Arsenio Elvarendra, mafia kejam yang dihianati orang kepercayaannya, terlahir kembali di sebuah singgasana yang sangat megah sebagai Kaisar Iblis. Di dunia barunya, ia bertemu seorang wanita cantik—Dia seorang dewi yang menyembunyikan identitasnya.
Bisakah Arsenio mengungkap jati diri sang Dewi? Akankah cinta mereka mengubah jalan takdir di antara kegelapan dan cahaya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BUBBLEBUNY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertempuran di Wilayah Utara
Di aula utama kastil, Zarthus telah mengumpulkan para jenderal iblis terbaik. Di sana berdiri Grimoire, iblis berwujud gargoyle yang ahli dalam strategi pengepungan; Lilith, succubus cantik namun mematikan yang menguasai seni infiltrasi dan pembunuhan; dan Baal, iblis bertubuh raksasa dengan kekuatan fisik yang tak tertandingi.
Lucifer menatap mereka dengan tatapan tajam. "Kalian adalah jenderal-jenderal terbaikku. Aku memanggil kalian ke sini untuk satu tujuan yaitu kita harus menekan pemberontakan Duke Asmodeus di Wilayah Utara."
Grimoire maju selangkah. "Yang Mulia, Duke Asmodeus adalah lawan yang tangguh. Pasukannya kuat dan wilayahnya memiliki pertahanan yang kokoh. Apakah Anda yakin kita harus menyerang secara langsung?"
Lucifer menyeringai. "Aku tidak tertarik dengan taktik yang bertele-tele. Aku ingin menunjukkan kepada semua iblis bahwa tidak ada yang bisa menentangku. Kita akan menyerang Wilayah Utara dengan kekuatan penuh dan menghancurkan semua yang menghalangi jalan kita."
Lilith terkekeh pelan. "Yang Mulia, saya mengagumi kepercayaan diri anda. Namun, mungkin kita bisa menggunakan pendekatan yang lebih halus. Saya bisa menyusup ke dalam benteng Duke Asmodeus dan membuka gerbang untuk pasukan kita."
Lucifer menggelengkan kepalanya. "Tidak. Aku ingin pertempuran yang menentukan. Aku ingin semua orang melihat kekuatan sang Kaisar Iblis. Kita akan menyerang secara langsung dan menghancurkan mereka."
Baal menggeram setuju. "Aku setuju dengan Yang Mulia. Aku akan menghancurkan benteng mereka dengan tanganku sendiri!"
Lucifer tersenyum puas. "Bagus. Aku suka semangat kalian. Zarthus, siapkan pasukan. Kita berangkat ke Wilayah Utara besok pagi."
Zarthus membungkuk dalam-dalam. "Seperti yang Anda perintahkan, Yang Mulia."
Keesokan harinya, pasukan iblis berkumpul di luar kastil. Mereka adalah pemandangan yang menakutkan, dengan ribuan iblis dari berbagai jenis dan ukuran, semua siap untuk berperang. Lucifer berdiri di depan mereka, mengenakan Mahkota Iblis dan Jubah Kegelapan, memancarkan aura kekuatan yang luar biasa.
"Dengarkan aku, para iblis!" seru Lucifer dengan suara yang menggema. "Hari ini, kita akan pergi ke Wilayah Utara untuk menekan pemberontakan Duke Asmodeus. Aku ingin kalian menunjukkan kepada mereka apa artinya menentang Kaisar Iblis. Aku ingin kalian membantai mereka, membakar wilayah mereka, dan membuat mereka menyesal telah lahir!"
Pasukan iblis meraung setuju, mengangkat senjata mereka ke udara. Lucifer tersenyum puas. Ia tahu, mereka siap untuk berperang.
"Maju!" perintah Lucifer. "Kita akan menaklukkan Wilayah Utara dan membuat Duke Asmodeus bertekuk lutut di hadapanku!"
Pasukan iblis bergerak maju, meninggalkan kastil dan menuju ke Wilayah Utara. Lucifer memimpin mereka, menunggangi kereta perang yang ditarik oleh dua iblis neraka. Di belakangnya, Zarthus, Grimoire, Lilith, dan Baal mengikuti, siap untuk melaksanakan perintahnya.
...*...
...*...
...*...
...*...
...*...
Setelah beberapa hari perjalanan, pasukan Lucifer tiba di perbatasan Wilayah Utara. Di depan mereka berdiri benteng yang sangat kokoh, dikelilingi oleh tembok tinggi dan menara pengawas. Di atas tembok, para prajurit Duke Asmodeus berjaga-jaga, siap untuk mempertahankan wilayah mereka.
Lucifer menghentikan keretanya dan menatap benteng itu dengan tatapan dingin. "Ini dia," gumamnya. "Benteng Duke Asmodeus. Zarthus, kirim pesan kepada mereka. Katakan kepada mereka untuk menyerah dan bersumpah setia kepadaku, atau aku akan menghancurkan mereka."
Zarthus mengirim seorang utusan ke benteng, membawa pesan Lucifer. Setelah beberapa saat, utusan itu kembali, tampak ketakutan.
"Yang Mulia," lapor utusan itu, "Duke Asmodeus menolak untuk menyerah. Dia mengatakan bahwa dia tidak akan pernah berlutut di hadapan Kaisar Iblis dan dia akan mempertahankan wilayahnya sampai mati."
Lucifer menyeringai. "Bagus. Aku suka lawan yang keras kepala. Grimoire, siapkan pasukan pengepungan. Aku ingin benteng itu dihancurkan dalam waktu satu jam."
Grimoire membungkuk hormat. "Seperti yang Anda perintahkan, Yang Mulia."
Grimoire memerintahkan pasukannya untuk menyiapkan mesin pengepungan. Para iblis mulai membangun tangga pengepungan, menara pengepungan, dan ketapel raksasa. Dalam waktu singkat, pasukan pengepungan siap untuk menyerang.
"Mulai!" perintah Grimoire. "Hancurkan benteng itu!"
Mesin pengepungan mulai bekerja, meluncurkan batu-batu besar dan panah api ke arah benteng. Para prajurit Duke Asmodeus membalas serangan, menembakkan panah dan melemparkan batu ke arah pasukan pengepungan.
Pertempuran sengit terjadi di sekitar benteng. Para iblis berusaha memanjat tembok, sementara para prajurit Duke Asmodeus berusaha menghalangi mereka. Batu-batu besar dan panah api menghantam benteng, menyebabkan kerusakan yang parah.
Lucifer menyaksikan pertempuran itu dengan tatapan dingin. Ia tidak tertarik dengan taktik atau strategi. Ia hanya ingin melihat kehancuran dan kematian.
"Lilith," ucap Lucifer, "aku ingin kau menyusup ke dalam benteng dan membunuh Duke Asmodeus. Aku ingin kepalanya di hadapanku sebelum matahari terbenam."
Lilith tersenyum menggoda. "Seperti yang Anda inginkan, Yang Mulia."
Lilith menghilang ke dalam bayangan, menyusup ke dalam benteng tanpa terdeteksi. Ia bergerak dengan lincah dan senyap, menghindari para prajurit yang berjaga dan mencari jalan menuju kediaman Duke Asmodeus.
