NovelToon NovelToon
SABDA ARIMBI

SABDA ARIMBI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Teen School/College / Diam-Diam Cinta
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Lel

Bagaimana perasaan kamu kalau teman SMAmu melamar di akhir perkuliahan?
Itulah yang dialami Arimbi, selama ini menganggap Sabda hanya teman SMA, teman seperjuangan saat merantau untuk kuliah tiba-tiba Sabda melamarnya.
Dianggap bercanda, namun suatu sore Sabda benar-benar menemui Ibu Arimbi untuk mengutarakan niat baiknya?
Akankah Arimbi menerima Sabda?
Ikuti kisah cinta remaja ini semoga ada pembelajaran untuk kalian dalam menghadapi percintaan yang labil.
Happy Reading

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CEMBURU?

Tak ada barang bawaan yang dibawa Arimbi untuk balik ke kos an. Biasanya dia bekali ibu bumbu pecel, kering tempe, dendeng daging, buat lauk kalau gak mau keluar beli makan. Mengingat, Arimbi minggu depan sudah bisa boyong, maka ibu tidak membekali apa-apa.

"Asyem!" ucap Arimbi jengkel, melihat update status Rasti, salah satu teman SMA yang ikut rombongan ke Pantai Sine Tulungagung. Rasti berfoto dengan Sabda dengan latar belakang air laut yang bergerak aktif. Sebenarnya foto mereka hanya biasa saja, Sabda berfoto bersedekap dan Rasti menunjukkan jari bentuk V, keduanya tampak tersenyum bahagia.

Arimbi tiba-tiba dongkol setengah mati, ponsel yang tak salah dilempar ke kasur begitu saja. "Ganjen semua!" selorohnya dengan ketus.

Setelah dzuhur, Arimbi diantar oleh Sadewa ke terminal. Wajahnya tak ramah, bahkan saat Sadewa mau salim, malah kena semprot sama Arimbi. "Lo, Dek. Udah dapat jatah warisan dari ayah juga masih punya uang sama gue," ketus Arimbi menabok tangan sang adik.

"Dih, gue mau salim Mak Lampir!" sahut Sadewa tak kalah ketus.

"Oo!" Arimbi pun menyodorkan tangannya agar Sadewa segera salim. Naik bus, Arimbi memilih bangku depan samping sopir, mumpung sepi ia bisa memilih bebas duduk dekat jendela.

Jangan dekat-dekat, Ras. Calon suami orang tuh! Pada akhirnya Arimbi mengomentari status itu.

Sabda? Balas Rasti fast respon.

Iya tanya aja.

Masa' sih, Mbek?

Dibilangin juga.

Rasti penasaran, ia langsung konfirmasi ke Sabda. Kebetulan cowok itu sedang duduk sendiri, menikmati panasnya pantai.

"Sap, lo mau nikah?" tanya Rasti to the point. Sontak saja, Sabda menoleh namun tak menunjukkan ekspresi kaget.

"Kata siapa?" tanya Sabda balik, sembari mengerutkan dahi. Perasaan yang tahu soal lamaran hanya keluarga Arimbi dan dirinya saja, apalagi belum tentu juga diterima Arimbi.

"Mbek!" jawab Rasti cepat. "Kok lo mau nikah muda sih, Sap?"

"Eh, bentar. Mbek?" tanya Sabda memastikan. "Arimbi?" ulang Sabda. Rasti mengangguk.

"Bilang apa dia emangnya?" tanya Sabda penasaran, masa' iya tiba-tiba Arimbi chat Sabda menikah, kayaknya gak mungkin. Apalagi Rasti bukan teman dekat Arimbi, hanya teman seangkatan juga, sepertinya Arimbi tidak sembrono menceritakan lamaran Sabda.

"Ya dia mengomentari status wa aku."

"Status apa emang?"

"Foto kita yang tadi berdua, kan gue upload," belum sempat Rasti cerita. Sabda langsung cek ponselnya.

"Sial!" ucapnya langsung berdiri, membersihkan celananya. "Gue balik dulu!" pamit Sabda pada Rasti, kemudian pamit ke teman lainnya, dengan alasan dicari dosen pembimbing.

Menuju parkiran motor, ia berjalan tergesa. Sembari chat Arimbi.

Mbek , posisi lo di mana sekarang?

Tak ada balasan, bahkan diread saja tidak. "Padahal lagi online," gumam Sabda mendadak khawatir. Pasalnya saat ini hingga minggu depan termasuk waktu rawan, sikap dan tingkah laku Sabda bisa diawasi oleh Arimbi untuk menentukan jawaban lamaran. Harusnya Sabda tadi tidak sembrono menerima permintaan foto dengan perempuan lain, sangat mungkin Arimbi berfikir Sabda gampang dekat dengan perempuan lain, meski sudah mengajukan lamaran pada dirinya.

Sabda pun telepon pada Sadewa, menanyakan keberadaan Arimbi yang tak kunjung balas chat. Sabda segera mengendarai motornya, pulang, mengambil laptop lalu balik ke kos.

Medan jalur lintas selatan (JLS) sangat mendukung Sabda untuk mengebut. Ia harus cepat, mengejar waktu agar tidak kemaleman sampai di kos, karena butuh hampir 6 jam berkendara. 3 jam pantai menuju rumah, dan 3 jam rumah menuju kos. Datang sebelum jam 9 bila menemui Arimbi dulu, tapi kalau enggak ya baru besok pagi.

"Dih, Wa segala setelah ketahuan foto berdua, malas banget!" jawab Arimbi yang baru sampai di kamar kos, hendak memberi kabar kepada orang rumah, tapi ternyata chat Sabda sejak tadi sudah masuk. Berniat gak balas, Arimbi pun menelepon sang ibu saja.

Kos sudah ramai. Banyak adik kos Arimbi yang ujian di pekan sunyi hari ketiga. Nafisah, teman sekamar Arimbi juga katanya posisi otw ke kos. Dia besok mulai sibuk karena persiapan pagelaran, khusus tata busana dan prodi PAUD ada pagelaran sebagai tugas akhir selain skripsi.

Tepat maghrib, Nafisah datang dengan membawa dua bungkusan nasi pesanan Arimbi. Sejak sampai kos, Arimbi belum makan jadi saat Nafisah chat sekalian nitip.

"Skripsi lo jadi jam berapa, Mbi?" tanya Nafisah di sela-sela suapan mereka. Duduk di lesehan di kamar kos, moment makan bersama seperti ini akan berakhir. Nafisah kelak menambah satu semester lagi, tidak berniat 8 semester. Berneda dengan Arimbi yang bisa memastikan lulus 8 semester.

"Jam 9, Pis!" jawab Arimbi. "Gue kayaknya mau nambah satu semester kosnya. Biar kalau mau dolan, sambang lo gak bingung tidurnya."

"Boleh, emang lo gak pengen nyari kerja di sini, Mbi?"

"Balik lah, sesekali aja ke sini, temu kangen sama dunia mahasiswa."

"Gak kerasa ya, kita bakal lulus! Padahal baru kemarin kita bangun pagi-pagi buat ospek."

"Iya, perasaan baru kemarin gue jadi putri kampus, berlenggak-lenggok di panggung, heh habis ini berlenggak-lenggok di pelaminan!"

Nafisah tersedak seketika, "Lo mau langsung menikah, Mbi?"

"Ya elah, emang lo gak pengin nikah?" pintar sekali Arimbi mengalihkan pembicaraan. Toh selama ini Nafisah tahu langkah apa saja yang ingin dilakukan Arimbi setelah lulus.

"Siapa tahu lo berubah, Mbi. Apalagi kalau ada calon yang melamar, kayaknya mesti kamu terima."

"Kenapa?"

"Feelingku sih, kalau ada yang melamar pertama kali apalagi dia orang baik, fix lebih baik terima, karena belum tentu next calon sebaik dia."

"Masa' sih?" Arimbi mulai terbawa masuk ke dalam mindset Nafisah, temannya yang masih sangat percaya dengan adat orang jawa.

"Kenapa? Lo bimbang kan? Ngaku lo, kemarin pulang dilamar orang kan?" bisa apa Arimbi selain mengangguk, tidur bareng sekamar dengan Nafisah selama empat tahun, jelaslah tahu tabiat masing-masing, dan bakal sulit untuk tidak cerita. "Siapa?" desak Nafisah sembari cekikikan karena berhasil menebak apa yang disembunyikan Arimbi.

"Sapi!"

"Sabda?" tanya Nafisah memastikan, karena setahu Nafisah panggilan Sapi hanya untuk Sabda. "Wah, gak ketebak banget. Kok bisa?"

Arimbi hanya mengedikkan bahu. Dia sendiri saja kaget, masih berasa mimpi saja kalau malam itu Sabda mengutarakan hatinya. Memang benar apa kata pepatah, antara perempuan dan laki-laki itu tidak ada kata berteman, pasti ada salah satu yang punya rasa. Terlebih, Arimbi dan Sabda teman SMA, satu kampus yang berniat merantau di kota yang sama. Tentu, kalau butuh apa-apa Arimbi meminta tolong pada Sabda.

"Terima lah, hebat banget Sabda. Gak mau pacaran malah langsung lamar, keren itu. Dia cowok baik-baik gak kayak tukang PHP, siapa anak IT juga yang sekarang dosen muda yang PHP lo dulu."

"Kak Azrel?"

"Hah, benar deh. Mending Sabda, gentle."

"Tapi aku mendadak gak suka sama dia."

"Lah kenapa?"

"Sapi tuh sore ketemu ibu, eh paginya foto berdua sama teman SMA ku, ke pantai. Siapa coba yang bisa yakin sama dia."

Nafisah tertawa ngakak. "Fix sih!"

"Fix apa?" tanya Arimbi tak tahu.

"Fix cemburu!"

"Sialan."

1
Yunita Dwi Lestari
lanjut kakak
Yunita Dwi Lestari
suka suka /Kiss//Kiss/
lanjut kak
Sheva Linda
bagus bgt ceritanya, karakter Sabda keren, gentle, baik... paket komplit pokoknya
Yunita Dwi Lestari
/Heart//Heart//Heart//Heart/ lanjutt kak
Yunita Dwi Lestari
/Heart//Heart//Heart//Heart/
gojam Mariput
wkwkwk.....sabda gr tuh
gojam Mariput
seindah itu masa kuliah
gojam Mariput
kangen masa2 itu, udah puluhan tahun berlalu. kk othor bikin aku muda lagi nih
Lel: othornya juga sedang mengenang masa muda
total 1 replies
gojam Mariput
serunya masa remaja
Yunita Dwi Lestari
lanjut kak
Yunita Dwi Lestari
lanjut kak/Heart/
Yunita Dwi Lestari
lanjut kak /Heart/
Yunita Dwi Lestari
lanjut kak/Heart/
gojam Mariput
suka banget sama karakter sabda yg strong, manly , visioner
Yunita Dwi Lestari
lanjut kaaakkk /Heart//Heart/
Yunita Dwi Lestari
semangat kak
Yunita Dwi Lestari
kereeen kak
semangat terusss ya /Heart/
Yunita Dwi Lestari
bagus kak 😍😍
lanjut ya kak
semangat
Lel: terimakasih
total 1 replies
Yunita Dwi Lestari
bacaan ringan tp menarik. tidak melulu ttg org pemilik perusahaan n CEO.
Yunita Dwi Lestari
lanjut ya kak. cerita nya ringan tp asik bgt. dr segi bahasa jg menarik.
Lel: terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!