Ini adalah novel ringan yang terkadang terjadi di kalangan anggota militer, soal kehidupan rumah tangga, percintaan dan pekerjaan dari seorang abdi negara.
Di dalamnya tidak hanya mengisahkan satu cerita rumah tangga, tapi ada beberapa percintaan beberapa orang anggota dan bagaimana penyelesaian pelik saat mereka harus bertatap muka dalam satu lingkungan kerja padahal mereka sedang memiliki masalah pribadi di luar pekerjaan.
Story 1. Tak bisa kita menolak datangnya cinta dan menjatuhkan pada siapa. Saat R. Ranggi Tanuja tiba di Batalyon baru.. hatinya tergerak pada wanita yang salah, tapi takdir Tuhan sungguh tak bisa di tebak. Perasaan sayang itu sungguh semakin besar dan tidak dapat di kendalikan.
Story 2. Berawal dari pertemuan di sebuah angkot.. mereka berkenalan dan Dinar salah menebak pria yang berkenalan dengannya.
Sang om tentara yang awalnya hanya ingin kenal.. akhirnya pun punya benih cinta untuk Dinar.
Tidak ada yang menyangka jalannya cinta om baju loreng.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3. Serius.
Bang Ares menyandarkan punggungnya pada sandaran tempat tidur. Hari ini dirinya begitu lelah usai mengerjakan tugas dari kantor.
"Dinar lagi apa ya? Seharian ini aku sama sekali belum menghubungi dia" gumamnya kemudian menyambar ponsel di sampingnya.
A : Dinar lagi apa? besok kita ketemu ya..!!
***
"Maaf Abang jemput pakai motor" kata Bang Ares sengaja membawa motor tuanya untuk mengajak Dinar jalan-jalan.
"Memangnya kenapa kalau pakai motor? Dinar nyaman saja kok Bang" jawab Jihan.
"Nggak takut kulitmu gosong?" tanya Bang Ares.
"Dinar lebih takut tidak di cintai Bang. Sekarang banyak sekali pria yang tidak setia" Dinar menunduk menyunggingkan senyum kecut.
"Abang rela mencintai satu wanita, asalkan selama bersama Abang.. dia tidak pernah melanggar ucapan Abang dan melawan kodratnya sebagai seorang wanita" jawab Bang Ares.
"Apakah kamu bersedia jika Abang melamarmu?" tanya Bang Ares tanpa memberi Dinar persiapan sedikit pun.
"Aa_apa Bang?" Dinar mendekatkan wajahnya di dekat bahu Bang Ares.
"Kamu.. Abang lamar ya?"
Dinar sedikit mundur tak percaya pendengarannya.
"Baiklah.. Abang memberimu waktu satu minggu untuk menjawabnya" kata Bang Ares sambil mengatur kaca spion untuk melihat reaksi Dinar yang mengangguk antara kaget dan bingung.
"Nggak usah tegang. Di lamar itu artinya meninggikan harga diri wanita, mengikatnya dalam suatu alasan untuk menjadikannya halal.
"Dinar.. masih punya pacar Bang"
"Dia sudah melamarmu?" tanya Bang Ares santai dan tidak menunjukan reaksi berlebihan.
"Belum Bang" jawab Dinar.
"Ini Abang melamarmu.. tentukan sendiri keputusanmu. Insya Allah Abang akan menerimanya dengan lapang dada."
***
Bang Hasdin membuang nafas kasar melihat surat perintah tugasnya. Ia harus berangkat berdinas di daerah Ambon. Pikirannya berantakan memikirkan Dinar. Entah kenapa wajah Dinar terus berputar dalam kepalanya.
Dari Jauh Bang Hasdin melihat Bang Ares yang begitu sibuk mengurus ini dan itu dan tiba-tiba perasaannya tidak enak.
"Ares bukan pria yang mudah jatuh cinta. Hanya saja..............."
"Tapi apa dia akan jatuh cinta pada Dinar? Apa lebih baik aku harus melamar Dinar saja?" gumamnya mulai bimbang.
***
Dua hari setelah perintah tugas itu turun.. Bang Hasdin mengajak Dinar keluar lagi. Ia ingin berpamitan pada gadis yang sungguh menarik perhatiannya itu.
~
"Oohh.. kalau begitu hati-hati di jalan ya Bang" kata Dinar.
"Pasti dek.. tunggu Abang kembali ya..!!"
"Iya Bang, tiga bulan juga nggak lama" jawab Dinar.
"Alhamdulillah.. kamu mau Abang bawakan oleh-oleh apa nanti?" tanya Bang Hasdin.
"Abang kembali sehat saja Dinar sudah senang" Jihan menundukan pandangan tak berani menatap mata Bang Hasdin dan itu semakin membuat Bang Hasdin gelisah dan terus ingin dekat dengan Dinar.
"Itu pasti, demi kamu yang cantik.. Abang pasti akan baik-baik saja" semangat Bang Hasdin tersungging dalam senyumnya yang tampan.
***
Tiga hari kemudian Bang Hasdin berangkat tugas ke Ambon. Tak ada ucap semangat selamat bertugas dari Dinar tapi Bang Hasdin tetap semangat mengingat Dinar akan menunggu nya.
"Mikir apa?" tegur Bang Ares melihat sahabatnya melamun.
"Kamu ada kontak sama Dinar nggak?" tanya Bang Hasdin.
"Memangnya kenapa? Biasa saja" jawab Bang Ares.
"Menurutmu.. sekembalinya aku dari Ambon, bagaimana kalau aku melamarnya?" tanya Bang Hasdin lagi.
Bang Ares cukup kaget, tapi ia berusaha tersenyum dan menyembunyikan perasaan.
"Kalau Dinar mau ya silakan saja. Semua keputusan ada di tangan dia" Bang Ares menepuk pundak Bang Hasdin memberikan dukungan semangat.
"Oke lah.. kuputuskan begitu saja" Bang Hasdin berucap mantap.
...
Bang Ares duduk merokok. Perasaannya tak tega kalau harus membohongi sahabatnya.. tapi soal hati, segalanya tidak bisa di cegah atau di paksakan.
"Aku harus yakin dan tak mengingat Vani lagi. Apalagi yang mau aku perjuangkan." gumam Bang Ares.
"Aku harus temui Pak Yasin besok pagi."
***
"Piye mas, ada masukan?" tanya Pak Yasin.
"Siap.. ijin.. saya mau membicarakan hal pribadi dengan bapak" jawab Bang Ares.
"Tentang apa?" kening Pak Yasin berkerut karena tidak ada hal yang mungkin penting untuk di bicarakan berdua.
"Saya mau melamar putri Bapak.. Dinar" ucap Bang Ares serius.
"Hahaha.. jangan bercanda Mas, Dinar itu masih bodoh. Belum tau apa-apa, masak saja masih suka keasinan" jawab Pak Yasin.
"Saya serius.. ijinkan saya melamar Dinar" pinta Bang Ares.
"Tunggu mas..!!" Pak Yasin menoleh ke sekeliling karena cemas ucapan Bang Ares hanya gurauan belaka.
"Saya serius.. ingin menikahi Dinar..!!"
.
.
.
.
Mohon maaf Sayap Perwira 2 terlambat atau off dulu ya, Nara ada kesibukan yang tidak bisa di tinggalkan 🙏🙏🙏🙏.