aku belum menyetujuinya.” Kirana mengangkat bahunya. Sebenarnya Kirana tahu, ia tidak dapat menolak perintah itu. Ada Dylan yang harus ia lindungi.
“Memang kamu berani menolak? Aku dengar Tuan Damian sendiri yang meminta.”
“Aku tidak mungkin berada di sampingnya selama 24 jam. Aku punya anak yang harus aku rawat, Di.”
“Bekerja seharian dengan Tuan Damian, aku rasa banyak yang iri padamu.”
“Percayalah, mereka tidak akan iri kalau sudah merasakan bekerja untuk orang seperti Tuan Damian.”
“Ketampanannya cukup untuk menutupi sikap dinginnya. Aku kemarin sempat melihatnya. Dia benar-benar tampan! Bagaimana kamu bisa bertahan tidak jatuh cinta padanya?”
Jatuh cinta? Pada orang menyebalkan dan cabul itu?
“Dia bukan tipeku,” jawab Kirana singkat. “Bisakah kita membicarakan hal yang lain saja?”
“Satu lagi. Aku harus memperingatimu, Kirana. Orang-orang yang iri padamu mulai menyebarkan gosip kalau kamu mencoba menggoda Tuan Damian dan tidur dengannya sehingga kamu masih bertahan dan bahkan menjadi asisten pribadinya.”
Kata-kata Dinda membuat mata Kirana membulat. Tidak menyangka kalau mereka akan sejauh ini membenci Kirana.
“Apakah mereka tidak punya pekerjaan lain selain mengurusiku?”
“Sebenarnya semua ini kesalahanku. Andaikan saja dulu kamu tidak membelaku, kamu tidak akan dikucilkan seperti sekarang.”
“Dinda. Aku hanya melakukan hal yang aku anggap benar. Apa yang terjadi sekarang tidak ada hubungannya denganku. Lagi pula mereka bisa membicarakanku sesuka mereka sampai mereka bosan, aku tidak akan memedulikan mereka.”
Baru saja mereka membicarakan orang-orang yang iri pada Kirana, saat ini mereka sudah berdiri di belakang Kirana.
“Bagaimana rasanya mempertahankan pekerjaanmu dengan tubuhmu?”
Kata-kata itu terdengar begitu lantang dan membuat hampir seisi kantin itu menoleh kepada mereka.
“Aku tidak mengerti apa yang Tuan Damian lihat dari wanita seperti kamu,” timpal salah satu dari gerombolan yang membenci Kirana.
Kirana menahan dirinya untuk tidak menjawab apa pun hinaan yang dilontarkan kepadanya. Kirana hanya terus menikmati makan siangnya dan menganggap tidak ada seorang pun yang mengganggunya.
“Hei! Aku sedang berbicara denganmu!” Tiba-tiba saja bahu Kirana di tarik hingga Kirana terpaksa berdiri.
“Oh maaf. Saya tidak tahu kalau Anda sedang berbicara dengan saya. Saya kira Anda sedang berbicara pada teman Anda,” timpal Kirana yang masih mencoba untuk tenang.
PLAAK!!!
“Kurang ajar! Kamu pikir kami seperti dirimu? Mau tidur dengan siapa saja demi menyambung hidup?”
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Kirana, menyisakan rasa panas di wajahnya. Dinda langsung berdiri dan mendorong Tania, orang yang baru saja menampar Kirana.
“Kalian ada masalah apa sih? Jangan seenaknya menampar orang. Aku bisa melaporkan kalian ke bagian HRD, ya!” ancam Dinda yang sejujurnya tidak akan menakuti mereka karena tentu saja atasan mereka, Ibu Sisca, yang berpihak pada Tania, adalah teman baik kepala HRD di kantor ini.
“Aku tidak akan melepaskanmu, Kirana. Lihat saja, aku akan membuatmu merangkak keluar dari kantor ini.”
Tania dan gerombolannya pun meninggalkan kantin itu. Kirana masih memegang pipi kirinya yang masih sedikit terasa panas.
Dinda pun menurunkan tangan Kirana dan melihat bekas kemerahan di pipi Kirana. “Astaga, pipimu sampai memerah dan sedikit bengkak, Kirana. Kita kompres dulu, ya?”
Dinda pun membawa Kirana ke kamar kecil di ruangan mereka. Ia membantu Kirana mengompres pipi Kirana agar bengkaknya sedikit berkurang.
“Aku tidak menyangka mereka akan berani menggunakan kekerasan seperti ini,” ucap Dinda sambil mengolesi obat memar ke pipi Kirana. “Tahan sedikit,” sambung Dinda ketika Kirana meringis.
TOK TOK TOK
Terdengar suara ketukan dari balik pintu.
“Kirana, Tuan Damian mencarimu.”
Kirana berkaca melihat wajahnya. “Tuan Damian tidak boleh melihatku seperti ini. Aku harus menjawab apa kalau ia bertanya?” Kirana menyentuh pipi kirinya yang masih memerah. “Dinda, bisakah kamu menggantikanku? Katakan saja aku tidak enak badan. Bukankah kamu ingin melihat Tuan Damian dari dekat?”
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Hai, selamat datang di novel terbaruku. Semoga kalian suka, ya?
Jangan lupa tinggalin jejak dengan komen, vote atau jadikan novel ini favorite kalian ya supaya ga ketinggalan update bab barunya.
Mampir juga ke cerita Chat Storyku yuks, judulnya : UNCLE REI
Enjoy!
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Karya Author ini udah sekelas dengan author yg levelnya Diamond meski author Masi di level gold, bahkan ada karya author lain yg level platinum dgn genre tentang ONS, lari saat hamil dan anak genius sperti karya author ini tapi alur ceritanya ga sebagus author punya loh dan penulisannya ber Belit Belit, sdangkan author Masih level gold tapi udah menciptakan karya sebagus bahkan udah perfect menurut ku thorr, konflik yg penuh plot twist nya keren, penggunaan tanda baca jga tepat, typonya dikit. Thorr aku udah ga bisa ber kata² lgi deh utk memuji karya ini, intinya Lanjutkan dong thorr, rugi banget kalo harus digantung bertahun-tahun dgn kisah semenarik ini bahkan ini bisa di buat Sequelnya loh utk kisah cintanya Dylan yg genius. Tapi itu terserah author aku ga berharap sequel, aku hanya berharap ini jangan digantung dan harus dilanjutkan Thorr!!! PLISSSS😭🙏🥺🥹 Fokusin aja tamatin ini karya thorr🙏😭 jangan pindah ke novel author yg lain, lanjutkan cerita novel yg ini dlu plisss😭🙏🥺🥹🫶