Tak pernah terbayangkan oleh seorang Axel gadis tomboy yang baru menginjak usia 19 tahun, dirinya bisa tiba-tiba diangkat menjadi anak oleh seorang pensiunan Jenderal yang mempunyai 3 orang anak lelaki penerus sang ayah di dinas angkatan darat berbaret merah.
Bahkan sang bunda yang selama ini telah kehilangan anak perempuannya ketika masih dalam kandungan, merasa Axel adalah anak perempuan yang selama ini sangat ia dambakan.
Axel telah kehilangan orang tuanya dalam sebuah kecelakaan tragis yang menyisakan trauma mendalam baginya ketika ia berusia 10 tahun. Semenjak itu adik dari ibu satu-satunya yang mengurus Axel hingga Axel lulus SMA dan memutuskan untuk bekerja dan pindah dari kediaman sang bibi karena perilaku sang paman dan keponakan-keponakannya yang kurang berkenan bagi Axel.
Bagaimana Axel dapat menghadapi saudara-saudara dan orang tua angkatnya yang sangat over protective?
Padahal selama ini Axel begitu mandiri...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Sally, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiga
" Jangan bergerak ! Jangan berteriak atau saya tembak ! " seru salah seorang yang berpakaian serba hitam dan menggunakan penutup kepala yang menutupi seluruh wajahnya sambil menodongkan senjata api ke arah dua orang Yang ada di hadapannya, sementara dua orang lainnya berjaga di dekat mereka menghadap arah berlawanan.
Axel dan Giel yang baru turun keluar dari lift menuju parkiran mobil pun langsung merunduk. Dia memberikan tanda untuk tidak mengeluarkan suara pada Giel sahabatnya sambil berjalan jongkok agar tidak terlihat oleh kumpulan orang yang ada tak jauh dari mereka.
Giel mengeluarkan gawai nya bermaksud untuk merekam kejadian tersebut dengan diam-diam diikuti anggukan Axel.
Terdengar suara lirih dari dua orang yang mereka todong. Kedua gadis itu mengendap-endap mendekati mereka dengan hati-hati bermaksud melihat peristiwa tersebut dari jarak yang lebih dekat agar gambar yang diambil mendapatkan hasil yang baik.
Axel terkejut setelah melihat orang yang mereka todong adalah sepasang lansia.
" Ampun pak...jangan sakiti kami" lirih wanita yang ada disana sambil merangkap kan kedua telapak tangannya.
" Saya bilang jangan bersuara!! mengerti kau tua Bangka !! " bentak laki -laki yang menodongkan senjata api kearahnya.
" Sudahlah! habisi saja keduanya mumpung gak ada orang disini!" seru yang satunya
" Kita diperintahkan untuk membawa tua Bangka ini hidup-hidup! seret mereka " seru sang penodong
" Wooiii!!!! " Tak tahan dengan perlakuan mereka, Axel pun nekat berteriak
" Gue uda lapor polisi !! Jangan macem-macem Lo pada!!! " ancamnya
Sementara Giel yang tak kalah kaget dan masih dalam keadaan berjongkok berbisik pada Axel
" Xel...lu gila ya! mreka bawa senjata "
" Habisi mereka semua!! seru lelaki yang tetap menodongkan senjata api kepada sepasang lansia itu
Tak hilang akal Giel memutar suara sirine polisi dari gawai nya dengan volume penuh yang membuat mereka sedikit terkejut
" Gimana ini bos?!"
" Abort...abort!! " seru penodong itu sambil menekan alat komunikasi ditangannya
Tak lama sebuah mobil Van berwarna hitam menghampiri mereka dan mereka pun naik.
" Anda baik-baik saja tuan, nyonya ?" tanya Axel dengan nada khawatir sambil menghampiri mereka dan mengulurkan tangannya diikuti oleh Giel
" Ayo cepat sebelum mereka kembali !" seru Giel mengarah kan mereka ke Mobil akan mereka naiki dibelakang nya.
" Sopir kami sudah mereka lumpuhkan nona " pria tua yang ada dihadapannya bersuara
" Naik mobil Lo sist!"
Mereka pun berjalan dengan cepat ke arah mobil Giel yang terparkir tak jauh dari mobil kedua lansia tersebut dengan Giel yang berjalan di depan, kedua orang tua itu ditengahnya dan Axel ada dibelakang mereka sambil tetap waspada siapa tahu para penjahat itu kembali.
Giel masuk melalui pintu kemudi, Axel membukakan pintu penumpang dan membantu kedua orang tua itu menaiki mobil ketika suara itu terdengar
DORRR...DORRR...DORRR!!
Mobil itu pun melaju meninggalkan mereka.
" Sist....." lirih Axel hampir tak terdengar suara yang keluar dari mulutnya dan Axel pun ambruk diikuti lentingan suara sahabatnya sementara kedua orang tua itu terhenyak
" AXEEEELLLLL!!!! NOOOO....!!! seru Giel
Giel meraih tubuh Axel dan membaringkan tubuhnya di pangkuannya, tangan Giel penuh dengan darah segar yang keluar dari tubuh bagian belakang Axel
" Axel...wake up Axel....stay with me Axel...stay with me!" cicit Giel sambil menangis dan menepuk pipi sahabat nya agar ia tetap tersadar
Sang tuan menghubungi seseorang dengan gawainya, terdengar suara yang tegas memerintahkan seseorang diseberang sana untuk dengan segera menjemput mereka, sementara sang Nyonya tak hentinya menangis melihat kondisi Axel dan kawannya.
Tak lama berselang, sebuah mobil mini bus mewah menjemput mereka semua, dan membawa mereka ke sebuah rumah sakit khusus militer.
peran utamanya penyakitan, yg namanya bar "itu bisa bela diri,