"Ternyata, orang yang aku kira menyayangi ku, adalah orang yang mengharapkan kematian ku, " ujar jiwa Ciara lurus di atas salju yang dingin.
"Tuhan... jika aku di beri kesempatan untuk hidup kembali, aku mohon Tuhan, ijinkan aku untuk membalas semua rasa sakit ini.. " ujar Ciara kembali.
Cetasss..
Jleederrr..
jleedeerrr..
"Aku tau Tuhan, kau mendengar semua ucapan ku, ".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-3. Aku Hidup Kembali
Suara angin terus bergemuruh, di selingi suara petir saling bertabrakan, entah apa yang terjadi di atas sana, hingga langit itu terus membuat kegaduhan.
"Ternyata.. hidup ku memang berakhir, " ujar jiwa Ciara terkekeh menertawakan semua yang terjadi padanya.
"Permainan mu begitu indah Tuhan, hingga aku terbuai dengan semua kasih sayang palsu itu, tapi tak apa.. setidaknya, aku merasakan kasih sayang, meski semua palsu," gumam Ciara di akhir-akhir menutup matanya.
Kelopak mata itu mulai sayu, kelopak mata itu mulai ingin menutup, gelap... itulah yang saat ini Ciara lihat, kini matanya benar-benar tertutup untuk selamanya.
……………………………
"Kakak bangun, hiks..kakak jangan begini, hiks.. hiks.. aku.. aku tidak sengaja, " ujar Sania mengguncang tubuh Ciara dengan kuat.
"Ibu... Ayah.. tolong.. tolong Kakak, " teriakan Sania menggema memanggil kedua orang tua nya.
"Ada apa sayang? apa yang terjadi, ?" ujar Mariana datang tergesa-gesa menghampiri Sania di tepi kolam.
"Ibu... Kakak, tadi aku, aku tak sengaja mendorong nya, " ujar Sania karna melihat beberapa orang yang menyaksikan aksi nya mendorong Ciara secara sengaja.
"Pelayan.. apa yang kalian lakukan? mengapa kalian hanya berdiam diri saja? cepat bawa Ciara ke dalam, " teriak Mariana pada beberapa pelayan yang berlalu lalang disana, Mariana tau apa yang di lakukan Sania, Sania melakukan nya dengan sengaja.
Dengan terpogoh-pogoh para pelayan itu menghampiri, lalu menggotong tubuh Ciara yang basah kuyup, mereka ingin mengatakan apa yang mereka lihat, namun mereka yakin itu akan sia-sia.
"Cepat ganti pakaian nya, jangan biarkan dia kedinginan, " perintah Mariana pada pelayan itu.
Secara cepat, tanpa mengeluarkan suara, pelayan itu mengerjakan tugas nya dengan rapih.
"Kalian boleh pergi, " ujar Mariana pada para pelayan setelah pakaian Ciara di ganti.
"Ibu.. apakah dia akan mati, ?" bisik Sania setelah tak ada orang lain di ruangan itu.
"Sania sejak kapan kau jadi bodoh? apa kau tak dapat melihat, di taman itu begitu banyak orang? apa kau mau beredar rumor tentang kelakuan mu itu? ibu tak habis pikir, hingga kau bisa se ceroboh itu, " ujar Mariana marah tak menjawab pertanyaan Sania.
"Maafkan aku Ibu, aku hanya tak suka melihat nya tampil sempurna, " ujar Sania.
"Tapi tak begitu juga Sania, Ibu tak masalah dia mati, tapi ibu tak mau ada rumor tentang mu, " ujar Mariana masih kesal atas kecerobohan Sania.
"Lain kali aku akan tebih hati-hati, " ujar Sania.
Di saat Ibu dan anak itu saling berbicara, terlihat jari-jari Ciara bergerak, melihat itu.. sepasang Ibu dan anak itu mendekat.
"Ciara sayang, kau tak apa-apa kan, ?" ujar Mariana.
"Kakak.. maafkan aku, sungguh aku tak sengaja mendorong Kakak, " ujar Sania.
Sementara Ciara dia masih berdiam diri, dan mencerna semua yang terjadi saat ini.
"Ini... bukankah, sebentar.. kejadian ini.. ini.. bukankah saat aku jatuh ke kolam, ya Tuhan... aku hidup kembali, aku hidup kembali ke masa lalu, di mana aku baru saja kehilangan orang tua ku, dan kejadian ini.. yah aku tau sekarang, waktu itu aku di dorong ke kolam oleh Sania, " monolog Ciara dalam hati.
"Terimakasih Tuhan, kau telah mengabulkan keinginan ku, aku janji, aku akan membalas satu persatu perbuatan mereka padaku, dan mulai sekarang aku akn mengabdikan hidup ku pada Pangeran Jordan, karna hanya dia yang perduli padaku, " monolog Ciara lagi.
"Ciara.. Ciara sayang.. kenapa Nak apa ada yang sakit, ?" tanya Mariana.
"Oke mari kita mulai permainan nya, " ujar Ciara.
Dan tanpa di sadari oleh sepasang anak dan Ibu itu, Ciara menyeringai, matanya berkilat penuh kebencian.
"Kakak, Kakak.. apa kau mendengar kami, ?" tanya Sania berpura-pura tampak khawatir.
"Air.. Bibi aku ingin air, " ujar Ciara tak menggubris pertanyaan Sania.
"Ini minum sayang, pelan-pelan, " ujar Mariana tanpa curiga.
"Kakak.. maafkan aku, " ujar Sania dapat merasakan perubahan Ciara padanya.
"Iya sayang, tolong maafkan Adik mu, dia tak sengaja melakukannya, kau tau sendiri kan, terkadang adik mu itu ceroboh, " ujar Mariana.
"Ibu benar Kakak, aku benar-benar tak sengaja, Kakak tau sendiri betapa aku menyayangi Kakak, jadi mana mungkin aku mencelakai Kakak, " ujar Sania.
"Aku ingin istirahat, " ujar Ciara dingin tak menghiraukan ocehan Sania.
"Baiklah, Bibi pergi dulu, kamu istirahat lah, kalau butuh sesuatu panggil saja Bibi, " ujar Mariana.
"Kakak..
"Ayo Sania kita pergi, Kakak mu ingin istirahat, nanti kita bahas lagi masalah ini, " ujar Mariana memotong ucapan Sania.
Ibu dan anak itu pergi, meninggalkan Ciara seorang diri di kamar nya.
"Ibu.. aku merasa ada yang aneh dengan wanita bodoh itu, kenapa dia sekarang berani mengacuhkan ku? biasanya juga dia tak begitu, " ujar Sania, kini mereka ada di halaman kediaman Mariana.
"Jangan menduga-duga yang tak pasti, kau tau sendiri bagaimana tadi dia tenggelam, dia memang butuh istirahat, " ujar Mariana.
"Apa Ibu yakin,? " ujar Sania.
"Apa selama ini Ibu pernah salah, ?" ujar Mariana.
"Bukan itu maksud ku Ibu, tapi.. nada bicaranya, tak seperti biasanya, " ujar Sania.
"Itu hanya perasaan mu saja, " ujar Mariana.
"Semoga ucapan Ibu tak salah, " ujar Sania merasa yakin akan perasaan nya sendiri.
…………………………
"Aku ingat, setelah kejadian aku jatuh ke kolam, keluarga keji itu akan mengajak ku pergi keluar, mereka bilang itu sebagai permintaan maaf Sania, kita tunggu, apa kejadian itu akan terulang kembali, " gumam Ciara mengingat semua yang pernah terjadi.
Tok
tok
tok
Di saat Ciara mengingat-ingat apa saja yang terjadi dulu, tiba-tiba dia mendengar ketukan di pintu kamar nya, Ciara yakin, yang mengutuk pintu kamar nya itu adalah pelayan suruhan Bibi tercinta nya.
"Dugaan ku benar, dia adalah pelayan yang sama, " gumam Ciara setelah membuka pintu kamarnya dan melihat orang yang mengetuk pintu.
"Nona pertama, Nyonya meminta anda bersiap-siap, kana Nyonya dia akan mengajak anda pergi keluar, " ujar pelayan itu.
"Katakan pada Bibi, aku akan segera datang, " ujar Ciara.
"Baik Nona pertama, " jawab pelayan kecil.
"Hah.. hari itu akan terulang kembali, dimana dengan sengaja, Sania menyuruh seseorang untuk melecehkan ku, aku ingat waktu itu, ada seseorang yang menolong ku, maka... bersiap-siap lah, aku akan merubah cerita itu, dan pelecehan itu.. dengan senang hati, aku akan membiarkan kamu merasakan apa yang ku rasa, untuk penolong itu.. aku akan mencegah nya, " gumam Ciara menyeringai penuh perencanaan.
"Aku ingin melihat, seberapa besar kebaikan mu Tuhan padaku, maka restui lah semua rencana ku ini, " gumam Ciara lagi.
"Ahh akhirnya Kakak datang juga, aku pegal menunggu Kakak, " ujar Sania.
"Apa aku terlalu lama, ?" ujar Ciara memasang wajah bersalah, dulu saat Sania mengeluh, maka dengan cepat Ciara akan meminta maaf.
"Tidak sayang, Adik mu hanya tak sabar saja, " ujar Mariana.
"Iya..
Yah.. bersambung.
lanjut thorr
lanjut up lagi thor💪💪💪💪