Tema cerita: Fantasi, Petualangan, Pedang dan Sihir
Update 1-2 Bab/hari, setiap jam 20:00 WIB.
Caelum Aurelius adalah seorang penyihir dan peneliti dari sebuah organisasi bernama Arcana, sebuah organisasi sihir yang telah berdiri sejak abad pertengahan di bumi dan merupakan salah satu organisasi sihir tertua.
Pada suatu malam Caelum mencoba melakukan penelitian untuk "melintasi dinding realitas". Namun percobaan tersebut mengalami kegagalan yang mengakibatkan Caelum terlempar dalam dimensi hampa.
Saat Caelum tersadar dia melihat pemandangan asing disekitarnya.
"Berdasarkan pengamatan awal, lokasi ini tidak identik dengan satupun wilayah yang ada di bumi, terutama bulannya" sambil menatap ke arah langit, Caelum melihat 2 Bulan yang bersinar berdampingan.
Dan semuanya dimulai dari sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilhamkn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3: Serangan yang Tidak Terduga
Setelah memenangkan diri Caelum akhirnya yakin kalau sosok yang dia lihat adalah seorang elf.
Cantik, muda, rambut berwana silver yang diikat bentuk ponytail, telinga panjang dan runcing, pakaian berburu dan ketat yang menonjolkan fitur-fitur tubuh tapi tunggu dulu menonjol? tapi itu agak datar.
Sosok itu menatap Caelum dengan aneh, dimatanya manusia tersebut memasang ekpresi yang aneh namu dia tahu kalau manusia itu sedang manatap ke arah dadanya.
"Siapa kamu?" tanya Caelum
"Elen síla lúmenn' omentielvo, Mirathiel. Anqualmë e'thalorien?" Jawab elf tersebut
"Apa yang aku harapkan hahahaha, mana mungkin ini seperti novel transmigrasi dimana tokoh utama dapat langsung berbicara dengan elf cantik dan memulai kisah romantis".
Caelum tersenyum ke arah elf tersbut dan melakukan gerakan isyarat menggunakan kedua tangan dan mulut nya berusaha untuk menunjukkan maksdunya.
Melihat elf tersebut mengarahkan belati yang dipegangnya ke arah Carlum dan berkata dengan bahasa asing lagi.
"Síla na lómë, Caerion. Lirien i'vanyalië. Nalta quessë teni'halda."
"Oh ayolah aku tidak bermaksud buruk". Caelum menunjukkan tanda damai dengan mengangkat kedua tangannya menunjukkan dia tidak punya niat buruk.
Elf tersebut melihat apa yang dilakukan Cael dan sedikit menurunkan kewaspadaannya. Dimata elf tersebut Caelum nampak mengucapkan bahasa aneh dan gerakan aneh, dia mengira manusia tersebut sedang mencoba mengeluarkan mantra untuk menyerangnya.
Dalam keheningan dan situasi tegang dan canggung tersebut Caelum mengambil inisiatif untuk memberikan isyarat kepada elf itu untuk duduk di seberangnya.
Melihat Caelum duduk dan seakan meminta elf itu untuk duduk, elf tersebut kemudian duduk.
Dalam keheningan itu Caelum mencoba kembali berkomunikasi pertama tama dia mengucapkan namanya dalam ejaan secara berulang sembari menunjuk-nunjuk dirinya.
"C-A-E-L-U-M".
Elf tersebut akhirnya sedikit paham dengan apa yang dilakukan oleh Caelum, kalau gerakan aneh yang dia lakukan sebenarnya bertujuan untuk memperkenalkan diri.
"Kaelúmë?"
Meskipun pengucapannya sedikit aneh Caelum tahu kalau elf itu sedikit paham dengan apa yang coba dia lakukan.
Setelah perkenalan tersebut Caelum menunjuk elf itu berusaha untuk memberitahu nya untuk memperkenalkan diri.
"Lira" Elf tersebut menjawab singkat.
Ughh kenapa namanya lebih mudah untuk di ucapkan.
Setelah itu mereka berdua bertukar beberapa percakapan dasar, mulai dari penyebutan beberapa anggota tubuh hingga penyebutan benda-benda yang ada di sekeliling mereka.
Lira perlahan mulai merasa kalau manusia itu cukup aneh, dari pengamatan nya manusia tersebut tidak memiliki sedikitpun niat jahat, tapi meski demikian dia tidak sepenuhnya menurunkan rasa waspadanya.
setelah cukup lama saling bertukar kata dalam kecanggungan, Lira perlahan berdiri dan memberikan isyarat kepada Caelum untuk berdiri dan mengikutinya, bagaimanapun manusia yang berhasil masuk sejauh ini kedalam hutan elf bukanlah sesuatu yang bisa di putuskan untuk tangani, jadi dia memutuskan untuk mengajak Caelum ke kota elf untuk diserahkan kepada para tetua.
Melihat isyarat dari Lira, Caelum mengerti kalau dia diminta untuk mengikuti elf itu.
"sepertinya dia belum mempercayaiku sepenuhnya, tapi saat ini aku masih belum tahu dimana aku berada setidaknya dia tidak menunjukkan niat jahat jadi sebaiknya aku mengikuti permintaannya".
Mereka berdua berjalan perlahan meninggalkan gua tersebut ke arah selatan, di sepanjang jalan, Lira nampak berjalan dengan waspada dan sangat terampil saat melewati akar-akar pohon yang sangat tebal dan licin.
Mengikuti Lira tersebut, sesekali Caelum berhenti mengikuti instruksi nya saat dia perhatikan Lira sedang mengambil beberapa daun dari beberapa tanaman aneh, saat mengambil daun tersebut Lira menyebutkan beberapa hal yang Caelum yakini bahwa Lira sedang mencoba memperkenalkan beberapa tanaman itu.
Setelah berjalan beberapa waktu bersama Lira, Caelum yakin kalau Lira bukanlah elf yang jahat, bahkan bisa dibilang dia cukup ramah.
Saat mereka berdua berjalan semakin dalam ke arah hutan, tiba-tiba sesuatu yang melangkah dengan cepat mendekat ke arah mereka berdua, Lira dengan sigap menghunuskan belatinya dan mengucapkan kata-kata aneh dan seketika seberkas cahaya bergelombang dan tipis menutupi sekujur tubuhnya, bola matanya memancarkan cahaya zamrud.
Dari semak di depan mereka muncul seekor binatang raksasa, tubuhnya mirip seekor singa namun memiliki tanduk seperti tanduk rusa, sorot matanya yang merah tampak sangat marah.
Binatang itu mengaum dan menciptakan gelombang kejut membuat tanah bergetar. Caelum menghindar dengan melompat ke samping berlindung di balik akar pohon.
Lira dengan terampil melompat dan mengayunkan belatinya ke arah binatang tersebut, seketika bilah-bilah tipis angin keluar dari belatinya dan mengenai paha dan punggung binatang tersebut, membuat binatang itu mengaum dan semakin marah.
"Apakah itu sihir? itu mirip, dengan tebasan angin mantra grade 1 di bumi, apakah itu mantra sihir atau belati yang di pegang Lira adalah sebuah benda sihir", dari balik akar Caelum memperhatikan pertarungan antara Lira dengan binatang buas tersebut.
Binatang tersebut meskipun memiliki badan yang besar namun tidak mempengaruhi kecepatannya, binatang itu bergerak dengan lincah mencoba untuk mengejar dan menerkam Lira.
Lira dengan terampil mengindari binatang tersebut, tidak adaa tanda-tanda panik yang ditunjukkan hanya ketenangan seakan-akan hal tersebut bukan pertama kalinya dia menghadapi binatang buas itu.
Lira memanfaatkan kelincahannya dengan berlari dan melompat di sepanjang dahan dan batang pohon sembari terus mengeluarkan tebasan angin dari belatinya, semakin banyak bekas luka yang tirtingal di badan binatang buas itu, karena merasa tidak dapat mengejar Lira, biantang tersebut berdiam di tengah dan mengalihkan perhatiannya ke arah Caelum.
Menyadari binatang tersebut melihat kearahnya, Caelum memutuskan untuk berlari di antara batang pohon yang lebih rendah dan memperkirakan kalau binatang tersebut tidak dapat mengejarnya karena terhalang batang-batang pohon.
Seketika binatanfmg itu berlari dengan ganas ke arah Caelum, menyadari niat binatang buas itu, Lira memanfaatkan kesempatan itu dan merapalkan mantra, seberkas cahaya zamrud berkumpul di antara kedua telapak tangannya perlahan cahaya itu semakin pekat, angin menderu disekitar cahaya tersebut dan semakin besar cahaya itu semakin deras angin berputar di sekitarnya.
Menyadari, ada sesuatu yang berbahaya di belakangnya binatang buas tersebut berbalik ke arah Lira, namun sudah terlambat, Cahaya zamrud itu telah terbentuk menjadi sebuah tombak yang disekeliling nya terdapat bilah-bilah angin ganas yang berputar mengelilingi tombak zamrud tersebut, tombak zamrud itu meluncur dengan sangat cepat dan mengenai binatang buas tersebut, ledakan yang dihasilkan oleh serang itu sangat kuat dan menghancurkan tumbuhan dan pohon disekitarnya. Setelah melepaskan mantra yang dahsyat itu, Lira terjatuh dengan lututnya, nafasnya menjadi berat, dia baru saja melepaskan sihir terkuatnya dan itu membuatnya kehabisan banyak mana, sebenarnya melawan hewan buas yang dikenal dengan nama Varkham, bukanlah masalah bagi Lira, Varkham terkenal dengan kekuatan dan kecepatan namun memiliki tempramen yang pemarah sehingga taktik melawannya adalah dengan menyerang dan menghindar sambil menunggu tenaganya habis, namun karena melihat Varkham menargetkan Caelum Lira spontan mengeluarkan mantra terkuatnya.
Melihat hal tersebut Caelum merasa kagum sekaligus waspada, ternyata Lira memiliki sihir yang begitu kuat, Caelum dengan waspada berjalan mendekati Lira setalah memastikan kalau Varkham telah mati sepenuhnya. Melihat Lira sedang berusaha berdiri dengan susah payah Caelum berjalan mendekat mencoba untuk membantunya, saat dia berada di depan Lira, tiba-tiba sebuah suara dari belakangnya terdengar, Verkham menggunakan sisa tenaga terkahir nya untuk mengeluarkan serangan auman untuk menyerang ke arah Caelum dan Lira. Karena tidak mempunyai sisa tenaga Lira hanya menatap hal tersbut, Caelum dengan spontan memeluk Lira dan berusaha melindunginya, serangan itu membuatnya terlempar bersama Lira, rasa sakit yang kuat menghantam punggungnya bagaikan di tabrak oleh mobil.
"Ahh sial, apakah begini akhirnya" bisik Caelum tak berdaya saat rasa sakit menyelimutinya dan menelan kesadarannya.