Dewi Ular Seosen 3
Angkasa seorang pemuda yang sudah tak lagi muda karena usianya mencapai 40 tahun, tetapi belum juga menikah dan memiliki sikap yang sangat dingin sedingin salju.
Ia tidak pernah tertarik pada gadis manapun. Entah apa yang membuatnya menutup hati.
Lalu tiba-tiba ia bertemu dengan seorang gadis yang berusia 17 tahun yang dalam waktu singkat dapat membuat hati sang pemuda luluh dan mencairkan hatinya yang beku.
Siapakah gadis itu? Apakah mereka memiliki kisah masa lalu, dan apa rahasia diantara keduanya tentang garis keturunan mereka?
ikuti kisah selanjutnya.
Namun jangan lupa baca novel sebelumnya biar gak bingung yang berjudul 'Jerat Cinta Dewi Ular, dan juga Dunia Kita berbeda, serta berkaitan dengan Mirna...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiga
Angkasa terus mencari keberadaan sang gadis kecil, namun tak dapat menemukannya.
Sedangkan Kenzo akhirnya foto bersama dengan sang pengantin, lalu berpamitan untuk pergi.
Keluarga yang sedang berbahagia itu pergi meninggalkan lokasi hotel, dan akan kembali ke penginapan.
Angkasa tampak sibuk mencari sang gadis kecil yang saat ini hanya meninggalkan aroma tubuhnya yang begitu khas.
"Aku merasakan kehadirannya, namun mengapa ia begitu cepat menghilang?" gumamnya dengab hati yang perih, saat menyadari jika yang sedang ia cari sudah tidak lagi terendus aromanya.
Rasa sesal hadir didalam hatinya. Bagaiamana mungkin ia dapat mengabaikan cinta yang telah lama ia cari terlewat begitu saja. Ia menepuk keningnya dengan kesal.
*****
Sepuluh tahun kemudian....
Seorang pria berusia empat puluh tahun sedang berjalan menuju kelas yang mana ada mata kuliah Management Keuangan sebayak dua SKS dan ia adalah dosen yang ditunjuk karena memiliki dedikasi yang cukup baik dibidangnya.
Selain sebagai dosen, ia juga merupakan pebisnis yang membantu perusahaan ayahnya.
Pria itu masih juga belum menikah, dan sepertinya ia sangat betah dengan kejombloannya yang sudah sangat akut.
Banyak wanita yang mencoba mendekatinya. Bahkan terang-terangan menyatakan cinta padanya, sebab ketampanannya tak dapat ia pungkiri telah membuatnya sangat dikagumi banyak wanita.
Namun sikap dingin yang begitu kuat, membuat para pengagumnya hanya dapat mundur teratur, dan mencintainya dalam angan semu.
Ia melangkah memasuki kelas. Meski usianya sudah matang, namun tidak akan ada yang menyangka jika umurnya sudah menginjak kepala empat, sebab ia memiliki kelebihan yang diturunkan oleh sang ibu, yaitu wajah baby face.
Melihat ia memasuki ruangan, kelas yang tadinya ricuh, mendadak hening. Mereka sangat menghormatinya, dan itu disebabkan oleh kewibawaan dan kharismatik yang terpancar dari seorang bernama Angkasa.
Para mahasiswi selalu berbisik jika dosen yang menjadi idola mereka masuk kedalam kelas.
Ia mulai menyapa para mahasiswa yang berjumlah sekitar dua puluh lima orang. Lalu membuka layar laptopnya, dan menyambungkan file materi mata kuliah ke alat proyektor dan terpantul pada layar papan putih yang sudah tersedia.
Saat ia akan materinya, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki setengah berlari menuju kelas.
Lalu terlihat seorang gadis cantik berambut ikal dengan warna pirang yang diikat ekor kuda sedang mengatur nafasnya yang terengah karena ia baru pertama kalinya memasuki kelas tersebut, dan ia harus cukup lelah mencarinya.
Bangunan yang cukup luas dan bertingkat, membuatnya harus bertanya pada banyak orang, hingga akhirnya menemukan kelas yang ditujunya.
Ia berdiri diambang pintu, sembari berpegangan pada kusen dan kepalanya merunduk untuk mengatur nafasnya.
Setelah merasa normal, ia mengangkat wajahnya. Memamerkan dua manik biru yang sangat indah.
Semua mata menatap tertuju padanya, tak hanya para mahasiswa, tetapi sang dosen dingin yang juga memperhatikannya dengan deguban jantungnya yang memburu.
Wajah sang gadis membuat ia merasa dejavu, dan entah apa yang saat ini sedang dirasakannya, ia sangat gugup, dan ini tak seperti biasa.
"Maaf, Pak. Saya terlambat. Ini hari pertama saya masuk kelas bapak." ucapnya dengan sopan, lalu memasuki kelas dan mencari tempat duduknya yang merupakan bangku kosong satu tersisa untuknya dipaling sudut depan dekat dengan meja sang dosen.
"Oh, silahkan masuk." ucap pria bernama Angkasa tersebut dengan nada datar, meskipun sebenarnya ia sangat gugup hari ini. "Kali ini saya maafkan, jika terlambat lagi, maka akan ada konsekuensi yang akan kamu dapatkan." ucapannya seperti sebuah penekanan yang tak dapat dibantah, dan peraturan apapun yang ia buat harus dipatuhi oleh seluruh mahasiswa yang mengambil mata kuliah dengannya.
"Baik, Pak." sang gadis menganggukkan kepalanya dengan sopan, dan ia harus menjaga sikap.
Angkasa memeriksa data diri mahasiswi barunya yang baru saja dikirimkan oleh pihak administrasi melalui emailnya, dan ia membacanya dengan wajah yang seolah tak percaya.
"Kamu masih usia tujuh belas tahun, mengapa sudah dapat berkuliah? Bukannya seusia kamu harusnya masih duduk dibangku kelas dua sekolah menengah atas?" tanyanya dengan penuh selidik, bahkan rasa penasaran.
Seketika para mahasiswa lainnya juga tertegun. Baru kali ini mereka mendapatkan rekan yang usianya sangat muda. Lalu bagaimana bisa?
"Saya ambil kelas akselerasi, Pak. Makanya saya lompat kelasnya," jawab sang gadis dengan sopan.
Pria itu tampak termangu, namun segera menutupi kekaguman pertamanya untuk seorang gadis dihari ini, dengan membuka mata kuliah, karena waktu berjalan terus dan jika terlalu lama mengulik tentang pribadi sang gadis, maka akan terbuang sia-sia.
Semua kembali hening, setelah sempat terdengar suara-suara dengung samar dari mahasiswa lainnya yang merasa jika rekan kelas mereka orang yang sangat pintar, namun diantara mereka ada yang merasa iri, sebab untuk pertama kalinya sang dosen bertanya hal pribadi tentang mahasiswanya.
Kuliah pagi ini berjalan dengan sangat baik, begitu juga materi yang disampaikan oleh Angkasa cukup jelas, lengkap dengan berbagai penjelasan yang konkrit.
Setelah mata kuliah berakhir, Angkasa meninggalkan kelas, namun entah mengapa rasanya ia enggan untuk meninggalkan kelas, dan berusaha mencari cara bagaimana ia dapat mencari informasi tentang sang gadis.
Namun apa sebenarnya yang terjadi padanya? Mengapa perasaannya berbeda kali ini? Sungguh sangat aneh sekali.
Untuk menjaga reputasinya, akhirnya ia pergi juga meninggalkan kelaa, meski perasaannya saat ini campur aduk.
Sang gadis yang tak lain adalah Dewi Pandita belum juga keluar dari kelas. Ia tampak sibuk menyelesaikan tugasnya yang mana tadi dikirimkan ke emailnya dengan sebuah draf folder word yang terhubung pada sang dosen.
Seorang gadis berambut panjang yang merupakan mahasiswi paling populer dikampus merasa tak senang dengan kehadiran Dewi Pandita yang dianggapnya sebagai pesaingnya.
Bagaimana tidak? Angkasa yang selama ini sangat dingin pada siapapun, tiba-tiba saja bertanya sesuatu pada anak baru yang bahkan usianya sangat muda diantara mereka, dan seharusnya masih duduk dikelas dua sekolah menengah atas, dan tentunya ada sebuah kelebihan yang pasti dimilikinya.
Ia menarik kursi kosong, lalu duduk didepan Dewi Pandita dengan sandaran kursi didepannya.
Ia menatap tak senang pada gadis bermanik biru tersebut.
"Hei anak baru!" sapanya dengan nada intimidasi, yang mana ia ingin memperlihatkan pada Dewi Pandita, jika ia adalah sang penindas yang harus ditakuti oleh siapapun.
"Ya, ada yang dapat saya bantu?" tanya sang gadis dengan nada sopan, namun bersikap waspada. Ia melihat jika sosok didepannya tampak ingin melakukan sesuatu padanya.
"Aku ingatkan padamu! Jangan sok kecentilan pada Pak Angkasa, jika kamu tidak ingin menemui masalah!" ucapannya memperjelas jika tak ada satupun wanita yang dapat mengganggu pria tampan tersebut.
"Apa?!" Dewi Pandita tampak tersenyum geli. "Tenanglah! Aku bukan wanita penggoda, sebab tujuanku ke kelas ini untuk belajar, bukan untuk tujuan lain!" sahutnya dengan penuh penekanan.
Jawaban Dewi Pandita tentu saja membuat sang gadis populer merasa tersinggung.
kedua orang tuanya langsung bertemu biar bisa langsung nikah trus tamat, soalnya kak Siti mau fokus ke begu ganjang 😙😙
aduhh knp g di jelasin sih kannksihan dita nya klo kek gtu ya kann
Dia itu klu gak salah yg tinggal di rumah kosong yg dekat dg rumah orang tua nya Satria yaa , kak ❓🤔