NovelToon NovelToon
Prince And Princess Of The Dandelion Kingdom

Prince And Princess Of The Dandelion Kingdom

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Balas Dendam / Romansa Fantasi / Fantasi Wanita / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: mailani muadzimah

Setelah bertahun-tahun pasca kelahiran pangeran dan putri bungsu, mereka tetap berusaha mencari pelaku pembunuh sang ratu. Hidup atau mati! Mereka ingin pelakunya tertangkap dan di hukum gantung!Dapatkah para pangeran dan putri menangkap pelakunya?

*update setiap Minggu!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mailani muadzimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertarungan

Ratu Harika memasang kuda-kuda, dia siap menyerang Margaretta dengan spirit air. Tidak menunggu waktu lama, Ratu Harika kembali membangun ombak air dan menghantamkan ombak air itu pada Margaretta. Akan tetapi, kali ini Margaretta berhasil bertahan dengan menancapkan tongkat sihirnya ke tanah, namun kelihatannya Margaretta juga sudah mulai kehabisan tenaganya, di sisa tenaga itulah dia menyerang balas Ratu Harika. Satu serangan yang

kelihatannya kecil dan lemah, tapi berbahaya. Serangan itu berhasil mengenai lengan kanan Ratu Harika.

“Cratss! Sret!”

Kilatan kekuatan sihir berwarna ungu dan ombak air bertabrakan. Kilatan sihir itu mengenai lengan Ratu Harika dan membuatnya berdarah banyak sekali. Ratu Harika terhuyung dan kehilangan keseimbangan, otomatis ombak air dan kubah air pun lenyap. Sekarang tidak ada lagi kubah yang menghalangi pandangan Margaretta, dia bisa melihat dengan jelas keberadaan Putra Mahkota dan dua pangeran yang tidak jauh dari Ratu Harika.

Margaretta melesat cepat dengan tongkat terbangnya saat melihat Ratu Harika kesakitan. Baginya ini adalah kesempatan emas. Dalam sekejap dia sudah menggenggam Zayden dengan kekuatan sihirnya, sebuah tangan raksasa berwarna ungu meremas tubuh Zayden dan sukses membuat Zayden mengerang kesakitan.

“Zayden!” seru Ratu Harika panik.

Segera Ratu Harika berbisik memanggil Watery. Dalam sekejap, Watery datang mengaburkan pandangan Margaretta. Tangan raksasa yang tadi menggenggam Zayden pun melonggarkan cengkeramannya, Zayden terjatuh dan mengaduh sakit.

“Spirit air ini lagi! Kalian tidak akan bisa menghalangiku!” teriak Margaretta marah.

Dia

memukul-mukul Watery dengan tongkat sihirnya, namun karena Watery itu air, sudah jelas dia tidak akan bisa memukulnya.

“Berhentilah Margaretta! Jangan sentuh anakku!” teriak Ratu Harika sambil memegangi lengannya yang terluka dan masih mengeluarkan banyak darah.

“Oh, Harika. Lihatlah dirimu! Malang sekali.” cecar Margaretta bengis.

Dia tidak menyerang Ratu Harika, tapi memilih menyerang Zayden yang terbaring lemah di tanah, Ezra dan Liam ada di sampingnya. Ezra tampak sedang memeriksa kondisi Zayden dengan kekuatan penyembuhnya, Ezra memelotot marah saat mendapati kondisi kakaknya yang memburuk. Ezra bisa melihat dengan jelas aliran darah Zayden dengan kekuatan penyembuhnya, sel darah putih sedang berjuang melawan infeksi

akibat panah beracun, lalu tulang kaki Zayden yang sebelumnya patah dan sudah mulai pulih, sekarang malah retak.

“Beraninya kau pada kakakku!” seru Ezra marah.

Ezra merangsek maju dan menyerang Margaretta dengan pedangnya yang sejak tadi tersampir di pinggang.

“Liam…” panggil Zayden lirih.

Liam mendekat, “iya, kakak? Sebaiknya kakak jangan banyak bergerak dulu.” ucapnya sambil memegang tangan kakaknya. Liam menatap Zayden dengan tatapan polos dan sayu.

“Liam, lindungi Mama. Mama berdarah. Panggil Ayri dan buat kubah angin di sekitar Mama, kita tidak bisa membiarkan Mama diserang lagi jika Ezra kalah. Saat ini Mama pasti sedang berusaha memanggil Watery untuk melindungi Ezra, tapi kelihatannya kondisi Mama tidak cukup kuat untuk memanggil Watery.” ucap Zayden lemah.

Liam mengangguk. Dia juga cemas pada Mama. “Ayri.” bisiknya.

Dalam sekejap, spirit angin

muncul. “Buatlah kubah, lindungi Mama.”

Ayri bergegas setelah mendengar perintah Liam. Kubah angin mengelilingi Ratu Harika, dia langsung tahu kalau itu adalah perbuatan anak ketiganya. Ratu Harika tersenyum, dia sadar kalau sekarang tidak bisa menyerang dan memanggil Watery karena tubuhnya mulai melemah. Saat itu juga, Ratu Haruka tahu bahwa serangan terakhir Margaretta tadi adalah sihir pelemah yang berbahaya.

“Kerja bagus, Liam. Itu kubah yang hebat.” puji Zayden.

Liam tersenyum mendengarnya. Hanya ini yang bisa dia lakukan sebagai Pangeran Ketiga yang masih berusia sepuluh tahun, setidaknya dia ikut berjuang mempertahankan keluarganya. Pangeran Liam bisa mengendalikan tiga spirit, yaitu cahaya, udara dan air, tapi karena masih belajar, spirit air kadang-kadang tidak dengar jika Liam memanggilnya. Sedangkan spirit cahaya membutuhkan banyak tenaga untuk

memanggilnya. Jadi, dia lebih sering memanggil spirit udara jika keadaan sudah terdesak, karena spirit udara tidak membutuhkan banyak tenaga dan dia adalah spirit pertama yang melakukan kontrak dengan Liam.

Di saat yang sama, Ezra sedang beradu pedang dengan Margaretta. Mungkin lebih baik disebut adu pedang dan tongkat, sebab Margaretta melawan pedang Ezra dengan tongkat sihir yang digunakan sebagai pedang.

Ezra menggeram kesal, “dia sama sekali tidak ada celah. Padahal dia hanya nenek-nenek keriput yang sudah kehilangan banyak tenaga!” keluhnya.

Sejak tadi Margaretta sama sekali tidak

tumbang, padahal Ezra menyerangnya dengan membabi buta. Kemampuan berpedang Ezra sangat bagus, dia bisa menyaingi Zayden di usianya yang baru tiga belas tahun. Setiap kali latihan dengan para ksatria, Ezra tidak pernah kalah.

Di kerajaan ini hanya dua orang yang bisa mengalahkan kemampuan berpedang Ezra, yaitu Raja Finn dan Putra Mahkota Zayden. Akan tetapi, Ezra bisa merasakan kalau Margaretta bukan lawan yang bisa dianggap remeh, seperti ada sesuatu yang membantunya menggerakkan tongkat dengan lihai dan menghindari setiap serangan Ezra.

“Ini pasti karena tongkatnya!” pikir Ezra. Dia gesit menyerang tongkat Margaretta hingga

membuat penyangga permata ungunya retak. Sedikit lagi, nyaris saja permata itu lepas dari penyangganya.

Sayang sekali, Margaretta menyadari kalau dia sedang dalam keadaan terdesak. Jika permata itu hancur, habislah sudah. “Kau memang layak menjadi Pangeran Kedua, tapi masih tidak cukup kuat untuk melawanku!” ucap Margaretta licik.

Dalam sekejap, Margaretta mengalihkan

tongkatnya dan mengayunkan tongkat itu secara perlahan ke arah Ezra. Tubuh Ezra terpental, dia meringis kesakitan, pedangnya terbelah dua.

Liam terperanjat kaget melihat Ezra terpental, dia bersiap membuat pusaran angin di sekitarnya untuk membalas Margaretta karena telah melukai kakaknya, namun urung karena Margaretta kembali berjalan mendekat ke arahnya dan Zayden. Margaretta terkikik senang dan merasa sudah menang.

Melihat pergerakan Margaretta, Zayden dengan sigap membuat dinding pelindung untuk melindungi Liam. Dinding pelindung itu berwarna jingga dan sangat kokoh,

Zayden mendapatkan kekuatan itu dari cincin pelindung milik Raja. Itu adalah cincin turun-

temurun yang diwariskan pada Putra Mahkota, penggunaannya perlu latihan khusus dan hanya bisa digunakan sebagai senjata terakhir untuk keadaan yang mendesak. Dinding pelindung akan

terus muncul jika digunakan selama penggunanya sadar. Liam agak terkejut karena tiba-tiba Zayden membuat dinding pelindung hanya untuk dia.

“Liam, kau punya asma. Kau tidak boleh kelelahan karena bertarung. Baru-baru ini asmamu kambuh karena terlalu lama berlatih dengan Ayri kan? Jika kau juga sakit, Mama dan Papa akan kesulitan. Jadi, duduk dan diam saja di sana. Aku akan berusaha tetap sadar sampai para pelindung datang.”

Itulah kata-kata yang diucapkan Zayden pada Liam tepat sebelum tangan raksasa ungu

milik Margaretta kembali mencengkramnya.

“Aku tidak sabar mencicipi darah Putra Mahkota!” seru Margaretta tamak.

Dia mencengkram tubuh Zayden dengan tangan raksasa sihirnya kuat-kuat, untuk kesekian kalinya Zayden mengerang kesakitan.

Margaretta tertawa puas, dia lalu menggores wajah Zayden dengan pisau. Teriakan kesakitan Zayden memenuhi area belakang istana. Margaretta menjilat darah Zayden yang mengalir di pisaunya.

“Manis, namun terasa hangat… oh, aku lupa kalau kau sedang sakit.” gumam Margaretta sambil membelai dagu Zayden dengan pisaunya.

“Yang Mulia Putra Mahkota. Seandainya kau sedang sehat saat ini, pasti kau sudah menghancurkan permata ungu milikku ini. Ah, haruskah aku berterima kasih pada para assasin yang sudah membuatmu sakit. Sayang sekali, padahal wajah tampanmu sangat digemari oleh para gadis. Bagaimana respon mereka jika tahu wajah tampan

ini tergores pisau, hm?” sambungnya sambil menjilat luka gores di wajah Zayden.

“Kau akan mendapatkan balasan atas perbuatan bejatmu!” seru Zayden sambil menatap tajam.

Margaretta tertawa, “aku suka sorot mata itu, tetap tajam meski sedang sakit, memang Putra Mahkota yang tangguh.” sarkasnya.

1
Kiritsugu Emiya
Thor, tolong update secepatnya ya! Gak sabar nunggu!
M Muadzimah: iya, terima kasih atas dukungannya. Ikuti terus kisah Prince and Princess of the Dandelion Kingdom ya!
total 1 replies
Dulcie
Menghanyutkan banget.
M Muadzimah: ikuti terus kisah Prince and Princess of the Dandelion Kingdom ya!
total 1 replies
Mưa bong bóng
Wuih, plot twistnya dapet banget sampe gak tau mau bilang apa lagi.
M Muadzimah: terima kasih, ikuti terus kisah Prince and Princess of the Dandelion Kingdom ya!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!