NovelToon NovelToon
MY BELOVED PIAN

MY BELOVED PIAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:966
Nilai: 5
Nama Author: fchrvlr0zak

sesekali kamu harus sadar kalau cowok cool, ganteng dan keren itu membosankan. lupakan kriteria "sempurnah" karena mereka tidak nyata.

hal - hal yang harus diketahui dari sosok pian :
1. mungkin, sedikit, agak, nggak akan pernah ganteng, cool, apalagi keren. bukan berarti dia jelek
2. nggak pintar bukan berarti dia bodoh
3. aneh dan gila itu setara
4. mengaku sebagai cucu, cucu, cucunya kahlil gibran
5. mengaku sebagai supir neil armstrong
6. mengaku sebagai muridnya imam hanafi
7. menyukai teh dengan 1/2 sendok gula. takut kemanisan, karena manisnya sudah ada di pika
8. menyukai cuaca panas, tidak suka kedinginan, karena takut khilaf akan memeluk pika
9. menyukai dunia teater dan panggung sandiwara. tapi serius dengan perasaannya terhadap pika
10. menyukai pika

ada 4 hal yang pika benci didunia ini :
1. tinggal di kota tertua
2. bertemu pian
3. mengenal sosok pian, dan....
4. kehilangan pian

kata orang cinta itu buta, dan aku udah jadi orang yang buta karena nggak pernah menghargai

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fchrvlr0zak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PIAN SI RAJA PUITIS

Pika pikir, pian akan berhenti mengejarnya. ternyata tidak! pian justru melakukan hal lebih gila lagi.

"halo. halo. tess - tess satuu.... duaa.... tigaa...."

suara berat dari seorang cowok mulai menggema dari speakerr kelas. semua orang saling berpandangan. tak lama, nilam lari tergopoh - gopoh memasuki kelas.

"pikk gawaatt!" seru cewek itu dengan suara terengah - engah.

"kenapa kamu lam?" tanya tika menghampiri.

"Itu...." Jari Nilam mengarah ke belakang.

"Kegilaan Pian kambuh lagi!"

"Maksudnya?"

Bertepatan dengan pertanyaan membingungkan dari Pika. Suara seorang cowok kembali menggema di speaker kelas.

"Kahlil Gibran berkata. Bahwa cinta adalah tunas pesona jiwa, dan jika tunas ini tak tercipta dalam sesaat, ia takkan tercipta bertahun-tahun atau bahkan abad. Ketika cinta memanggilmu, maka dekatilah dia walau jalannya berliku. Jika cinta memelukmu, maka dekaplah ia walau pedang di sela-sela sayapnya melukaimu." Jeda sejenak, terdengar suara hempusan napas.

"Pika...."

Ketika cowok itu menyebut nama Pika. Lantas semua mata lansung tertuju pada Pika.

"Aku mungkin bukan manusia yang sempurna," lanjutnya lagi. "Aku hanya manusia biasa bin aneh yang suka melontarkan syair dari Raja Semesta. Tapi kalau kamu butuh seseorang yang bisa bikin dunia kamu sempurna, jangan lupa hubungi aku yaaa. Nomornya tertera di bawah ini. Suatu hari nanti, aku janji, akan bisa bikin kamu tersenyum oleh aku, karena aku, dan untuk aku. Salam Agen Pian tercinta!"

Dan speaker berhenti bersuara. Hening beberapa detik, suara sorak sorai menggema di kelas. Semuanya menggoda Pika.

"Pian lagi bicara pake mikrofon di ruang pengumuman. Pintunya di kunci dari dalam. Jadi Bu Rika, Tata Usaha kita sampai nggak bisa bunyikan bel akibat ulah si Pian! Huh, nggak ngerti deh apa maksudnya si gilo itu,"

ujar Nilam panjang lebar sambil mengeluh kesal.

Pika mengepalkan kedua tangannya. Kemudian dia menghentakan kaki keluar dari kelas. Ingin menghampiri Pian. Luapan emosi sudah melingkupi seluruh jiwanya. Rasanya ingin meledak saja.

Apalagi saat ia melihat Pian, sedang di jewer sama Bu Rika ketika ruangan pengumuman dapat dibuka kembali.

"Aduh, Bu ampun. Sakit Bu, Sakit." Pian mengeluh.

"Kamu ini yah! Bandel banget! Bikin malu satu sekolahan! Kamu pikir sekolah ini punya Bapakmu!" Seru Bu Rika dengan nada tinggi.

"Nanti ya Bu, saya suruh Bapak saya beli sekolah ini. Sekarang masih nabung." Pian menjawab tanpa dosa.

Bu Rika kembali menjewer telinga Pian gemas. "Ngelawan aja kalau dibilangin!

Kamu mau saya panggil orangtuanya ke sekolah, ha?"

"Enggak Bu. Ampun, Pis Man. Pis!" Pian membentuk jarinya menjadi V. "Kalau kata Kaka Slank, damai bro. Damai!" Pian membentuk jarinya menjadi gaya metal.

"Rggh! Susah ngomong sama kamu.

Percuma." Dengan kesal, akhirnya Bu Rika kembali memasuki ruangannya.

Meninggalkan Pian seorang diri yang tanpa sadar telah bertatap muka dengan Pika.

"Selamat-"

Belum sempat Pian melengkapi kalimatnya.

Pika langsung menginjak kaki cowok itu sampai ia meringis kesakitan.

"Lo sadar nggak kalau lo itu udah bikin gue malu!" seru Pika dengan nada galak.

"Enggak," jawab Pian kalem. Masih menahan sakit.

"Apa sih yang lo lakukan tadi? Lo pikir gue bakalan suka?" Pika benar-benar mengamuk.

"Please jangan bikin hidup gue nggak tentram selama sekolah di sini Pian!"

Pian mendongak. "Kamu kalau marah mirip Uminya si Sarab. Tahu Sarab? Itu Sandi Arab. Si Sandi itu bahasanya aja yang sok di arab-arabin, padahal mah aslinya dia bukan Arab. Si Onta aja. Kamu tahu onta kan? Nah, dia itu lahir di Arab, tinggal di Arab, besar di Arab, tapi nggak bisa bahasa Arab. Karena apa coba? Karena dia nggak mau pamer kalau dia berasal dari Arab. Nggak kayak sandi."

Si Pian malah bercerita panjang lebar. Membuat Pika semakin hilang akal menghadapi tingkah lakunya yang absurd.

Pika menghela napas lelah, percuma juga dia berbicara kalau pada akhirnya hanya dianggap angin lalu dengan Pian.

"Gue capek! Gue harap, lo ngerti sama yang gue omongin ini. Please jangan ganggu gue lagi, please jangan bikin gue malu lagi. Gue mohon sama lo." Mata Pika berkaca-kaca.

Dan Pian langsung terdiam seribu bahasa, melipat mulutnya rapat-rapat.

Saat Pika hendak berbalik badan. Pian langsung mencegat lengan cewek itu.

"Hei... seperti daun kering yang jatuh dari pohonnya. Ketika ditiup oleh angin, dia pergi dan takkan pernah kembali lagi.

Jangan menjadi angin, karena aku hanya daunan kering."

Kemudian Pian mengulas senyum. Senyuman yang sangat manis hingga Pika tidak menyadari letak lesut pipit Pian yang tersembunyi.

Cowok itu pun berjalan melewati Pika. Dan berjoget di sepanjang koridor sekolah sambil melantunkan sebuah kata-kata mutiara lagi.

Suaranya menggema. "Cinta adalah satu-satunya kebebasan di dunia kerana cinta itu membangkitkan semangat-hukum-hukum kemanusiaan dan gejala alami pun tak mampu mengubah perjalanannya. Cinta adalah satu-satunya kebahagiaan dunia setiap aku melantunkan syair Kahlil Gibran secara tulus hanya untukmu. Uyeeeee!!!

Aseeek!!! Asoyyy!!! Geboyyy!!" Pian mulai berbicara dengan orang-orang yang lewat di sekitanya. "Hei. Bilangin sama Pika. Jangan lupa tersenyum. Karena senyum itu adalah ibadah. Apalagi kalau senyumnya karena aku. Ibadahnya langsung bisa diterima dunia dan akhirat."

Orang-orang itu hanya menggelengkan kepala sambil berucap. "Gilo kau Pian."

"Makasih. Ambil aja kembaliannya!" Pian kembali berjalan menyusuri koridor. Kembali berteriak seperti orang kesurupan.

"Cintaaaaa adalah anugraaah Tuhan Yang Maha Esa. Jika engkau mencintaiku, jangan lupa berdoa. Agar kelak Tuhan mengabulkan doamu, agar kelak Tuhan menyelipkan diriku di dalam doamu yang sudah kau aminkan."

1
Esti Purwanti Sajidin
taraaaa langsung nge vote ka syemangaddd
Hitagi Senjougahara
Gak nyangka endingnya bakal begini keren!! 👍
Dennis Rodriguez
OMG! Gemes banget!
Alison Noemi Zetina Sepulveda
Aku jadi terbawa suasana dengan ceritanya, bagus sekali! ❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!