NovelToon NovelToon
Cubic Plot Hole

Cubic Plot Hole

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Spiritual / Romansa Fantasi / Iblis / Kutukan / Agen Wanita
Popularitas:449
Nilai: 5
Nama Author: Keypi

Peradaban modern dengan peradaban kuno seperti berdampingan satu sama lain. April memakai kalung berbentuk kubus yang sudah dipakainya sejak masih bayi. April sering terjebak di dalam roh lubang hitam kubus yang tak dikenal asal-usulnya. Gejolak-gejolak yang dialami April saat umurnya masih sangat muda, membuatnya kehilangan arah. Jalan apa yang akan April ambil saat dirinya diambang dilema panjang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Keypi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab III : Mereka akan menjadi pasangan yang klop

Setelah melihat gerakan demi gerakan yang guru ajarkan. Setiap murid akan diberikan kesempatan untuk mempraktekkannya. Guru itu menunjuk San maju. San dengan sigap mulai menuju ke depan. Formasi bela diri yang dirinya tangkap mulai dilayangkan.

(San mempraktekkan gerak-gerakan bela diri)

Gerakan demi gerakan sudah San layangkan. Gurunya mengangguk puas karena San memperhatikan dengan seksama. Guru itu melihat arah matahari yang menandakan waktunya makan siang dan istirahat.

“Baiklah semuanya, kelas dibubarkan.”

Semua murid memberikan salam penghormatan pada gurunya. Semua bubar dan San masih di tempat pelatihan. San mengepal kedua tangannya, giginya menggerutu.

'Tidak! Ini belum cukup. Saya harus bisa lebih kuat lagi dan harus bisa menguasai semua teknik!' tatapannya seperti pedang yang tajam.

                                     * * *

Taman Agen Angkasa

Gelembung gelembung bertebangan mengikuti arah angin yang berasa dari seorang anak perempuan kepang satu dengan warna rambut blonde. Dirinya meniup sabun itu dengan alat peniup gelembung. Senyumannya seperti bunga matahari yang indah. Menikmati waktu luang dan

“WOI, MINGGIR, MINGGIR!” teriakan anak laki-laki yang sedang kehilangan kendali di skateboardnya.

Anak perempuan kepang satu ini langsung menghindar secepat kilat sebelum anak laki-laki itu menabraknya. Gaya perpindahan yang signifikan ini sangatlah apik. Tidak semua murid di Agen Angkasa seumurannya bisa menguasai kecepatan yang luar biasa.

“Woah!” anak laki-laki itu terkejut dan berusaha untuk mengendalikan skateboardnya. Dirinya pun berbalik.

“Hei, hebat juga” dengan ekspresi menggoda anak perempuan kepang satu itu. Tapi tidak di respon karena anak perempuan kepang satu itu sudah kembali sibuk dengan meniup gelembung-gelembungnya.

'Menarik' bibirnya tersenyum tipis. Dirinya langsung meninggalkan anak perempuan kepang satu itu dan menuju ke tempat skateboard.

(Kamar April)

'Aku.. ingin turun. Aku.. ingin jalan-jalan dan ingin menemui orang tinggi itu.. emm, siapa namanya.. Pak Kasim. Ah ya! Ingatanku sangat buruk. Sudahlah, aku harus bergegas turun dan naik lift.' menutup dan mengunci pintu kamarnya. April segera turun dengan lift.

Sesampainya di lantai dasar, April melihat sekeliling dan mencari Pak Kasim berada. April keluar dari aula Agen Angkasa. Dirinya berkeliling dan melihat ada tempat skateboard yang sangat ramai sekali. Hanya bisa memandang saja dan tidak memiliki keberanian tuk menyapa ataupun bergabung.

Anak laki-laki yang menggunakan skateboard tadi melaju kencang dan tidak fokus di arah depannya. April yang melamun karena melihat sekeliling, anak laki-laki itu membuka matanya dan menabrak April.

'BRAKK!!'

“Argh!”

“Ah!”

Anak laki-laki itu berada diatas tubuhnya April. Kedua tangannya menahan. April membuka kedua matanya dan melihat anak laki-laki berada di atasnya. Orang-orang yang bermain skateboard teralihkan dengan anak laki-laki itu dan April. Keduanya saling pandang.

Hati April begitu tenang, jantungnya begitu normal, tidak ada rasa gugup apalagi kebingungan. Rasanya itu seperti.. sosok ayah yang melindungi putrinya. Anak laki-laki itu memiliki mata yang indah, dengan warna rambut hitam, mengenakan jaket berwarna dongker.

'Dia.. sangat cantik. Rambut yang dikuncir, matanya yang begitu cantik seakan-akan menghipnotis. Siapa dia? Kenapa gua merasa sangat nyaman?'

April langsung sadar dan mendorong anak laki-laki itu dan langsung bangun. Anak laki-laki itu pun reflek bangun dan menghindar. Dirinya berusaha untuk mencari alasan.

“Lain kali kalo punya mata, dipakai ya!”

“Hah?! Eh, kan kamu duluan yang menabrak aku. Udah tau orang disini, malah ditabrak”

“Posisi lu itu ada di tengah-tengah, siapa suruh?”

“Dih! Udah tau salah bukannya minta maaf, malah ngajak debat” tatapan sinis April padanya.

“Salah kira gua. Kirain gua, lu cantik nan kalem ternyata pemarah” anak laki-laki itu kabur dengan skateboardnya dengan menggoda April.

“Hah?! Enak aja! Awas aja ya kalo aku ketemu sama kamu lagi, habis kamu!” ekspresi April sangat kesal.

“Huh, Dasar!” April berjalan dan meninggalkan tempat skateboard itu.

Orang-orang yang melihatnya sangat terhibur.

“Sepertinya mereka akan menjadi pasangan yang klop di masa mendatang, hahaha!” ucap salah satu dari orang di tempat skateboard.

“Benar, benar” semuanya setuju dan melanjutkan aktivitas skateboard kembali.

                                 * * *

Kantor utama Agen Angkasa

Para petinggi, wakil dan guru-guru Agen Angkasa sedang mengadakan sebuah rapat penting. Suasana yang begitu serius terasa sekali.

“Pak, izinkan saya memberikan sebuah saran untuk kasus meninggalnya Pak Halim” wakil petinggi, Pak Ganesh.

Para petinggi mengangguk.

“Baiklah, terimakasih kepada para petinggi yang memberikan saya kesempatan untuk menyampaikan sebuah saran. Kasus meninggalnya Pak Halim adalah kasus yang tidak bisa kita anggap enteng. Pak Halim sendiri adalah mantan Agen Angkasa itu sendiri. Beliau sudah berkorban dan hidup bersama dengan kita saat beliau masih disini. Diketahui, beliau telah dipukuli sampai mati oleh para anggota cabang mafia. Jika dalam peraturan yang sudah ditetapkan selama bertahun-tahun berbunyi : siapapun yang memilih mundur dan menjadi mantan anggota dari Agen Angkasa, mereka tetap menjadi bagian kami. Mereka memiliki posisi yang sama walaupun sudah tidak bersama di Agen Angkasa. Mereka pantas mendapatkan sebuah keadilan dengan membalas sesuatu dengan impas. Kecuali untuk para pengkhianat di Agen Angkasa, mereka bukan lagi bagi dari kami. Kasus ini menurut peraturan Agen Angkasa, Pak Halim harus mendapatkan keadilan. Mengingat Pak Halim tidak ada jejak jahat dan ini penyerangan yang sangat kejam. Walaupun dalam peraturan Agen Angkasa juga, kita tidak boleh mencari lawan terlebih dahulu secara langsung atau ke arah utamanya. Tapi bagi saya, bagaimana pun juga, Pak Halim harus mendapatkan keadilan, Pak Halim juga tidak menyerang duluan apalagi membalas serangan. Pak Halim benar-benar dilumpuhkan! Saran saya tetap seperti yang sudah saya sampaikan yaitu membalas kepada yang membunuh Pak Halim tanpa melihat utama atau cabang. Itu saja, saran yang dapat saya sampaikan. Terimakasih banyak.”

“Apa yang anda sampaikan itu sangatlah baik dan bagus. Tetapi, kita tidak boleh gegabah dalam hal ini. Karena menyangkut masa depan Agen Angkasa ini dan generasi baru. Saya setuju dengan saran yang disampaikan oleh Pak Ganesh, tapi saya masih berat dengan masa depan Agen Angkasa dan generasi baru.” ucap Pak Victor, wakil petinggi juga.

Para petinggi saling memandang satu sama lain. Pak Kasim hanya terdiam, matanya terpejam memikirkan hal-hal yang bisa menjadi solusi dari kasus ini.

Taman belakang gedung utama

April masih mencari-cari dimana Pak Kasim berada. Dirinya merasakan sesuatu yang membuatnya kebingungan sendiri. Dirinya tidak pernah berbicara saat bertemu Pak Kasim, Kak Awa dan Senior San namun entah kenapa dirinya kembali menjadi dirinya sendiri seperti dulu saat bertemu dengan anak laki-laki itu yang menabraknya. 

'Mengapa banyak hal yang aku sendiri tidak tahu itu apa dan rasa seperti apa. Pertama kalinya aku kembali berbicara lepas pada anak laki-laki itu setelah kematian ayahku. A-aku sangat bingung. Huft.. rasanya ingin bertanya pada Pak Kasim, tapi aku belum menemukannya.' 

Kantor utama Agen Angkasa

“Rapat dibubarkan.” ucap Pak Kasim yang sudah berdiri tegap dan pergi meninggalkan mejanya.

Semuanya terkejut tetapi sudah diputuskan dan tidak bisa diubah. Semuanya pergi meninggalkan ruang rapat.

'Sebenarnya, apa yang anda pikirkan, Kasim?' benak dari wakil Wang yang menatap langit-langit ruang rapat. 

Kasim berjalan menuju kantor cabang yang ada di belakang gedung utama dengan tegap dan wajah yang sangat serius. Saat Kasim ingin menuju kantor cabang, secara kebetulan, berpas-pasan dengan April.

April memandang dirinya dengan segudang pertanyaan yang ingin ditanyakan pada dirinya. Suasana menjadi hening. 

TO BE CONTINUED...

1
Keypidream
mohon supportnya ya!
Kei Kurono
Bikin penasaran!
Keypidream: terimakasih Kei Kurono sudah mau membaca novel aku. dengan dukungan ini, aku jadi semakin semangat! ditunggu chapter-chapter selanjutnya ya🤗❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!