Warning
Harap Bijak dalam membaca!
Seorang Mafia Kondang yang tidak percaya menemukan seorang gadis yang terdampar di pulau pribadi miliknya dalam keadaan masih hidup. Namun masalah muncul ketika ia tidak tahu siapa gadis itu karena dia hilang ingatan setelah pengalaman tragis dialaminya.
Disisi lain Pria Mafia itu akan dijodohkan dengan wanita pilihan ayah nya, yang jelas dia akan menolak nya karena pekerjaan yang terlalu beresiko.
Nasib gadis terdampar itu mengalami hal buruk karena tak sengaja bertemu pria mafia itu.
Bagaimana dia akan menemukan kembali ingatan nya? Dan bagaimana pria mafia itu apakah menerima perjodohan nya atau dengan pertumpahan darah?
Silahkan baca disini yaa^^
OrchidCho
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon OrchidCho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 14
...Budidayakan Like/Vote sebelum membaca, cerita ini hanya fiksi untuk hiburan semata ^^...
...Happy Reading!...
...⋋*。・✿・。*⋌...
Pagi telah tiba, Alice terbangun tiba-tiba saat tahu dia kesiangan, melihat jendela matahari sudah sangat bersinar terang. Ia mengacak rambutnya berpikir Chris pasti marah.
Ia pun keluar dan berjalan menuruni tangga, terlihat Chris dengan Zac sedang sarapan.
"Kau sudah bagun, kemari.. Sarapan" sahut Chris yang nada nya biasa saja tidak ada perkataan amarah, atau menyinggung.
"Aku telat" ucap Alice yang masih memakai kemeja kebesaran itu.
"Kemarin kan sudah kukatakan, kau hari ini belajar memasak dan membersihkan dengan benar" terang Chris sambil mengunyah.
Alice pun duduk sarapan dengan roti, tak lama dari sana ada anak buah Chris yang membawa paper bag berisikan pakaian wanita. Tak hanya satu atau dua tapi ada 15 paper bag, semua adalah kebutuhan untuk wanita.
"Oh.. Sudah kau beli" sahut Chris melihat anak buahnya menaruh paper bag.
"Lihatlah, aku membeli karena mu" ujar Chris pada Alice.
"Aku? Apa Untukku? Itu semua??" Alice kaget.
"Aku pinjamkan" singkat Chris.
Alice hanya 'a' ria sambil mendekati paper bag, mata Chris memicing untuk melihat reaksi Alice bagaimana.
Saat Alice memegang paper bag dan benar sekelebat ingatan muncul, ia seperti sedang menatap banyak nya paper bag, bahkan memilih baju yang bagus.
Ia langsung melepas paper bag nya, dan melihat lagi paper bag didepannya, sekelebat ingatan itu hanya sebentar.
"Apa itu?" Pikir Alice pelan.
"Apa yang kau ingat?" Tanya Chris yang memerhatikan Alice sejak tadi.
"Apa aku kaya? Aku pernah melihat ini hampir sama" tebak Alice yang kini hanya bisa menebak karena ingatan belum juga pulih.
"Teruslah mengingat nya, sampai puzzle selesai, dan aku akan ke kota sebentar, obatmu hampir habis" pungkas Chris yang bangkit.
Alice hanya mengangguk, selepas itu ia mulai belajar kembali, meski sulit, Alice adalah anak pintar jadi ia cepat untuk mengikuti arahan.
Di kota sesuatu terjadi disaat Chris mendapat telfon kalau ayah nya akan berkunjung ke pulau nya.
"Apa? Ayah sedang menuju kesana? Kenapa baru bilang?!" Kesal Chris selesai ber telfon langsung masuk dalam mobil.
Zac yang berada di balkon mendapat telfon dari Chris, tangan satunya memegang teropong melihat tiga boat trader mendekat ke pulau.
"Baiklah" jawab Zac lalu mematikan sambungan telfon nya.
Zac kembali masuk melihat Alice yang sedang jalan dilorong sambil membawa buah yang sudah dipotong.
"Kau.. Jangan turun ke bawah sekarang, masuk ke kamar mu, jangan sampai kau terlihat" peringat Zac.
"Ada apa sebenarnya?" Tanya Alice yang tak mengerti kenapa ia harus lakukan itu.
"Jangan bertanya apapun, aku lakukan supaya kau tetap aman, kau mengerti" Zac berkata dengan lembut agar Alice mengerti. Saat Zac ingin pergi Alice menahannya.
"Baiklah, bisakah kau beri tahu siapa yang datang?" Tanya Alice yang tak tahan kalau penasaran.
"Itu.. Ayah Chris" singkat Zac lalu ia pergi keluar untuk menyambutnya.
Alice terdiam lalu melihat ada yang datang dari pintu, segera Alice pun masuk ke kamar nya, dan menaruh nampan berisi buah itu dimeja nya.
Karena penasaran Alice menguping namun tidak ada yang ia dengar. Dan terdengar suara sepatu mendekat, Alice langsung memundurkan langkahnya, dan bingung untuk bersembunyi di mana. Tepat saat itu langsung terpikirkan ia masuk dalam lemari dan bersembunyi.
Lemari tertutup, pintu kamar nya terbuka, orang berjas melihat kamar kosong, ia pun tidak merasa curiga, namun saat ingin menutup melihat potongan buah di meja. Tidak merasa curiga ada orang didalam ia menutup pintunya.
Didalam lemari Alice menghela nafasnya tanpa menimbulkan suara. Tiba-tiba pintu lemari terbuka terlihat pria berjas melihat Alice didalam lemari.
"Get out" ucap pria tersebut lalu menarik tangan Alice dengan paksa.
Bahkan menuruni tangga pun pergelangan tangan nya yang ditarik sampai ia disandingkan disamping Zac. Dilantai bawah banyak sekali orang berpakaian jas tak didalam rumah tapi diluar juga mereka seperti berjaga.
Mereka saling lihat, karena Chris belum juga datang.
"L'ho trovato nascosto qui sotto i vestiti" (Aku menemukannya sedang bersembunyi di lemari baju) terang pria yang tadi menggeret Alice.
Pria dengan pakaian rapih, dengan tongkat hitam diujung tongkat ada bentuk kepala singa. Tongkat yang selalu dibawa kemana-mana. Itu Ayah Chris.
Ayahnya nampak sangat muda meski membawa tongkat, ia pun menyalakan satu batang rokok.
"Siapa dia?" Tanya ayah Chris yang bernama George.
"Ini.. Temanku" jawab Zac.
"Dia bisa dipercaya? Kenapa bersembunyi dilemari" curiga George.
"Kepalanya sedang sakit, akibat kecelakaan jadi aku biarkan istirahat selagi di sini" jawab Zac.
"Kalau dia mata-mata?" Singgung ayah Chris.
Lalu orang yang disamping Alice mengeluarkan pistol dan menodongkan pistol tepat dikepala Alice.
"Dia tidak tahu apapun" singkat Zac berusaha agar orang tersebut menurunkan pistol, disana Alice nampak tenang sedang ditodong pistol.
"Terkadang orang terlihat biasa saja, ternyata dia adalah mata-mata" lanjut ayah Chris.
Dalam hati Alice melihat ayah Chris, kelakuan nya sama persis seperti anak nya. Yang suka marah dan suka menyuruh.
"Jadi anda akan membunuhku?" Jawab Alice tanpa pikir panjang karena ia juga hidupnya diujung tanduk.
Zac merutuki keberanian Alice, yang tak tahu apapun.
Dan yang ditunggu Chris datang, melihat rumah yang banyak beberapa bodyguard ayah nya. Alice melihat ke Chris.
Belum menyapa, Chris memegang pistol yang ditodongkan oleh bodyguard ayahnya.
"Berhenti lah" ucap pertama Chris.
Bodyguard melihat ayah Chris untuk mendapat izin nya. Dan diangguk pelan olehnya. Akhirnya menurunkan pistol tersebut.
"Kenapa tidak memberi kabar dulu sebelum datang?" Omel Chris pada ayah nya.
"Apa salah? ayah mengunjungi putranya?" Balas ayah nya.
"Kalau tiba-tiba begini, membuatku terbebani, dan ini rumahku, kumohon jangan sembarangan masuk" tutur Chris.
"Kau!!! Ishh.. " kesal ayah nya yang memukul Chris dengan tongkat mengenai kakinya.
Daak
Tidak menghindar, atau menahan tongkat tersebut, Chris menerima pukulan itu.
Karena Chris diremehkan didepan Alice, Chris berbalik melihat Zac.
"Bawa dia keatas" perintah Chris.
"Iya.." Paham Zac yang mengajak Alice naik ke atas.
Hanya bisa mengikuti Zac sambil menaiki tangga, berkali-kali Alice melihat ke Chris.
Sampai dilantai dua, bukannya ke kamar Alice menuju lantai atas lagi ke lantai tiga.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya pelan Zac melihat Alice naik kembali ke lantai tiga. Bukan menghentikan Zac pun mengikuti.
Mereka mengintip dari lantai tiga dekat pembatas, mereka berjongkok agar tetap bisa melihat mereka yang dilantai bawah.
"Tadi.. Kau bilang pada ayah nya.. Kau bisa dalam masalah" ucap pelan Zac yang disamping Alice.
"Kenapa? Aku bicara karena takut" jawab Alice yang berbisik karena takut kedengaran.
"Ayah Chris bukan orang sembarangan, tadi.. Dia bisa saja menembak mu.." Terang Zac.
"Ha?"
"Kalau bukan saat tepat Chris datang, dia bisa menembak mu, terlebih kau juga tidak tahu siapa dirimu, itu sangat berbahaya" jelas Zac.
"Kalau begitu.. Aku.. Hampir mati" mendengar itu Alice pun menelan ludahnya, dan memegang lehernya sambil melihat ke arah bawah. Yang masih mengobrol.
...灬。•☆•。灬...
...Jangan lupakan tinggalkan jejak ya~...
...OrchidCho...