NovelToon NovelToon
IBU SUSU PUTRIKU WANITA GILA

IBU SUSU PUTRIKU WANITA GILA

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Duda / Balas Dendam / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Ibu susu
Popularitas:9.8k
Nilai: 5
Nama Author: Archiemorarty

Davian Meyers ditinggal oleh istrinya kabur yang mana baru saja melahirkan putrinya bernama Cassandra Meyers.

Sayangnya Cassandra kecil justru menolak semua orang, selalu menangis hingga tidak mau meminum susu sama sekali.

Sampai dimana Davian harus bersedih hati karena putri kecilnya masuk rumah sakit dengan diagnosa malnutrisi. Hatinya semakin hancur saat Cassandra kecil tetap menolak untuk menyusu. Lalu di rumah sakit Davian menemukan putrinya dalam gendongan seorang wanita asing. Dan mengejutkannya Cassandra menyusu dengan tenang dari wanita tersebut.

Akan tetapi, wanita tersebut tiba-tiba pergi.

Demi kelangsungan hidup putrinya, Davian mencari keberadaan wanita tersebut lalu menemukannya.

Tapi bagaimana jika wanita yang dicarinya adalah wanita gila yang dikurung oleh keluarganya? Akankah Davian tetap menerima wanita itu sebagai ibu susu putrinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Archiemorarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 15. DUEL

Lampu kristal bergantungan dari langit-langit ballroom hotel bintang lima itu, memantulkan cahaya yang berkilau di atas meja-meja panjang yang disusun rapi. Di setiap meja duduk para pengusaha, investor, dan pejabat terkemuka, pria dan wanita dengan jas rapi dan gaun elegan. Aroma wine mahal dan dupa halus bercampur di udara, menambah nuansa mewah pertemuan bisnis malam itu.

Hari itu bukan sekadar jamuan biasa, melainkan sebuah arena, ajang presentasi proyek raksasa yang sudah lama ditunggu-tunggu: Pembangunan Pusat Perdagangan dan Hotel Internasional Orion, proyek bernilai miliaran dolar yang akan menjadi ikon baru di jantung kota. Semua mata dunia bisnis tertuju pada acara ini.

Di antara tamu undangan, nama-nama besar muncul. Salah satunya, Raymond Holland, pewaris dan pimpinan Holland Group, yang terkenal dengan gaya arogan dan mulut tajamnya. Pria itu mengenakan setelan abu-abu gelap, rambut disisir rapi ke belakang, dan senyum licik yang tidak pernah lepas dari wajahnya.

Tak jauh dari sana, Davian Meyers masuk bersama Peter, mengenakan setelan hitam dengan dasi perak. Keduanya berjalan dengan percaya diri, langkah mereka tegap, sorot mata Davian tenang namun tajam seperti seseorang yang sudah siap menghadapi medan perang.

Suara-suara lirih terdengar ketika mereka melintas.

"Davian Meyers ... anak muda itu katanya genius bisnis."

"Dia baru saja menutup kontrak besar di Eropa, kabarnya sangat visioner."

"Hmm ... tapi masih terlalu muda untuk melawan Holland Group, bukan?"

Peter menyadari bisik-bisik itu, namun ia tidak terganggu. Sebaliknya, ia menatap Davian dengan sedikit bangga. Orang-orang ini akan segera tahu siapa yang sebenarnya lebih pantas mendapat penghormatan.

Raymond yang duduk di kursi VIP bangkit begitu melihat Davian. Senyum sinis merekah di bibirnya. Ia melangkah mendekat, disambut oleh beberapa pengusaha yang seolah menantikan konfrontasi itu.

"Ah, Mr. Meyers Junior," suara Raymond berat dan dibuat-buat ramah, tapi tatapannya menusuk penuh ejekan. Ia mengulurkan tangan, dan Davian menyambut dengan cengkeraman singkat namun kuat.

"Tak kusangka kau cukup berani datang ke arena sebesar ini. Bukankah perusahaanmu masih hijau untuk bersaing di level ini?" ujar Raymond dengan senyum mengejek yang tak ditutup-tutupi sama sekali.

Beberapa orang di sekitar mereka tertawa kecil. Raymond selalu tahu cara menjadikan panggung sebagai miliknya.

Peter hampir saja menyahut dengan nada ketus, namun Davian menahan dengan tatapan sekilas. Ia menanggapi dengan suara tenang, nyaris dingin.

"Semua perusahaan besar dulu juga pernah hijau, Mr. Holland. Bedanya, ada yang tetap menjadi pohon kokoh ... dan ada yang membusuk dari dalam."

Tawa kecil di sekitar terhenti. Senyum Raymond menegang sesaat, lalu ia tertawa kaku. "Kau memang pandai bicara. Tapi di dunia nyata, bukan ucapan yang menentukan, melainkan pengalaman."

"Dan bukti," tambah Davian singkat. Tak gentar oleh segala konfrontasi dari pria yang Davian tahu sangat seperti apa sifatnya.

Acara resmi dimulai. Seorang pembawa acara naik ke panggung, memerkenalkan dua kandidat utama yang akan mempresentasikan proposal: Holland Group dan Meyers Corporation.

Raymond mendapat giliran pertama. Dengan penuh percaya diri, ia naik ke panggung, menampilkan slide demi slide penuh gambar arsitektur yang megah, grafik keuntungan yang menjulang, serta janji-janji besar tentang masa depan gemilang.

"Bayangkan pusat perdagangan terbesar di negeri ini," kata Raymond lantang. "Dilengkapi hotel internasional, pusat hiburan, dan fasilitas bisnis kelas dunia. Holland Group memiliki sumber daya, pengalaman, dan jaringan global untuk mewujudkannya. Dengan investasi yang Anda percayakan, kami menjamin keuntungan berlipat dalam waktu singkat."

Sorak tepuk tangan terdengar. Beberapa investor jelas terkesan dengan retorika itu.

Namun Peter yang duduk di kursi undangan hanya menyeringai miring. Sama seperti biasa. Banyak janji manis, sedikit substansi. Ia melirik Davian, yang duduk tenang dengan jemari menyatu di pangkuan, matanya fokus menatap ke depan.

Giliran Meyers Corporation tiba. Davian berdiri, langkahnya mantap menuju panggung. Ruangan mendadak hening, penuh rasa ingin tahu.

Slide presentasi muncul: bukannya gambar-gambar glamor, melainkan data konkret, analisis pasar, studi kelayakan, laporan risiko, dan strategi berlapis. Namun di balik angka-angka itu, ada visi yang jelas: proyek yang bukan hanya megah, tetapi juga berkelanjutan dan menguntungkan dalam jangka panjang.

Davian berbicara dengan suara tegas namun tenang, tanpa perlu meninggikan nada.

"Pusat Perdagangan Orion bukan hanya simbol kemewahan. Ini adalah mesin ekonomi. Desain kami terintegrasi dengan teknologi hijau, efisiensi energi, dan koneksi transportasi yang menghubungkan seluruh wilayah kota. Bukan sekadar bangunan tinggi, tapi sebuah ekosistem bisnis yang hidup," ujar Davian dengan penuh percaya diri dan tenang.

Ia berhenti sejenak, menatap audiens.

"Investor tidak hanya mencari keuntungan cepat. Anda mencari stabilitas. Rekam jejak Meyers Corporation adalah bukti, proyek kami sebelumnya berdiri hingga kini, tumbuh, dan memberi keuntungan berkelanjutan," lanjutnya.

Semua mata menuju ke arah Davian, terutama para investor profesional yang kini seakan terpana akan semua presentasi dengan data yang jelas.

Saat Davian menutup presentasinya dengan kalimat, "Kepercayaan Anda adalah warisan yang akan kami jaga, bukan kami habiskan."

Serentak ruangan meledak dengan tepuk tangan lebih panjang dari sebelumnya setelah Davian selesai akan presentasi miliknya. Bisik-bisik penuh kekaguman dan juga rasa puas terlihat dari orang-orang penting di sana.

Wajah Raymond mengeras. Ia segera bangkit dari kursinya sebelum moderator menutup sesi.

"Semuanya terdengar indah," katanya dengan nada mengejek. "Tapi mari kita jujur. Meyers Corporation belum pernah mengelola proyek sebesar ini. Anak muda ini mungkin pandai berbicara, tapi apakah Anda benar-benar mau mempertaruhkan miliaran dolar pada seseorang yang bahkan belum memiliki separuh pengalaman saya?"

Beberapa orang tampak terdiam, menunggu tanggapan Davian.

Peter sudah menggenggam tinjunya, tapi Davian melangkah maju dengan tenang.

"Pengalaman memang berharga," katanya sambil menatap Raymond lurus. "Namun, pengalaman tanpa integritas hanya meninggalkan kehancuran. Mr. Holland tentu lebih berpengalaman ... termasuk dalam kegagalan proyek Waterfront dua tahun lalu, bukan? Investor masih ingat bagaimana dana miliaran menguap tanpa hasil."

Sebuah desis terdengar di ruangan. Beberapa kepala menoleh pada Raymond dengan ekspresi heran dan terkejut.

Davian melanjutkan, suaranya datar namun tajam. "Pengalaman mengajarkan kita dua hal: bagaimana membangun atau bagaimana menghancurkan. Saya memilih yang pertama."

Sorak tepuk tangan kembali terdengar, kali ini lebih keras, beberapa bahkan tertawa kecil menutupi mulutnya.

Raymond tampak pucat, lalu merah padam. "Kau-"

"Mr. Holland," potong Davian tenang, "ini forum bisnis. Mari biarkan data dan rekam jejak berbicara, bukan ego."

Acara ditutup dengan voting informal dari para investor yang hadir. Lebih dari separuh tangan terangkat mendukung proposal Meyers Corporation.

Raymond duduk terpaku, wajahnya menegang, sementara tepuk tangan meriah diberikan kepada Davian. Peter menepuk bahu Davian dengan puas.

Saat semua orang mulai bubar, Raymond mendekat, suaranya berbisik penuh amarah. "Kau pikir kau sudah menang? Ini belum berakhir, Meyers."

Davian menatapnya dengan tatapan dingin, lalu menjawab pelan namun menusuk. "Perang selalu dimenangkan oleh mereka yang sabar, Mr. Holland. Dan kesabaranku jauh lebih panjang daripada kesombonganmu."

Raymond berbalik dengan geram, langkahnya menghentak keluar dari ruangan, meninggalkan bisik-bisik sinis dari para investor yang kini mulai melihatnya sebagai pecundang.

Peter tersenyum tipis. "Orang itu tidak pernah belajar, ya? Masih sombong dan merasa superior seperti biasa padahal yang dikerjakan tidak pernah bagus."

Davian hanya menghela napas singkat, lalu menatap ke depan.

"Mungkin. Tapi satu hal pasti dia tidak akan pernah bisa menghentikan kita. Tidak setelah aku tahu betapa bejad pria itu terhadap wanita," ucap Davian, teringat apa yang Peter laporkan tentang perbuatan Raymond terhadap Olivia, ibu susu putri Davian.

Dan malam itu, kemenangan pertama Meyers Corporation atas Holland Group tercatat dengan jelas, bukan hanya di atas kertas, tetapi di dalam mata semua orang penting yang menyaksikan.

1
Jelita S
Akhirnya,,,,Casie cepat satukan mom and Dady mu y😀😀
Ir
kau yang mulai kau yang mengakhiri
kau yang berjanji kau yang mengingkari
Archiemorarty: Aku bacanya sambil nyanyi wehhh
total 1 replies
Hasbi Yasin
sadar juga davian takut kehilangan olivia
Archiemorarty: Siapa yang nggak takut kalau pas liat doi sekarat
total 1 replies
Jelita S
sabar y babang Davian
Jelita S
peter kamu Daebak🫰
Archiemorarty: Terbaik emang Abang Peter /CoolGuy/
total 1 replies
Annida Annida
lanjut tor
Archiemorarty: Siap kakak, terima kasih /Determined/
total 1 replies
Hasbi Yasin
hukuman nya kejam banget si davian udah di peringatin sma peter gk mau jdi olivia bunuh diri deh
Archiemorarty: Manusia nggak ada yang sempurna, kadang kalau emosi kan suka gitu, salah ngambil keputusan
total 1 replies
Jelita S
Biarkanlah ini mnjadi tragedi yg menyadarkan Davian untuk lebih peka lgi terhadap Olivia
Archiemorarty: Benar, karena gimana pun Davian juga manusia biasa /Cry/
total 1 replies
Ir
hayoo lhooo pian tanggung jawab luuu
kalo sampe Raymond tau wahh abis citra mu piann, di sebar ke sosial media dengan judul
" PEMBISNIS MUDA DAVIAN MAYER, MENJADI MENYEBABKAN SEORANG WANITA BERNAMA OLIVIA MORGAN BUNUH DIRI " tambah bumbu pelecehan dll wahh habis karir 🤣🤣🤣
Ir: hahahhaa 🤣🤣🤣
total 2 replies
Ir
kan jadi gila beneran ck
bisa diskusi baik² bisa di omongin baik² , suka banget ngambil keputusan saat emosi
Ir
ada dua sudut pandang berbeda secara aku pribadi, kan dari awal emang Olivia ga bilang dia gila, orang² aja yg bilang dia gila termasuk emak tirinya, nah seharusnya pian sama Peter jangan langsung menghakimi setidaknya tanya dulu alasan kepura²an nya itu tujuan nya apa, dan untuk Olivia kenapa ga jujur setelah pian tau kebohongan nya dia, apa aja yg selama ini dia alami di rumah Morgan dan selama menikah dengan Raymond
Archiemorarty: Hahahaha....sabar kawan, Olivia juga udah ngalamin banyak hal buruk. Dia cuman takut nggak bisa bareng Cassie lagi
total 3 replies
Ir
Olivia itu lebih ke trauma, takut, patah hati, kecewa, kehilangan dan semua itu Olivia pendem sendiri ga ada tempat buat di berkeluh kesah ga ada yg menguatkan, mental orang beda² jangan kan Olivia, aku aja sampe sekarang kalo ada tlp di jam 2/3 tiga pagi rasanya masih takut, karna jam itu aku pernah dapet kabar adek ku koma, sedangkan posisi aku lagi kerja di luar kota sampe akhirnya jam 2 siang dapet kabar dia udah ga ada, mungkin keliatan nya cuma hal sepele tapi bagiku itu membuat ku trauma
Archiemorarty: Benar, karena mereka nggak ngerasain rasanya.
total 3 replies
Hasbi Yasin
jadi gila beneran kan biarlah casandra kehilangan olivia biar davian ngrasa bersalah
Archiemorarty: hehehe....apa itu damai buat othor
total 1 replies
Jelita S
aku jga jdi dilema Thor mau mengasihani siapa
Archiemorarty: Drama dikit buat mereka
total 1 replies
Nor aisyah Fitriani
lanjutt terussa
Archiemorarty: Siap kakak
total 1 replies
Jelita S
kasihan Olivia tpi kenyataan harus tetap diterima🔥🔥🔥🔥
Archiemorarty: Benar itu
total 1 replies
Jelita S
aduh misteri apalagi kah ini???????????
Archiemorarty: Muehehehe
total 1 replies
Ir
wait suami, kapan mereka menikah kak 😳😳😳
Archiemorarty: Hooh..saya masih belum move on dari bapak Rion dan Lili /Sob/
total 3 replies
Ir
alhamdulillah yaa disini mba olive udah ada perubahan dia, ngadu ke mas pian kalo ada yg mengintai, semoga setelah ini cepet di datangin dokter psikolog deh, biar biar keadaan mba olive ga di manfaatkan sama Raymond bajigur itu buat jatuhin si pian
Archiemorarty: liat nanti...kukasih drama dikit kalian hahahahaha....
total 1 replies
Ir
clue nya sejelas itu padahal tapi mas pian sama mas Peter masih mikir siapa, sini dah aku bisikin siapa yg dalang nya
Archiemorarty: hahaha ... yang tahu jan readers, bapak Davian mah ndak tahu
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!