Anastasia, seorang gadis cantik namun bernasib malang.
Dia di tinggalkan oleh kedua orang tuanya dan kini hidup sebatang kara.
Tapi, hal itu sama sekali tak melunturkan semangat hidup Anastasia.
Dia tetap tumbuh jadi gadis yang cerdas dan berpendidikan tinggi.
Hingga pada suatu hari, kehidupan Anastasia seketika berubah drastis saat ia harus terjebak dengan seorang pemuda tampan, kaya raya, namun berbahaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon omen_getih72, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Ana berdiri di depan kamar VVIP dengan perasaan yang tidak karuan, antara takut dan penasaran, kenapa dia yang harus menjamu Bos besar itu?
"Hey .. Kamu sedang apa di sana?"
Ana hampir saja menjatuhkan minuman di tangannya, saking terkejutnya.
"Maaf, tapi saya di minta mengantar minuman ini ke dalam?" Jawab Ana.
"Kamu mimpi ya, tidak ada yang diperbolehkan masuk ke dalam sana. Kamu seharusnya berkaca, tidak usah berpura-pura lugu?" Perempuan di depan Ana langsung mengambil alih minuman yang di bawa oleh Ana.
"Biar aku saja yang masuk, kamu turun saja sana."
Belum sempat perempuan itu masuk, pintu ruangan VVIP sudah lebih dulu terbuka.
"Ada apa kalian ribut-ribut?" Tanya Adam yang baru saja keluar dari dalam.
Ana yang melihat Adam keluar seketika menunduk takut.
"Maaf Pak, perempuan ini pasti pelayan baru, jadi ..."
"Jadi, apa urusannya dengan kamu? Pergi dan jangan kembali lagi kesini, aku muak melihat wajah jalang yang tidak tahu diri, seperti kamu." Adam menyela ucapan perempuan itu dan langsung mengusirnya pergi.
"Kamu!! Masuk." tunjuk Adam pada Ana.
Ana mengambil minuman ditangan perempuan itu dan langsung masuk ke dalam.
Adam langsung menutup pintu.
"Kemari." Adam meminta Ana duduk di sofa dekat jendela.
Ana tampak ragu, tapi dia tidak berani melawan. Karena dia mendengar bahwa pria di hadapannya sangat kejam terhadap perempuan. Dia tidak akan segan-segan membunuh atau menyiksa siapa saja yang berani melawannya.
"Duduk?" Adam kembali memerintah.
"Ma....maaf Pak, tapi saya masih ada pekerjaan!" Ana tampak ragu dengan pandangannya mengarah ke bawah.
"Aku pemilik tempat ini, jadi apapun yang aku minta jangan membantah." Adam yang tidak sabar langsung menarik Ana, sehingga Ana terjatuh di atas pangkuannya.
Deghhh!!!
Ana terpaku di tempat, dia tidak berani bergerak sedikit pun.
"Kenapa harus pakai masker?"
Tangan Adam memegang pipi, dan memindahkan anak rambut Ana membuat leher putih Ana terlihat jelas di mata Adam.
"Ma...maaf Pak, saya..." Ana tidak mampu menjawab, air matanya langsung luruh begitu saja dengan tangan yang gemetar.
"Tenang saja, aku tidak akan menyakitimu, asal kamu menjadi jadi gadis yang penurut." Adam membuka masker yang di pakai Ana, tapi Ana dengan cepat menahan tangan Adam dan menggelengkan kepalanya.
"Apa wajahmu begitu jelek?"
Adam bukan seseorang yang penyabar, tapi entah kenapa pada Ana dia bisa bersikap sangat lembut, dia juga tidak biasanya memperlakukan perempuan seperti ini.
"Aku punya tawaran untukmu, jadi lah teman ranjangku, sampai aku ..."
PLAKKKK!!!!
Satu tamparan mendarat di pipi Adam, baru kali ini dia mendapat tamparan dari seorang perempuan, dan baru kali ini dia yang menginginkan seorang perempuan.
Ana berdiri, menatap ke arah Adam dengan tatapan benci sekaligus marah.
"Hahahaha, kenapa kamu marah? Bukannya sama saja, bekerja di club sama dengan menjual diri." Adam mendekat hendak mencium Ana.
Tapi Ana mundur, dia langsung lari ke arah pintu, tapi sayangnya pintu itu dalam keadaan terkunci.
"Kamu tidak bisa kemana mana gadis kecil, kamu orang pertama yang menolak, dan menamparku. Jadi, kamu harus membayar mahal atas perbuatanmu itu?" Adam mendekat, tapi Ana lari ke arah pisau buah yang tergeletak di atas meja.
"Jangan mendekat!!!" Ana menodongkan pisau itu ke arah Adam.
"Hahaha, kamu mengancamku?" Adam justru malah mendekat.
"Bunuh aku, cepat lakukan!"
Tangan Ana gemetar, dia membalikkan arah pisau itu ke arah tangannya sendiri.
"Aku tidak berani membunuh Anda, tapi aku akan bunuh diri." Ancam Ana.
Adam yang melihat sorot mata Ana yang bersungguh-sungguh seketika melemah.
"Kenapa jadi begini? Kenapa aku begitu terpukul saat melihat wajah putus asanya?" batin Adam.
"Baiklah... aku tidak akan menyentuhmu." Adam mundur dan keluar dari dalam kamar.
Ana langsung luruh ke lantai, tangisnya pecah saat itu juga.
"Aku akan keluar dari tempat ini, aku tidak mau menjadi jalang." Ana langsung keluar dari kamar Adam.
***
"Bawa wanita kemarin malam ke sini." Adam sangat marah, dia sangat menginginkan tubuh perempuan yang menarik perhatiannya itu.
Tak lama pintu terbuka, menampilkan sosok perempuan yang dia panggil.
"Tuan memanggil saya?"
Adam langsung melempar perempuan itu ke atas ranjang, dia langsung mengambil cambuk untuk menghajar perempuan itu.
"Buka baju kamu?" Adam langsung menghajar perempuan tersebut.
"Ampun Tuan, apa salah saya?" Wanita itu menangis.
"Aku akan bermain denganmu setelah aku puas, jadi bertahanlah?" Dia melayangkan cambuk ke atas tubuh gadis itu.
Adam segera memulai aksinya, dia melakukan itu sambil membayang wajah cantik Ana.
Mereka langsung memulai permainan panas di atas ranjang.
Tok....tok....tok...
"Siapa, yang berani mengetuk pintu?" Adam tidak perduli, dia terus mengerakkan tubuhnya dia atas wanita itu.
Tok.....tok....tok...
"Kurang ajar!!!" Adam berdiri memakai pakaiannya dan langsung mengambil pistol miliknya.
Ceklekkk
"Apa kamu mau mati?" Adam meletakkan pistolnya di depan kepala Putri.
Putri langsung gemetar, Lisa yang berdiri di samping hanya bisa mematung.
"Apa mau kalian, hahhh?" Adam menarik pelatuk dan hampir menembak kepala Putri.
"Ana.. Kami mencari Ana, sudah 30 menit dia belum kembali." Putri memberanikan diri untuk menjawab.
Adam menurunkan senjatanya, dan menoleh ke arah samping.
"Kami sudah melihat ke lantai atas, kamar paling ujung, tapi dia tidak ada?" Jawab Lisa yang melihat ke arah tatapan Adam.
Adam yang mendengarnya langsung pergi ke ruangan Joane.
Putri dan Lisa langsung masuk, melihat siapa yang berada di atas ranjang.
Mereka langsung shok melihat perempuan yang telanjang dengan sekujur tubuhnya lebam, akibat cambukan.
Putri langsung menarik Lisa dari sana, mereka mencari Ana sampai ke bawah, di mana semua orang sedang menari.
***
Sedangkan Ana, Saat ingin turun ke bawah, dia di hadang oleh pria buncit yang sedang mabuk.
Ana di bawa paksa oleh pria itu, untuk menuntaskan hasratnya.
"Tolong!!! Tolong!!!" Ana memberontak, tapi tenaganya kalah kuat oleh laki-laki tersebut, meski sudah sekuat tenaga dia melawan.
PLAKKKK!!!
Satu tamparan mendarat di pipi mulus Ana.
"Dasar jalang, berani sekali kamu menolak pria kaya ini, dasar jalang!!!" Pria buncit itu langsung menjambak rambut Ana, membawa Ana ke dalam kamar yang sudah dia bayar.
Ana di lempar ke atas ranjang, laki-laki buncit tersebut mendekati Ana dan merobek paksa baju yang dia kenakan.
"Lepas!! Tolong!!! Tolong!!!" Ana berteriak keras, tapi tidak ada yang membantunya.
Dia menendang aset berharga milik pria buncit tersebut.
"Kurang ajar, dasar jalang!!!"
PLAKKKK!!! PLAKKKK!!! PLAKKKK!!!
Tiga tamparan mendarat di pipi Ana.
"Jangan.. jangan.. Saya mohon.."
BRAKKK!!!
Tiba-tiba pintu kamar tersebut terbuka lebar.
Bugh!! Bugh!! Bugh!!
"Berani-beraninya kamu mendekati wanitaku?" Adam tanpa sadar menyebut Ana sebagai wanitanya.
Dia langsung menghajar pria itu sampai tidak sadarkan diri. Adam mengambil pistol, hendak menembak kepala pria itu.
"Jangan!!!" Ana langsung memeluk tubuh kekar Adam.
"Jangan Tuan! Tolong jangan bunuh dia. Saya mohon!" Ana menangis sambil memeluk tubuh Adam.
Adam yang tiba-tiba di peluk seketika terkejut, dia tidak menyangka akan merasa langsung tenang.
"Ana!!" Putri dan Lisa langsung berlari memeluk sahabatnya.
Ana melepaskan pelukan Adam, dan langsung memeluk sahabatnya.
"Kamu baik-baik saja." Lisa melepas pelukannya, dan hendak membawa Ana keluar.
"Ikut denganku!!" Adam langsung menarik tangan Ana dan meninggalkan kamar tersebut.
Putri dan Lisa langsung berlari mengejar Ana, tapi kalah cepat karena mereka sudah masuk ke kamar VVIP milik Adam.
"Semoga Ana baik-baik saja."
Gumam Lisa yang berdiri mematung di depan pintu kamar Adam.
*************
*************