Reksa pemuda tampan yang berusia 20 tahun,ia memiliki rahasia yg ia sembunyikan yaitu memiliki hobi makeup hingga menjadi vloger beauty/selegram terpopuler,banyak brnd terkenal yang ingin mengendorsnya.shutt...ini kisah Reksa tidak ada yang tau kecuali dirinya sendiri.
no plagiat.
real karya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fanesya elyin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 16
1 minggu berlalu dengan cepat,selama itu pula Bagas setia menemani Reksa,membantunya live,bikin vidio,jadi fotografer dadakan,bahkan vidio editing.Semua ia lakukan demi Reksa cowok favoritnya atau orang yang ia cintai yeah... dari awal ketemu Bagas emang sudah tertarik pada Reksa,apa lagi dulu ia juga sempet suka sama Selebgram Reina, yang ter nyata sisi lain Reksa sendiri.
Dan pagi ini Reksa pamit ke Bagas untuk pulang ke jakarta karena kedatangan nenek nya dan Reksa berencana nginep 2 hari saat libur kuliah /weekend,
Bagas melihat kepergian Reksa dengan sedu"gue ga terbiasa tanpa lo Sa,walaupun cuma 2 hari doang,tapi menurut gue itu lama"menghela nafas pelan,menaiki motor sportnya,lalu pergi entah kemana.
📍Jakarta
Reksa tiba di Jakarta sore hari kebetulan Sabtu sore itu langit mendung. Dan di rumah penuh suara—tertawa, aroma ayam goreng, piring beradu, anak-anak berlarian. Hari ulang tahun kakek. Tradisi keluarga besar.
Reksa datang disambut oleh nenek dan sepupunya,kedua orang tuanya pergi entah kemana,ada paman dan bibinya juga,ia langsung masuk ke kamar nya membersihkan diri,sebelum istirahat ia sempet ngabari Bagas bahwa ia sudah sampai tapi ceklis satu,tumben.sempat bengong melihat atap kamarnya,ia lelah,capek memikirkan bagaimana nanti jika keluarga besarnya tau,rasa kecewa mereka apalagi mamahnya,tak menerima sikapnya yang ga normal sampai lama kelamaan ia tertidur.
....
Reksa datang dengan kemeja hitam polos. Rambut rapi. Wajah tanpa makeup.
Dia duduk di sudut meja, diam, makan pelan. Pura-pura tidak lelah. Pura-pura normal.
Sampai tiba-tiba...
"Reksa?"
Itu suara sepupu kecilnya, Arin, 13 tahun, yang memegang ponsel dan menatapnya dengan mata terbelalak.
"Ini kamu, ya?"
Semua mata beralih.
Arin memutar layar ponsel ke arah keluarga besar.
Dan di layar itu, sosok Reina muncul—dengan bibir ombre, foundation sempurna, dan suara lembut mengajar teknik blush on.
Detik itu juga… waktu berhenti.inikah akhirnya?.
"Astaghfirullah."
"Ya Allah, Reksa… apa ini kamu?"
"Jangan bilang ini beneran."
"Kok bisa kayak gini?"
"Ini aib, tahu nggak?"
Bibi dan neneknya mulai bicara bersamaan.Ayah -nya menatap tajam, seperti sedang melihat makhluk asing,sedangkan paman nya terdiam.
Ibu Reksa hanya terdiam—wajahnya pucat, tangan di pangkuan mengepal kaku.
"Kamu laki-laki, Reksa. Ini malu-maluin."
"Apa kamu sakit jiwa?"
"Atau kamu emang dari dulu beda?"
Reksa menggigit lidahnya sendiri. Ingin bicara, tapi dadanya terasa sempit.
Semua yang ia takutkan selama ini—terjadi dalam sekali ledakan.
Dan di antara semua orang itu, hanya satu suara yang membuatnya benar-benar retak:
Suara ibunya.
"Reksa, jawab Mama. Itu kamu atau bukan?"
Air mata mulai menggenang di mata Reksa.lidahnya kelu
"Itu aku, Ma."
"Tapi bukan karena aku malu jadi anak Mama. Aku cuma nggak berani jujur… karena aku tahu Mama nggak akan siap."
Hening.
Ibunya berdiri. Mengambil tas.
Dan pergi.
Ayah berjalan mendekatinya dan.
PLAK!
"Bikin malu!!"pergi menyusul istrinya.
Sakit,tapi tak seberapa dengan tatapan kecewa ibunya.ini yang ia takutkan,semua kecewa akan kenyataan dirinya,kenapa?padahal ia tak salah,ia hanya ingin dihargai walau berbeda.matanya tak kuat menahan tangis,tak ada yang menerimanya..
Tak ada pelukan. Tak ada kata. Hanya punggung seorang ibu yang terasa seperti dinding beton yang menjauh, perlahan tapi pasti.
Reksa butuh seseorang yang memeluk dirinya erat,memberi kata kata bahwa semua akan baik baik saja dan itu cuma-Bagas.
..
Reksa duduk kembali.
Sendiri.
Sepupu-sepupu menjauh.
Ayahnya pergi.
Paman-nya berbisik seperti polisi moral.
Dan di tengah meja penuh makanan, Reksa mendadak kehilangan nafsu makan—juga rasa untuk pulang.
Tapi satu hal aneh terjadi malam itu.
Saat semua orang sudah sibuk bergosip...
Arin, sepupu kecilnya yang tadi membongkar rahasia, datang diam-diam ke kamarnya.
"Kak…"
"Habis aku lihat Kakak dibilangin jelek, aku lihat semua video Kakak di TikTok."
"Dan jujur... aku pengin jago makeup kayak Kakak."
"Boleh nggak ngajarin aku?"
Reksa menatapnya.
Dan untuk pertama kalinya hari itu—ia tersenyum.
Penuh luka. Tapi jujur.
..
Vote
Tbc