NovelToon NovelToon
HUTAN LARANGAN

HUTAN LARANGAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Balas Dendam / Dunia Lain
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: elaacy

Galuh yang difitnah oleh penduduk kampung dan dibuang dihutan larangan, hutan yang menyimpang segudang misteri.
Dapatkah galuh membalaskan dendam dan menemukan dalang dari orang yang menghasut penduduk?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaacy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17: Meminta izin

****

Pagi harinya..

Galuh sudah bangun, ia tak mendapati keberadaan renggo yang tidur di sampingnya. Galuh segera keluar dari kamar dan melihat renggo serta yang lainnya sedang duduk sembari mengobrol ringan, galuh melangkahkan kakinya kebelakang, ia akan mandi.

Setelah selesai mandi, galuh mendapati sudah ada makanan disana, nek sumi yang melihat galuh segera tersenyum dan memanggilnya.

"Sarapan dulu galuh." Ajak nek sumi kepada galuh, seraya tersenyum.

Galuh segera mendekati mereka untuk ikut sarapan, galuh segera duduk disamping renggo yang sudah menyendok nasi kedalam piring rotan. Begitu juga dengan galuh.

Mereka semua segera menikmati makanan itu dengan diam, setelah selesai makan, galuh membantu nek sumi membawa piring ke arah sumur, sedangkan saras kembali berbaring di tengah gubuk itu.

Galuh dan nek sumi segera bergabung dengan renggo, damar, dan saras. Galuh dan renggo saling pandang seolah memberi kode, damar yang menyadari segera bertanya.

"Kalian ini kenapa?." Tanya damar yang melihat mereka berdua saling memberi kode.

" Emm.. Anu, ayah aku mau minta izin untuk ikut kerumah paman renggo." Ucap galuh yang meminta izin kepada damar.

"Buat apa kesana? Rumah renggo itu jauh, galuh nanti kamu kecapean." Tanya damar dengan tegas.

"Izinkan saja lah dam, itung-itung untuk melatih keberanian anakmu ini." Jawab renggo yang membuat galuh tersenyum.

Damar hanya diam dan mempertimbangkan permintaan galuh yang ingin ikut renggo ke rumahnya.

"Huftt, baiklah." Ucap damar yang setelah lama diam, hal itu membuat galuh senang bukan main.

"Kalian akan pergi kapan?." Tanya damar.

"Hmm rencananya hari ini kami akan pergi kerumahku dam." Jawab renggo. Yang membuat damar terkejut.

"Rumah mu itu jauh, sebaiknya besok pagi saja." Protes damar kepada mereka berdua.

"Iya benar, sebaiknya besok pagi saja, nenek akan pergi ke desa untuk membeli makanan untuk kalian dijalan nanti.'"Sambung nek sumi kepada mereka.

Galuh dan renggo hanya saling pandang dan mengangguk.

"Baiklah nek." Ucap galuh dengan pasrah, ia tak mungkin memaksa ayahnya untuk mengizinkannya pergi hari ini, itu akan membuat damar dan nek sumi curiga.

"Nenek akan pergi ke desa dulu." Pamit nek sumi, ia segera pergi ke arah desa singasari.

"Aku masuk dulu ayah, paman, ingin menyiapkan baju yang mau aku bawa." Ucap galuh kepada renggo dan damar. Ia segera pergi ke kamar untuk membereskan pakaiannya, ia tak lupa membawa tombak berantai itu.

Sedangkan damar dan renggo hanya saling pandang dengan tatapan tajam.

"Jaga, galuh dengan baik selama kalian dalam perjalanan." Pesan damar dengan dingin.

"Pasti." Jawab renggo dengan menangguk.

Sementara itu di desa singosari, nek sumi sudah sampai di warung bu khadijah, disana sepi, karena hari juga sudah siang, pastinya ibu-ibu sudah pulang untuk memasak makan siang.

"Permisi, bu khadijah." Panggil nek sumi.

Tak lama, bu khadijah muncul dari dalam sembari membawa segelas air putih.

"Mau beli apa nek?." Tanya bu khadijah dengan ramah.

"Biskuit nya 5 bungkus, kopi, gula, teh, dan rotinya bungkus semua bu." Jawab nek sumi.

Bu khadijah segera mengambil semua yang di sebutkan oleh nek sumi, tak lama satu kresek besar sudah ada di hadapan nek sumi.

"Berapa totalnya semuanya bu?." Tanya nek sumi.

"100 ribu nek." Jawab bu khadijah, nek sumi segera mengeluarkan uang seratus ribu dan memberikannya kepada bu khadijah dan segera pergi dari sana.

*Untuk totalnya itu aku cuma ngarang aja ya guysss heheh*

Setelah hampir 2 jam berjalan, akhirnya nek sumi sudah sampai di depan gubuk saras dan segera masuk kedalam gubuk itu. Ia mendapati damar, galuh serta renggo yang sedang mengobrol.

"Nenek sudah kembali." Ucap galuh yang pertama kali melihat nek sumi di depan pintu.

Nek sumi hanya tersenyum dan mendekat ke arah mereka, galuh penasaran dengan isi kresek besar itu.

"Apa isi kresek besar ini nek?." Tanya galuh.

"Biskuit dan roti untuk kalian makan dijalan nanti." Jawab nek sumi seraya mengeluarkan semua isi kresek itu.

Nek sumi segera memberikan 2 biskuit dan 10 bungkus roti yang sudah dibelinya di warung bu khadijah.

"Bawa lah ini galuh, untuk kalian nanti." Ucap nek sumi. Galuh yang melihat hanya tersenyum dan mengucapkan terimakasih, ia segera masuk ke dalam kamar untuk memasukan roti dan biskuit itu di dalam buntelan kain.

***

Hari sudah siang, nek sumi pun sudah selesai memasak makan siang, galuh dan yang lainnya segera pergi makan setelah dipanggil oleh nek sumi.

Mereka semua segera makan. Setelah selesai galuh segera membereskan dapur itu dan membawa piring kesumur. Tak lama ia segera kembali dan bergabung dengan damar dan yang lainnya.

"Saras, istirahatlah yang cukup." Ucap damar dengan lembut kepada saras, saras hanya mengangguk dan segera beristirahat.

"Oh iya, nenek akan kembali kerumah nenek untuk mengambil baju dan obat-obatan herbal." Ucap nek sumi kepada mereka.

"Hati-hati bu." Ucap damar. Nek sumi hanya mengangguk dan segera pergi.

" Renggo, Menurutmu berapa hari lagi saras akan sembuh sepenuhnya?." Tanya damar.

"Mungkin sekitar 2 hari lagi, itu untuk menyembuhkan luka dan mengembalikan tenaganya." Jawab renggo yang melihat kondisi saras yang sudah mulai membaik.

Sore harinya, nek sumi belum kembali juga, hal itu membuat mereka khawatir, terutama galuh dan damar.

"Galuh, apa rumah ibu sangat jauh?." Tanya damar kepada galuh, galuh hanya diam ia baru menyadari jika damar memanggil nek sumi dengan sebutan 'ibu' .

"Galuh, kamu kok diam sih?." Sentak damar dengan suara tinggi, sontak saja membuat galuh tersentak kaget.

"Jangan meninggikan suaramu seperti itu, damar." Ucap renggo dengan dingin.

"Habisnya, galuh ditanya hanya diam saja." Kesal damar, galuh hanya menatap damar dengan tatapan datar.

"Rumah nek sumi tak jauh, seharusnya ia sudah kembali dari tadi." Jawab galuh dengan datar. Damar hanya menghela napas dengan khawatir.

"Aku akan mencari ke beradaan ibu." Ucap damar dengan berjalan tergesa-gesa.

"Tunggu, damarr." Teriakan dari renggo tak dihiraukan damar, ia segera menuju ke arah air terjun kembar untuk mencari keberadaan ibunya. Renggo dan galuh hanya saling pandang.

"Bagimana ini paman?." Tanya galuh dengan resah.

"Biarkan saja." Jawab renggo, ia segera masuk kedalam gubuk itu.

Sementara damar, saat ini sudah sampai di dekat air terjun itu, dan melihat sekeliling, pandangannya berhenti dipohon yang tak jauh darinya, ia melihat siluet seseorang sedang duduk menyender dipohon itu, damar segera menyipitkan matanya.

"Ibuu." Teriak damar yang mengenali seseorang yang sedang duduk dibalik pohon itu. Ia segera berjalan setengah berlari menuju ke arah pohon itu. Damar mendapati nek sumi sedang tidur dibawah pohon itu. Damar hanya menghela napas dan segera membangunkan nek sumi.

"Bu, bangun bu." Ucap damar yang menyentuh pundak nek sumi, yang membuatnya tersentak.

"Damar, kok kamu ada disini?." Tanya nek sumi.

"Ibu malah tiduran disini." Bukannya menjawab damar malah menanya balik.

"Hehe, ibu ngantuk jadi ya ibu tidur disini." Jawab nek sumi tanpa rasa bersalah.

"Yasudah, bu sebaiknya kita langsung pulang saja, renggo dan galuh pasti sudah khawatir." Ucap damar, nek sumi hanya mengangguk dan segera berdiri untuk pulang.

Tak lama mereka sudah sampai digubuk saras, galuh yang melihat nek sumi dan damar sudah kembali, galuh segera memanggil renggo.

"Paman, mereka sudah kembali." Panggil galuh, tak lama renggo sudah keluar.

"Nek, nenek tidak apa-apa?." Tanya galuh dengan khawatir saat ayah dan nek sumi sudah sampai di depannya.

"Hehe nenek tidak apa-apa." Jawab nek sumi.

"Ayo masuk." Ajak nek sumi kepada mereka. Mereka segera masuk kedalam gubuk itu dan mulai menanyakan hal yang sama ditanyakan damar tadi.

"Nenek kemana saja?." Tanya galuh.

"Nenek ketiduran dibawah pohon rindang." Jawab nek sumi. Sontak saja membuat galuh membulatkan matanya dan menggeleng tak percaya.

"Dimana saras?." Tanya nek sumi.

"Aku disini nek." Jawab saras yang berdiri seraya berpegangan dengan dinding, galuh yang melihatnya segera bangun dan membantu saras untuk duduk.

"Terimakasih." Ucap saras dengan singkat, galuh hanya mengangguk dan kembali duduk didekat renggo.

Malam harinya, setelah makan malam, mereka semua mulai beristirahat begitu juga dengan galuh dan renggo, bahkan mereka langsung tertidur begitu saja setelah pamit masuk kedalam kamar.

1
Das ril
lanjut thor
elaacy: Okeiii
total 1 replies
Rizitos Bonitos
Bikin klepek-klepek!
Edana
Aku suka banget sama twist yang ada di cerita, semoga semakin menarik aja nanti!
elaacy: terimakasi ka, ini cerita pertama saya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!