Seorang jenderal wanita yang berasal dari benua Padang Utara, harus mati konyol setelah ia dikhianati oleh semua bawahannya yang membunuhnya pada malam setelah mereka memenangkan perang.
Tetapi, setelah kematiannya, dia kembali terbangun dalam tubuh seorang gadis buruk rupa yang merupakan gadis terlemah di Benua Padang Selatan.
Begitu menyadari dirinya yang masuk ke tubuh seorang gadis lemah, maka dia bertekad untuk mengubah jalan hidupnya dan membalaskan dendamnya terhadap orang-orang di benua Padang Utara.
Bagaimanakah perjalanannya menjadi kuat?
Apakah dia akan berhasil membalaskan dendamnya?
Ikuti kisahnya dengan mulai membaca bab 1 pada novel ini..!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3. Tangannya tersangkut di bola pendeteksi kekuatan
Apalagi ketika mereka sedang mengantri lalu seorang pria kecil berumur kira-kira 8 tahun yang meletakkan tangannya di atas bola pendeteksi kekuatan.
Shhhuu......
Bola yang awalnya berwarna putih bukannya semakin terang tetapi malah meredup seolah menolak tangan yang menyentuh bola tersebut.
Semua orang terdiam melihat hal itu dan guru besar yang bertanggung jawab menerima murid baru langsung menggelengkan kepalanya sambil berkata, "anakmu tidak memiliki masa depan, dia bahkan tidak memiliki tingkat kekuatan. Yang artinya seumur hidupnya dia tidak akan pernah bisa menjadi seseorang yang dibanggakan."
"Apa?!!"
"Putraku!!"
Kedua orang tua dari anak tersebut langsung menatap Putra mereka dengan cemas.
"Hiks... Hiks....!! Huwa...!! Aku tidak begitu!!!" Anak kecil berumur 10 tahun itu menangis sambil meronta-ronta ketika kedua orang tuanya dengan cepat membawanya pergi dari tempat itu, sebab merasa malu dengan Putra mereka.
"Ayo siapa lagi?! Kami membuka pendaftaran untuk anak berumur 10 sampai 17 tahun, tetapi harus memiliki tingkat kekuatan di atas 7!" Ucap guru besar sembari melihat ke arah kerumunan.
"Astaga sekolah mereka memberikan syarat yang begitu tidak masuk akal. Jika begini caranya maka hanya anak-anak yang berbakat tinggi yang bisa masuk ke sekolah itu."
"Benar,, mustahil anak 10 sampai 17 tahun sudah bisa memiliki tingkat kekuatan di atas 7!! Kecuali jika mereka memang berasal dari keluarga yang sedari dulunya sudah turun temurun memiliki bakat alami sejak lahir."
Semua orang berbisik-bisik, tetapi guru besar dari sekolah tinggi kota Padang Selatan tidak memperdulikan bisikan-bisikan itu, dan hanya menunggu siapapun yang naik ke panggung untuk memeriksa tingkat kekuatan putra-putri mereka.
Dan meski syarat untuk masuk ke sekolah tinggi kota Padang Selatan begitu sulit, tetapi para orang tua tetap berharap anak mereka mendapatkan keajaiban agar bisa masuk ke sekolah itu.
Maka begitu, keluarga-keluarga lain mulai naik satu persatu dan mengetes kemampuan anak-anak mereka.
Sejauh itu, baru dua anak yang bisa lolos ke dalam sekolah tinggi kota Padang Selatan, sementara yang lainnya memiliki tingkat kekuatan di bawa 7.
Setelah cukup lama mengantri, akhirnya giliran Adelia menaiki panggung lalu dengan tangan gugup Adelia meletakkan tangannya di atas bola pendeteksi kekuatan.
Syhhuuu......
Bola yang berwarna putih meredup sehingga sangat gelap bahkan setitikpun cahaya pada bola itu sudah menghilang.
Hal itu membuat semua orang tertawa terbahak-bahak.
"Ha ha ha...."
"Bukankah aku sudah bilang kalau keluarga dari desa seperti mereka sama sekali tidak akan memiliki kekuatan? Malah berani-beraninya mempermalukan diri mereka sendiri dengan naik ke panggung? Lucu sekali!!!"
"Ck,, ck,, Bukankah mereka keluarga yang terkenal selalu tidak memiliki bakat? Sekarang ada di sini mencoba untuk masuk ke sekolah tinggi kota Padang Selatan,,, benar-benar konyol dengan pikiran mereka!!"
Semua orang mengejek Adelia dan kedua orang tuanya. Hal itu membuat Adelia dengan gemeter menarik tangannya dari dari bola pendeteksi kekuatan.
Namun, saat dia menariknya, dia malah merasakan bahwa tangannya menempel pada bola tersebut,, tidak bisa ditarik dan sangat sulit untuk menggerakkan tangannya bahkan untuk mengubah sedikit posisi pada bola pendeteksi kekuatan.
Guru besar yang melihat Adelia tak kunjung menarik tangannya dari dari bola pendeteksi kesehatan langsung mendengus kesal dan berkata, "apa yang kalian tunggu? Cepat pergi dari sini karena kalian tidak akan bisa masuk ke sekolah kami!!!"
"Ah maaf,," orang tua Adelia langsung membungkuk meminta maaf sembari menahan rasa malu mereka dan merangkul Putri mereka untuk pergi dari sana.
Tetapi, jadikan mereka hendak membawa Putri Mereka pergi tangan Adelia tersangkut pada bola pendeteksi kekuatan.
"Ibu,, ayah!! Tanganku tidak bisa dilepas!!" Ucap Adelia sembari menangis karena merasa sangat malu dengan semua orang yang masih terus menertawakan keluarga mereka.
"Apa?!! Bagaimana bisa?!!" Guru besar sangat terkejut.