NovelToon NovelToon
Perfect Husband'S Family

Perfect Husband'S Family

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Hamil di luar nikah / Pengantin Pengganti / Crazy Rich/Konglomerat / Keluarga
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Pratiwi Devyara

Amira, seorang gadis jaman now yang terkontaminasi novel online bergenre pelakor. Ia selalu berharap bisa di hamili oleh seorang pria tampan dan kaya, sekalipun pria tersebut sudah memiliki istri.

Suatu ketika ia bertemu dengan Gerrard, seorang CEO kaya raya dan tampan yang menginginkan seorang anak. Sedang istrinya tak bisa memberi keturunan.

Meski di hujat netizen, Amira tetap mengikuti kata hatinya demi hidup bagaikan gadis miskin yang naik derajat, seperti di dalam novel-novel online yang pernah ia baca.

Ia kemudian menjalani kehidupan bak Cinderella. Ternyata pria kaya itu beserta keluarganya sangat baik. Amira merasa jika karma tidak berlaku pada kehidupannya.

Namun ketika ia telah menikah dengan CEO tersebut, muncul kejanggalan demi kejanggalan. Seperti sarapan pagi di rumah keluarga besar suaminya yang selalu sama, orang-orang yang mengenakan baju yang sama, pembicaraan yang sama setiap hari.

Apakah yang sebenarnya terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pratiwi Devyara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sindiran

"Eh, beb. Ada angin apa lo tiba-tiba transfer gue duit 200 ribu tadi malam?. Baru gue liat pagi ini loh."

Sheva yang baru datang, lngsung menghampiri Amira yang juga baru tiba dari kosan. Hari sudah berganti dan saatnya mereka bekerja lagi.

"Itu rejeki lo, gue dikasih sama pak Gerrard." bisik Amira sambil mesem-mesem.

"Pak Gerrard siapa anjir?" tanya Sheva seraya tersenyum dan penuh rasa ingin tau.

"Gadun lo yang baru?" lanjutnya lagi dengan suara pelan.

Gadun adalah istilah untuk om-om yang suka berpacaran diluar pernikahan sah. Biasanya mereka royal, suka memberi uang dan memanjakan selingkuhannya dengan berbagai fasilitas.

"Itu, cowok ganteng yang kemaren kesini. Yang semalem ketemu gue di nasi goreng." jawab Amira.

Seketika Sheva pun terkejut dengan bibirnya menganga.

"Serius lo?. Gercep amat." ujarnya tak percaya.

"Iya, serius." jawab Amira.

"Nggak mungkin, nggak mungkin. Gimana bisa secepat itu."

Sheva masih tak percaya, namun terlihat jelas wajahnya penuh kegembiraan.

"Serius, semalam tuh dia nyamperin gue pas kehujanan dan dia nganter gue balik." jawab Amira.

"Hah?. Gimana-gimana?" Sheva tampak bersemangat.

"Ini lo serius nggak sih?" tanya nya kemudian.

Amira lalu menceritakan kronologi kejadian. Dimana ia dihampiri oleh Gerrard, lalu diantar pulang dan diberi sejumlah uang.

"Oh my God, cerita lo mirip banget sama novel online yang pernah gue baca." Sheva berseru dengan penuh antusias.

"Waitress miskin dan om-om Sultan, kan?" tanya Amira.

"Iyaaaa, hahaha."

Keduanya terlihat kegirangan, dan seperti biasa dibalik kesenangan, pasti ada saja gangguan yang datang. Secara kebetulan Tirani melintas dan menegur mereka berdua.

"Kerja woy, malah ngegosip pagi-pagi. Udah jam segini, beres aja belum." ujarnya.

Gadis judes itu pun berlalu ke dalam, sambil membawa beberapa barang yang harus dibersihkan.

"Heee, sirik aja sama kebahagiaan orang." gerutu Sheva.

"Biasa nggak pernah bahagia, makanya busuk hati." ucap Amira.

"Kayak kata pepatah, dimana ada kebahagiaan, disitu ada setan yang tak senang." seloroh Sheva.

Mereka kemudian cekikikan dan mulai melakukan pekerjaan.

"Eh, by the way maaf ya Va cuma bisa ngasih segitu. Soalnya yang sejuta gue kasih nyokap." ujar Amira.

"Ih nggak apa-apa kali, Mir. Segitu aja gue udah terbantu banget loh, di akhir bulan kayak gini." jawab Sheva.

"Mudah-mudahan ntar gue dapat lagi dan gue bakal kasih lo lagi." ujar Amira sambil tersenyum dan menaikkan alisnya.

"Mudah-mudahan lo dikasih sepuluh juta sama om Gerrard." ucap Sheva.

"Sepuluh juta disuruh nemenin bobo kali gue." seloroh Amira.

"Nggak apa-apa. Kata lo mau sampai hamil, biar dinikahi." Sheva mengingatkan perkataan Amira kemarin.

"Iya sih, biar gue kaya raya." jawab Amira.

Mereka pun kembali tertawa-tawa dan melanjutkan pekerjaan.

***

Siang hari saat jam makan siang, suasana kantin lebih ramai dari biasanya. Bukan hanya karyawan kafe tempat dimana Amira dan Sheva bekerja saja yang pergi kesana, tapi karyawan dari kafe-kafe sebelah juga ikut. Lantaran area kantin yang satunya sedang tutup.

Akibatnya hampir semua meja penuh. Amira menoleh kesana-kemari, mencari kursi kosong setelah mendapatkan makanan. Namun sejauh mata memandang, hanya meja yang ada di dekat Tirani dan teman-temannya saja yang kosong.

"Penuh semua, Mir. Cuma meja itu doang yang kosong." seloroh Sheva.

"Tapi ya gitu, ada kuntilanaknya." lanjut gadis itu kemudian.

"Ya udah sih, kenapa emangnya?. Orang ini kantin umum koq, emang dia siapa?. Kakak kelas?." ujar Amira.

Sheva pun terkekeh, lalu mereka duduk di meja tersebut tanpa mempedulikan tatapan Tirani dan teman-temannya yang berasal dari kafe sebelah.

Tak lama, Fahri datang sambil membawa nampan yang berisi makanan serta minuman. Pemuda itu tersenyum ramah, lalu duduk diantara Amira dan Sheva.

"Gue disini ya." ujar Fahri.

"Sok, duduk!" Amira mempersilahkan.

Mereka pun mulai makan sambil berbincang. Di tengah suasana kantin yang makin ramai, Tirani tiba-tiba berkata pada teman-temannya.

"Gue jijik banget njir sama novel-novel online yang beredar di aplikasi sekarang." ucap gadis itu.

"Padahal ditulis sama perempuan, tapi tema nya seakan ngerendahin perempuan terus." lanjutnya lagi.

Teman-temannya pun mengangguk setuju.

"Iya, njir. Rata-rata tema yang dipakai, kalau nggak cewek miskin yang dihamili duluan sama cowok kaya, pasti tentang perempuan yang ngemis-ngemis sedih sama laki-laki." celetuk salah seorang dari temannya itu.

"Bener banget, jarang yang mengangkat tema prempuan berpower. Isinya kelemahan dan kebodohan melulu." timpal yang lain.

"Ya itu contohnya, Gadis miskin dan CEO kaya. Istri kedua om-om tajir, istri simpanan Presdir, mengandung anak tuan beristri, dihamili suami tante. Maksud gue, perempuan-perempuan itu tuh segitu nggak punya harga dirinya kah bikin-bikin novel dengan tema kayak gitu?" tanya Tirani.

"Merusak mental dan pikiran generasi tau nggak." lanjutnya lagi.

Amira yang sedang menyuap nasi mendadak berhenti. Wajahnya terasa panas dan hatinya bergemuruh.

Sementara Sheva menatap sekilas ke arahnya, lalu menunduk. Mereka kini sama-sama tersindir, sebab mereka amat menyukai cerita-cerita dengan tema tersebut.

"Keponakan gue yang masih SMA, candu banget tuh sama novel-novel kayak gitu. Malah gue denger dia cerita sama temen-temennya, kalau dia mau ketemu cowok kaya terus dijadikan istri simpanan."

Salah satu teman Tirani berujar. Mengungkapkan jika keponakannya sudah menjadi korban dari novel online.

"Keponakan gue juga sama njir, mengkhayal pengen dihamili CEO." timpal yang lainnya lagi.

"Harusnya itu di report tau. Meresahkan banget." ujar Tirani.

Mereka terus membicarakan hal tersebut. Sementara baik Amira maupun Sheva mulai mencibirkan bibir mereka.

"Munafik nggak sih menurut lo?"

Sheva bertanya pada Amira, ketika akhirnya mereka selesai dan keluar duluan dari kantin tersebut.

"Ya iyalah, munafik. Orang dia aja gosipnya simpanan pak Ilham dan Koh Kevin koq. Belum aja terbukti dan ketahuan kelakuan busuknya. Sok membicarakan dampak novel online bagi mental generasi, dia aja pelakor." jawab Amira kemudian.

"Sebenarnya dia dekat sama pak Ilham apa Koh Kevin sih?" tanya Sheva penasaran.

Kevin adalah partner Ilham si pemilik kafe. Ilham menyediakan tempat, sementara modal dari Kevin.

"Nggak tau, pokoknya antara dua itulah. Kalau nggak, mana mungkin dia naik jabatan cepet, orang dia masuk nggak lama sebelum kita koq." jawab Amira.

"Hhhh." Sheva menghela nafas.

"Udah, nggak usah pedulikan. Pokoknya fokus aja sama om Gerrard." seloroh gadis itu sambil mencubit lengan Amira.

Maka Amira pun kini senyum-senyum sendiri.

"Tadi pagi dia ngechat gue tau." ujar gadis itu.

"Oh ya?" Sheva terlihat sumringah.

"Iya, nanyain udah bangun apa belum." jawab Amira.

"Ih, so sweet."

Keduanya kini kembali berjalan ke arah kafe diikuti Fahri di belakang.

***

Kembali ke kantin.

"Mami suka sekali sama gadis yang namanya Tirani itu."

Ibu Rangga nyeletuk di depan sang anak yang kini tengah menikmati nasi Padang. Ibunya pun memesan menu yang sama, di kantin tempat Amira dan Sheva tadi makan.

"Tau dari mana namanya Tirani?"

Rangga bertanya pada sang ibu seraya melirik sekilas ke arah Tirani, yang mulai beranjak meninggalkan kantin.

Ia sendiri mengenal gadis itu karena sering ngopi ditempat yang sama setiap hari. Kantor Rangga juga berada dikawasan tersebut.

"Kan mami sering lihat name tag nya, kalau lagi ke kafe sama kamu." jawab sang ibu.

Rangga pun akhirnya mengerti dan lanjut makan.

"Cewek kayak gitu yang harus kamu dapatkan. Sudah cantik, pintar, peduli generasi, dan yang pasti dia anti sama pelakor. Nggak kayak si kasir sama temannya itu."

Lagi-lagi ibu Rangga menyinggung soal Amira dan Sheva. Agaknya ia benar-benar sensitif pada tingkah kedua gadis itu kemarin.

"Mi, mami tuh kapan sih nggak ngurusin hidup orang?. Lagipula mami tiap jam makan nimbrung terus di hidup Rangga. Sampe Rangga tuh dikatain anak mami tau nggak, sama anak-anak kantor."

Rangga melayangkan komplain pertamanya.

"Ya, emang kamu anak mami." seloroh sang ibu dengan wajah tanpa dosa.

"Maksud Rangga, mami tuh kenapa kesini terus. Jam sarapan, makan siang. Bahkan jam Rangga pulang pun, mami ngintil. Padahal kita tinggal bareng loh." ujar Rangga.

"Jadi kamu nggak senang mami kesini?" tanya ibunya dengan nada kecewa.

"Bukan nggak senang, tapi ya nggak harus tiap saat juga. Rangga juga mau sama teman-teman Rangga. Dan kalau mami lagi sama Rangga, tolong jangan ngurusin hidup orang." jawab pemuda itu.

"Mami kan kalau ngomong suaranya gede, kalau orang yang diomongin dengar gimana?. Kan Rangga yang nggak enak." lanjutnya lagi.

"Ya, nggak gimana-gimana. Orang yang mami bilang itu kenyataan koq."

Sang ibu masih saja membela diri, sementara Rangga berusaha keras menahan emosi.

"Lagian mami kan kesepian. Mami mau nikah lagi sama bule lain, nggak boleh sama kamu. Sekarang kamu mami ikutin kemana-mana, malah marah."

Rangga terdiam kali ini, ia menarik nafas dalam-dalam dan kembali melanjutkan makan.

Sementara di kafe, Amira mulai kembali menatap pesan Gerrard tadi pagi. Entah kenapa ada perasaan senang tersendiri, ketika ia menatap pesan-pesan tersebut.

Semacam ada candu yang tak bisa dijelaskan. Membuat jiwanya berdesir hebat, serta perutnya seperti dipenuhi ratusan kupu-kupu.

***

1
ryani yuliawati
selamat tuk karya barunya ceritanya seru meski masih menebak aku curiga gerald jahat deh makasih ya author ceritanya aku suka 💜💜💜💜💜🥰🥰🥰🥰🥰🥰 ttp semngat ya
Fia11
udah gk sabar ya jadi orang kaya tanpa kerja keras, sampek mau aja dihamilli dulu baru dinikahin
Fia11
betul Gerrard sembunyiin perempuan di apartemennya🤣
Fia11
bisa jadi orang yg sama ya🤔
Fia11
jangan mau mir diajak tinggal bareng, masak nunggu hamil baru mau dinikahin😭
Fia11
kenapa gampang banget percaya omongannya Gerrad sih Amira
☠ Hany
dasar cwe yaa 🤣🤣🤣😆
Fia11
Gerrad ternyata sudah punya istri 🤭
☠ Hany
yaa ampun layu dehh 🤣
☠ Hany
iri dengki bgt sma Amira 🤣
Fia11
sampe segitunya ya gk suka sama Amira, Tirani sampe mau nyebar foto segala
☠ Hany
sii Amira yaa pesen nya sate kmbing 🤭🤭tahu aja tar mau disruduk 🤣🤣🤣
Fia11
makin seru aja ceritanya 😍
☠ Hany
ehh klo tahu om2 nya msh cihuyy ngces dahh 🤣🤣
☠ Hany: pastilah kaa🤣klo tahu pasti shik shok dah🤣
total 2 replies
Fia11
ceritanya gk bisa ditebak sama sekali, makin seru ceritanya 🤭
☠ Hany
ini ngarah ke misteri juga kah🤔🤔seru sihh 🤣🤣
☠ Hany
yaa ampun bnr2 yaa 🤣🤣
Fia11
kok cepet banget tau² udah habis bab nya🤭🤣
☠ Hany
nangung bgt 🤣🤣
☠ Hany
ett dahh pke sgla nolak 🤣🤣wkwkwk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!