Ayunda Anindita, seorang gadis yatim piatu yang hidup menderita di kota Bandung. ia memiliki bibi dan sepupu yang jahat kepadanya. suatu saat ia bertemy dengan pria tampan yang kaya raya. mampu kah Ayunda hidup bahagia dengan seorang pria kaya atau justru ia hanya di jadikan asisten?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ella ayu aprillia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31
Mereka merebahkan diri di atas kasur yang sempit. "Kayanya nanti kita tambah kasur lipat deh karena gak mungkin kita tidur di kasur ini semua karena kan kasurnya kurang lebar."tutur Tika.
"Iya nanti gampang lah kalau mau tidur, aku juga mau bersih - bersih badan dulu udah lengket dari pagi diluar terus."sahut Ayunda.
"Iya nih, baru kerasa capeknya kalau udah rebahan kaya gini,"timpal Putri. Mereka kompak tertawa. Pasalnya memang mereka begitu effort dengan waktu libur mereka di tambah dengan kedatangan sahabat Ayunda, Siska.
Saat sedang asyik berceloteh Ayunda merasakan getaran dalam ponselnya.
Mas Taufik [malam Ayunda, bagaimana acara weekendnya pasti seru ya]
Ayunda [malam mas, seru banget dan happy banget]
Mas Taufik [syukurlah, oya salam ya untuk Siska jangan lupa suruh main juga ke cafe]
Ayunda [iya mas, nanti aku sampein]
Mas Taufik [kamu sudah makan]
Ayunda [sudah mas tadi sama yang lain]
Mas Taufik [hmm kamu gak pengen tanya aku gitu]
Ayunda [eh tanya apa ya mas]
Mas Taufik [ya apa gitu, misal lagi ngapain atau udah makan belum]
Ayunda [oh maaf mas, lagi ngapain mas]
Mas Taufik [lagi chating sama bidadari emot hati]
Ayunda [apa sih mas emot senyum malu - malu]
Mas Taufik [weekend bulan depan udah ada acara belum, aku mau ajak kamu jalan]
Ayunda [lihat nanti aja ya mas]
Mas Taufik [oke baiklah]
Siska mengagetkan Ayunda yang sedang asyik berbalas pesan.
"Woooiii sibuk amat lagi berbalas pesan sama siapa sih? Kak Nathan itu ya?"
"Eh gak kok ini tadi mas Taufik kirim pesan tanyain gimana weekendnya trus seru gak, dia juga bilang kalau kamu disuruh main ke cafe nya."
"Kamu juga lagi deket sama mas Taufik ya, jangan - jangan mas Taufik naksir lagi sama kamu."
"Ya gak mungkin lah, aku cuma anggap mas Taufik iia sekedar bos aku aja."
"Tapi kalau dia beranggapan lain gimana?"
Ayunda hanya diam dan tak mau ambil pusing.
"Ya itu terserah mas Taufik aja, tapi kalau aku cuma anggap dia bos aku juga gak salah kan."
"Iya tentu gak salah dong cantik, tapi berarti mas Taufik cinta sendirian, kasian amat,"tawa Siska meledek.
"Apa sih, kan belum tentu juga kalau mas Taufik itu suka sama aku."
"Tapi Yun kalau aku lihat - lihat juga kayanya mas Taufik suka deh sama kamu. Lihat aja dia selalu perhatiin kamu kalau lagi kerja. Perhatiannya juga beda sama karyawan lain," timpakan Putri.
"Apa sih kalian makin gak jelas deh udah ah aku mau mandi dulu."
***
Keesokkan harinya..
Mereka berempat sarapan bersama dengan diiringi canda dan tawa. Mereka begitu menikmati waktu dengn keceriaan.
Meski Siska sempat bercerita jika bibi dan saudaranya membuat ulah lagi di bandung tapi dia tidak mau ambil pusing. Ia ingin lepas dari bayang - bayang mereka dan ia juga sudah membawa sertifikat rumahnya jadi itu akan selalu aman.
"Eh Yun, jadi kamu kapan mulai masuk kampusnya," tanya Siska di sela - sela makannya.
"Minggu depan sudah mulai masuk, aku deg - deg an banget," balas Ayunda.
"Tenang aja, kamu kan punya kita yang akan selalu jagain kamu dari para buaya. Aku yakin kalau kamu akan jadi incaran para cowo di kampus secara kamu cantik banget," ujar Putri.
"Iya aku setuju sama Putri, aku yakin kalau kamu akan banyak yang naksir," tambah Tika lagi.
"Kalian tuh apa sih orang aku biasa aja kok. Dan aku kan niatnya mau kuliah nggak cari pacar."
"Tapi nanti kamu harus hati - hati sama yang namanya Nadia. Dia itu ngerasa paling cantik jadi kalau lihat cewe cantik suka tantrum. Dan lagi jangan dekati kak Gilang karena si Nadia itu udah lama ngejar kak Gilang tapi sampai saat ini belum bisa dapetin hatinya.
"Ah udah yuk berangkat nanti telat lagi," putus Ayunda tidak mau melanjutkan obrolan gak penting itu.
***
Di apartement
Nathan juga sedang bersiap - siap untuk pergi ke kantor saat ponselnya berdering.
Ddrrrt.. Drrt...Drrtt
"Hallo mi"
"Nathan minggu depan hari ulang tahun pernikahan mami dan daddy, kamu ajak Ayunda datang ya"
"Iya nanti aku coba tanya sama dia mi, ada acara atau tidak"
"Iya pastiin kalau dia mau datang ya, mami mau pamerin dia sama saudara - saudara kita"
"Kenapa sudah mau di pamerin aja sih mi kita kan juga baru pacarannya"
"Iya gak papa dong, mami udah suka banget sama Ayunda, kalau dia gak jadi calon mantu mami ya mami mau angkat dia jadi putri mami. Daddy juga udah setuju kok"
"Kalian buat keputusan tanpa kasih tahu aku dulu"
"Iya makanya kamu kalau serius sama ayunda ya cepet ikat dia"
"Apa sih mami makin gak jelas ngomongnya"
"Laahh gak jelas gimana sih Nath? Ayunda itu cantik, baik, ramah pasti banyak yang suka sama dia. Kalau kamu gak cepet nanti bisa - bisa kamu ditikung sama orang lain"
"Nathan menghela napas panjang, iya sudah nanti aku akan ajak Ayunda ke acara ulang tahun pernikahan mami"
"Oke sayang, acaranya ada di hotel daddy yang di bintaro ya"
"Iya mi"
Sambungan pun terputus, Nathan memikirkan ucapan mami nya, memang benar Ayunda itu cantik, baik dan ramah. Tapi saat ini belum ada perasaan apapun untuk Ayunda. Meski terkadang ia merasa nyaman dan senang saat melihat gadis itu tersenyum.
***
Di tempat lain...
Keluarga Elisa yang juga mendapatkan undangan pun tersenyum licik. Mereka sudah merencanakan hal yang akan membuat Nathan mau melanjutkan perjodohannya dengan Elisa.
"Ini adalah waktu yang tepat untuk melaksanakan rencana kita," ujar daddy ronald. "Kali ini kamu gak boleh gagal Elisa."
"Apa yang akan lakukan kali ini?"
Senyum licik terbit di wajah pria paruh baya tersebut.
"Aku ingin kamu berikan minuman yang sudah tercampur oleh obat perangsang dalam minuman nathan. Dan daddy akan siapkan satu kamar untuk kalian nanti."
"Mas, apa itu tidak akan bahaya? Kalau itu ketahuan masalahnya akan semakin rumit," ucap mama Elisa yang tampak tidak setuju dengan rencana itu.
Daddy ronald menatap tajam ke arah istrinya.
"Sudahlah kamu diam saja dan nikmati hasilnya. Aku yakin ini tidak akan ketahuan dan semuanya kan lancar dan berhasil."
"Aku akan menyelinapkan salah satu anak buahku untuk menjadi salah satu pelayanan di acara itu."
"Dan saat itu terjadi, Nathan tidak akan punya pilihan selain menikah dengan Elisa."Ucapnya dengan penuh percaya diri.
Elisa pun ikut tersenyum smirk. "Aku akan melakukan tugasku dengan baik dad. Aku pastikan rencana kita kali ini akan berhasil.aku sudah tidak sabar merasakan gagahnya Nathan di atas ranjang," ujarnya tersenyum culas..
"Baiklah Nath, kalau memang cara baik tidak bisa maka aku akan pakai cara licik,"gumamnya dalam hati.