Satu malam yang dia habiskan bersama seorang pria yang baru dikenalnya setelah dia memergoki tunangannya berselingkuh.
Setelah kejadian itu, dia mempunyai dua anak kembar yang lucu bernama Langit dan Bulan. Bertahun tahun hidupnya tenang dan bahagia bersama anak anaknya hingga datanglah Zen Abraham Malik ayah biologis dari si kembar.
Lovely sangat takut jika rahasia yang dia pendam diketahui oleh CEO atau bosnya sendiri Zen. Zen yang tahu pasti akan mengambil anak dari tangannya. Apa yang tidak bisa dilakukan dengan kekuasaan dan uang ditangan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana Hutabarat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saling mengerti
Mereka akan makan bersama, Zen menikmati moment kebersamaan itu. Kebersamaan dengan keluarganya sendiri. Bukan, calon keluarganya karena Lovely belum sah menjadi istrinya.
Satu moment indah adalah mendengar semua perkataan anaknya Bulan lebih jelas dalam bertutur kata sedangkan Langit dia susah untuk mengucapkan kata kata dengan benar. Dia sangat bahagia mendengar celotehan si kembar. Dia ingin membawa mereka kekediamannya tapi apakah Lovely mengizinkannya?
Zen yakin Lovely sangat menyukainya, selain tampan semua kesempurnaan seorang pria ada di dalam diri Zen. Dia sangat yakin Lovely tidak akan menolaknya. Akh Zen sikap narsismu sungguh sangat keterlaluan. Kau terlalu yakin dengan dirimu sendiri.
Lovely menyiapkan makanan yang tadi pagi sudah disiapkan hanya menumis sedikit sayuran saja yang sudah diracik oleh Mbok Nah.
Setelahnya dia menyiapkan semua itu di atas karpet plastik. Satu piring berisi ayam goreng satu piring lagi sayur tumisan dan nasi dalam panci magic com. Zen memandangi semua makanan yang tersaji walau tercium bau sedap tapi itu jauh dari kata mencukupi baginya.
"Sesulit itukah hidup mereka selama ini?" batin Zen. Dia sangat miris dengan perbedaan jauh dengan hidup yang dia rasakan.
"Makan malam ini hanya ada empat potong ayam goreng dan sayuran campur warna warni, kata Lovely ini sangat sehat buat anak anak. Oh...anak anakku bisa kurang gizi jika makanannya seperti ini terus." batin Zen lagi.
"Love apa anak anak boleh makan makanan ini? " kata Zen ragu dengan gizi yang ada pada makanan itu.
"Memang ada yang salah?" Zen melihat tidak semangat ketika Lovely menyendokkan nasi ke piring Lovely dan meletakkan semua lauk ke atasnya. Dia lalu mengambil botol saus.
"No, itu saos tidak sehat...?" tunjuk Zen pada botol di tangan Lovely
"Ini sambal... lihat tulisannya sambal. Aku tidak pernah masak pedas karena semua lauk yang kumasak untuk anak anak. Jika ingin pedas aku biasa menggunakan sambal. Aku sedang tak punya waktu membuatnya jadi aku pakai yang instan. Okey... jika mau makan disini terimalah ini, jika tidak mau sana kembali saja ke rumahmu." kata Lovely sembari memperlihatkan tulisan sambal di botol itu.
Si kembar melihat interaksi kami tanpa berkedip. Lalu si Bulan memelukku dengan wajah memelas.
"Mommie... jangan memarahi daddy... kasihan dia juga mau makan." Zen awalnya terkejut dengan kata kata Bulan. Lalu dia mengerti bahwa dia juga harus berakting menyedihkan di depan ayah ayahnya.
" Daddy ingin makan disini tapi mommiemu malah mengusir daddy... hik.. hik.... " Zen membalas memeluk anaknya dan pura pura menangis, Lovely yang melihatnya terlihat geram.
" Mommie.. anan akal akal ama om asihan... om ais.. jadinya." Kata Langit sambil menunjukkan sendok ke hadapan Lovely...
" Kau baru datang tapi sudah meracuni anak anakku. " ungkap hati Lovely sebal.
"Anakku juga Love. Ya kan kalian anak daddy... " kata Zen sembari mengerlingkan matanya dan membuat Lovely membulatkan mata karena sikap genitnya.
"Butan... uyan ama angit anak mommie... daddy cuma pacal mommie... kalo udah bobo baleng kayak papih ma mamih vina balu jadi anaknya?" potong Langit dia teringat dengan anak tetangga kontarakan yang selalu bermain bersama mereka.
"Ya sudah kalau begitu nanti malam daddy tidur disini biar jadi ayah Langit dan Bulan. Bagaimana...? " jawab Zen dengan muka datarnya sembari melirik Wanita di hadapannya. Muka Lovely memerah mendengar percakapan itu. Asap diatas kepalanya mulai keluar.
" Bulan dan Langit makan, sini mommie suapi kalian. Dan kamu sudah tak usah banyak omong... makan itu...?" Bentak Lovely pada Zen. Baru kali ini ada yang berani membentak dirinya, tapi Zen tidak marah malah menyukai cara Lovely marah, matanya terlihat bulat dan mukanya yang putih terlihat memerah tanpa memakai perona wajah.
Rasa makanan itu ternyata lezat tidak seperti yang difikirkannya. Anak anak makan dari tangan Lovely langsung, perempuan itu tidak makan malah sibuk menyuapi anaknya saja.Sikap yang sangat keibuan sekali diperlihatkan oleh Lovely.
Sebuah pemandangan yang indah. Suasana dirumah ini sangat ceria, hingga Zen tidak ingin pulang jika jam bisa berhenti berputar. Dia masih ingin tetap berada disini.
Apakah ini rasanya jika dia mempunyai sebuah keluarga, ada orang yang akan menunggu kepulangannya dan akan ada yang menyambutnya.
Makanan di piringnya telah habis. Lovely masih membujuk Bulan agar makan yang banyak. Langit sendiri sudah menghabiskan lebih banyak makanan, gaya memakan anak itu terlihat lebih cepat. Jika bulan satu suapan maka Langit sudah tiga suapan. Dan pantas saja tubuh Langit lebih montok dibanding tubuh Bulan yang mungil.
"Biar aku saja yang meneruskan menyuapi mereka, kau makan saja dulu." Zen mengambil piring di tangan Lovely. Lovely mengernyitkan dahinya ayam masih ada dua potong dan Zen tidak memakannya apa dia tidak suka ya?
"Aku menyukai masakanmu hanya saja kau lebih membutuhkan banyak makanan yang bergizi, mengurus anak anak ini pasti sangat membutuhkan banyak tenaga, kau mau makan apa jika hanya makan sayur saja. Maafkan aku karena selama ini tak merawat kalian." kata Zen seperti mengerti apa yang difikirkan perempuan itu.
Lovely yang mendengarnya pun terharu...Dia tidak mengira lelaki hebat seperti Zen mau menerima semua makanan ini dan bersikap.baik tidak arrogant seperti yang difikirkannya selama ini.
Piring makanan bekas Zen bersih dari bekas makanan, tidak ada satu bulir nasipun yang tertinggal disana memperlihatkan jika dia menghargai makanan yang dia buat.
Hal ini membuat hangat hati Lovely, dia tidak ingin kata andai yang hanya bisa menjatuhkan hatinya tapi dia sangat menyukai moment ini. Sebuah moment dimana ada ibu, ayah dan anak anaknya.
Semuanya terasa sangat tidak mungkin bagi hatinya, mungkin seharusnya dia tidak membuka tangannya selebar mungkin akan hadirnya pria itu di kehidupannya. Dia tidak mungkin mau menerimanya yang bukan siapa siapa. Dan keluarga pria itu juga mungkin akan membencinya karena statusnya yang hanya seorang wanita miskin saja.
"Kau harus makan yang banyak karena kau butuh energi banyak untuk mengurus mereka berdua," ucap Zen pada Lovely yang hanya makan dengan porsi sedikit sekali.
"Ini porsi makanku, kau tidak usah mengatur semua tentangku lagian kita tidak punya hubungan apapun. Soal mengurus kembar aku bisa melakukannya dengan baik dan terbukti pertumbuhan mereka bagus bukan?"
"Terserah apa katamu hanya saja tubuhmu terlihat kurus dan kulitmu terlihat berkerut karena kering artinya kau kurang serat dan makanan bergizi," kilah Zen tidak mau kalah.
Mulut Lovely menganga lebar karena ejekan dari Zen. Tapi sebagai pria kulit Zen memang terlihat lebih bersinar dan bersih dia yang wanita saja kalah.
Vote
Like
Koment
ceritanya bagus, keren banget 👍
semoga sukses selalu