Di dunia yang hanya menghargai bakat spiritual dan aliran Qi yang sempurna, ia terlahir sebagai "Tanpa Akar". Sementara teman sebaya disibukkan dengan meditasi dan pil kultivasi, Lian memilih jalan yang menyakitkan: ia mengukir kekuatannya dengan darah, keringat, dan Latihan Tubuh Besi yang brutal, menolak takdir yang telah digariskan langit.
Ketika Desa Lingshan dihancurkan oleh serangan mendadak. Lian secara tidak sengaja menelan sebuah artefak kuno: Giok Tersembunyi.
Giok itu tidak hanya memberinya Qi; ia menipu Surga, memberikan Lian jalur kultivasi yang tersembunyi dan lebih unggul. Kekuatan ini datang dengan harga: ancaman yang ia hadapi di Alam Fana hanyalah bayangan dari musuh-musuh kosmik yang ingin merebut kembali Giok yang merupakan Fragmen Takdir.
Kisah ini adalah tentang seorang pemuda yang dihina, yang menggunakan tekadnya untuk menghadapi musuh dari Alam Abadi, dan membuktikan: Bakat adalah hadiah, tetapi kehendak adalah kekuatan sejati
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kokop Gann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa Kau?
Artefak yang telah terkubur di bawah Puncak Batu Rusak selama ribuan tahun, terpicu oleh kombinasi kehancuran, Qi jahat Sekte Bayangan, dan penderitaan Lian.
Giok itu, seukuran telur burung puyuh, terbang keluar dari tanah yang retak, memancarkan aura spiritual yang dingin dan purba. Ia melesat langsung ke arah Lian, yang terbaring tak berdaya.
Pemimpin Sekte Bayangan melihat Giok itu. Matanya yang dingin melebar karena terkejut.
"Giok Kuno! Hentikan—"
Ia mencoba menghentikan Giok itu, tetapi sudah terlambat. Giok Tersembunyi mendarat tepat di atas dada Lian, dan menembus kulitnya seolah kulitnya hanyalah air. Giok itu tenggelam ke dalam tubuh Lian, langsung menuju Dantian yang kosong.
ARRGGHH!
Lian menjerit kesakitan yang melampaui segala pelatihan fisik. Dantian-nya, yang selama ini kosong, tiba-tiba dibanjiri oleh energi kosmik yang sangat murni, dingin, dan kuat. Giok itu tidak hanya mengisi Dantian; ia mengubahnya. Meridian Lian, yang sebelumnya buntu dan sempit, kini melebar dan bercahaya, diukir ulang oleh energi Giok.
Prosesnya instan dan brutal. Otot-otot Lian berkedut, dan kulitnya memancarkan cahaya Giok yang samar, sebelum dengan cepat menghilang.
Pemimpin Sekte Bayangan mundur selangkah, ekspresi ketakutan yang sesungguhnya terukir di wajahnya.
"Artefak itu... mustahil! Itu Giok Sejati!"
Qi yang dipancarkan Lian, meskipun hanya sepersekian detik, jauh melampaui apa pun di Alam Fana. Lian merasakan Qi mengalir. Itu bukan hanya Qi di udara; itu adalah Qi yang telah dimurnikan dan dikompres oleh Giok Tersembunyi.
Lian bangkit. Kepalanya pusing, bahunya masih sakit, tetapi di Dantian-nya, ia merasakan sesuatu—sebuah Inti kecil, padat, dingin, dan kuat. Ia sudah mencapai Tahap Awal Fondasi Qi dalam sekejap, tetapi intinya terasa seratus kali lebih kuat daripada Fondasi Qi Jin.
Namun, yang paling penting: Giok Tersembunyi itu kini memberinya pengendalian mutlak atas Qi di sekitarnya, bukan hanya Qi internal.
Lian melihat api hitam yang melahap Balai Leluhur. Ia mengangkat tangannya yang gemetar ke arah api itu.
Giok... padamkan.
Secara naluriah, Qi Giok Tersembunyi merespons. Energi murni Lian bertemu dengan Api Kegelapan Sekte Bayangan. Hasilnya bukan ledakan, melainkan penghancuran. Api hitam itu bergetar, lalu lenyap menjadi abu tanpa suara.
Pemimpin Sekte Bayangan menjadi gila. "Bunuh dia! Curi Giok itu!"
Tiga bawahan Sekte Bayangan dan Pemimpin mereka menyerang Lian sekaligus.
Ayahnya berteriak memperingatkan Lian, tetapi Lian tidak mendengarkan. Ia masih terkejut dengan kekuatan yang baru ia dapatkan.
Ia tidak tahu Seni Bela Diri Spiritual. Ia hanya tahu satu hal: Latihan Tubuh Besi.
Saat Pemimpin Sekte Bayangan datang, Lian tidak menggunakan telapak tangan Qi. Ia menggunakan tinjunya yang keras, yang telah memukul tiang kayu selama bertahun-tahun. Ia menggunakan kekuatan fisiknya yang luar biasa, kini didukung oleh Fondasi Qi yang superior dari Giok.
BAM!
Lian meninju ke arah dada Pemimpin Sekte Bayangan. Pemimpin itu, yang mengira ia akan meninju udara, terkejut. Tinju Lian tidak terlihat seperti tinju Qi; itu terlihat seperti tinju fana yang lambat, tetapi kecepatannya didorong oleh Qi Giok
Pemimpin Sekte Bayangan terlempar ke belakang, topeng peraknya retak, dan ia muntah darah. Kultivator Fondasi Qi yang kuat, dikalahkan oleh satu tinju fana.
Lian memanfaatkan kepanikan itu. Ia memutar tubuhnya, menghindar dari serangan dua bawahan lainnya, dan menggunakan tendangan keras dari Latihan Tubuh Besi. Tendangannya tidak mengenai kepala, tetapi mendarat tepat di kaki para bawahan. Tulang retak terdengar.
"Mustahil! Kau hanyalah fana!" teriak Pemimpin Sekte Bayangan, mencoba bangkit.
"Tidak lagi," bisik Lian, suaranya mengandung janji dingin yang belum pernah ia miliki sebelumnya.
Lian mendekati Pemimpin Sekte itu. Ia tahu ia harus menghabisinya sebelum bantuan Sekte lain datang. Namun, ketika ia mengangkat tinjunya, Giok Tersembunyi di Dantian-nya mengirimkan pesan aneh.
Sembunyikan. Kamu terlalu lemah untuk mengungkapkan dirimu. Lari.
Lian mengerti. Kekuatannya instan, tetapi pengetahuannya nihil.
Ia mengeluarkan raungan, menarik Qi Giok Tersembunyi masuk ke Dantian-nya, dan kemudian melarikan diri, berlari ke arah pegunungan, menghindari Ayah dan Ibunya.
"Dia memiliki Giok itu! Ambil dia! Dia adalah kunci dari Segel Abadi!" teriak Pemimpin Sekte Bayangan, merangkak di lantai.
Lian tidak melihat ke belakang. Ia tahu klan sudah dihancurkan, dan ia sekarang adalah target utama Sekte Bayangan. Ia kini menjadi Pengembara, seorang Kultivator Tersembunyi, yang memikul beban rahasia yang jauh lebih besar daripada sekadar rasa malu fana.
Ia telah menerima Giok itu. Takdir baru telah dimulai.
Lian berlari hingga kakinya terasa seperti terbuat dari timah. Ia tidak tahu sudah berapa lama ia berlari, tetapi hutan pinus di bawah kakinya telah berganti menjadi medan berbatu yang curam di malam hari. Ia memanjat ke Puncak Sunyi, sebuah puncak kecil yang tersembunyi, jauh dari pandangan Balai Leluhur yang kini telah menjadi puing-puing berasap.
Ia jatuh terengah-engah di bawah naungan pohon pinus yang layu, jantungnya berdebar kencang, bukan karena kelelahan fisik, tetapi karena kekuatan dingin yang kini bersemayam di dadanya.
Giok Tersembunyi, artefak kuno yang kini menjadi Inti Qi-nya, terasa seperti bongkahan es yang memancarkan energi tak terbatas. Energinya begitu murni dan kental sehingga terasa menyakitkan bagi tubuh fana Lian.
Lian memejamkan mata, mencoba menenangkan Qi Giok yang bergejolak. Namun, setiap upaya untuk mengendalikannya justru membuat Qi itu semakin liar. Dalam sekejap, aura Giok yang halus menyelimuti Lian, membuatnya terlihat seperti lentera hijau di tengah kegelapan hutan.
"Sial! Aku harus menyembunyikannya!" bisik Lian. Ia ingat peringatan Giok itu: Sembunyikan. Kamu terlalu lemah.
Aura Giok Tersembunyi itu terlalu mencolok. Ia menarik perhatian. Jika ia tidak bisa menyembunyikannya, Sekte Bayangan—atau faksi lain yang lebih kuat—akan segera menemukannya.
Ia mencoba memaksa Qi-nya masuk, seperti yang ia lakukan dengan nafas di pelatihan fisiknya, tetapi Qi Giok itu menolak kendali. Rasa sakitnya begitu hebat, seolah Dantian-nya terkoyak. Lian mengerang dan jatuh meringkuk.
"Bocah bodoh."
Sebuah suara datang dari kegelapan. Suara itu kering, serak, dan tua, seperti daun gugur yang digulirkan angin.
Lian terlonjak. Ia tidak melihat apa-apa. Seluruh tubuhnya tegang, dan Giok Tersembunyi di dadanya merespons dengan memompa Qi dengan agresif, seolah-olah siap untuk bertarung.
"Kekuatan itu... ia bukan mainan anak kecil. Itu adalah Giok Sejati, salah satu dari Sembilan Fragmen Penciptaan. Jika kau tidak segera mengendalikannya, ia akan memakanmu, meninggalkan cangkang kosong yang dikuasai oleh Takdir Kuno."
Lian melihat lebih dekat. Di bawah pohon pinus di sebelahnya, duduk seorang pria tua. Pria itu mengenakan pakaian compang-camping, rambutnya kusut, dan ia terlihat seperti pengemis mabuk. Ia sedang mengunyah buah liar dengan santai.
Pria tua itu tersenyum, menunjukkan gigi yang hilang. "Kekuatanmu melonjak seperti anak kuda. Itu menarik perhatian para Hyena. Sebaiknya kau diam, atau aku akan melaporkanmu kepada Sekte Bayangan untuk mendapatkan sekantong perak."
Lian memelototinya. "Siapa kau?"