Dinda Khoirunisa adalah gadis sederhana dan hidup di Panti Asuhan. Keberuntungan berpihak padanya. Atasan ditempatnya bekerja mengangkatnya menjadi adik angkatnya. Hingga nasib mempertemukan Dinda dengan Kades setempat.
" Kalau gitu kamu juga bisa panggil saya Dimas saja ya... Biar lebih akrab... " ucap Dimas.
" Kalau saya manggil Anda dengan nama saja kayaknya kesannya kurang sopan... Saya panggil Mas Dimas saja gimana...? Oya kenapa Bapak... Maksud saya kenapa Mas malam-malam berhenti dipinggir jalan seperti ini...." ucap Dinda.
Akankah Dinda bisa membuat hati sang Kepala Desa menjadi hangat..?
Akankah cinta Sang Kades berlabuh kepada Dinda..?
Yuk simak kisahnya... Dan jangan lupa minta dukungannya ya... Terimakasih..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kisworowati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
" Aamiin Ibu... Terimakasih atas doanya... " ucap Galuh tersenyum tulus.
" Sama-sama Nak... Dinda apa kamu mau ke kamarmu untuk membawa keperluan yang akan kamu bawa kerumah kakakmu..?" tanya Ibu Ning seraya menatap Dinda.
" Ibu... Dinda ke kamar dulu untuk menyiapkan barang-barang yang perlu Dinda bawa..." ucap Dinda seraya bangkit dari duduknya.
" Jangan kamu bawa semua Dek... Kamu akan sering berkunjung kesini.. Bawa seperlunya saja... Oke... Mas akan tunggu kamu disini.." ucap Galuh mengingatkan adiknya.
" Iya Mas... Dinda ke kamar dulu Mas.. Bu..." ucap Dinda berjalan keluar dari ruang Ibu Ning.
Ibu Ning dan Galuh kembali berbincang-bincang. Hingga Dinda sudah kembali keruangan Ibu Ning. Dinda pun segera menghampiri keduanya.
" Sudah selesai Nak beberesnya...?" tanya Ibu Panti lembut.
" Sudah Ibu... Hanya ini yang Dinda bawa... Karena Dinda sewaktu-waktu akan berkunjung dan menginap disini..." ucap Dinda tersenyum.
" Yaudah... Kalau begitu kami langsung pamit pulang dulu ya Ibu... Maafkan kami jika kedatangan kami menganggu dan merepotkan Ibu..." ucap Galuh ramah.
" Kalian tidak pernah menganggu dan tak pernah merepotkan Ibu... Justru Ibu sangat bahagia dan senang jika kalian mau berkunjung kesini... Ibu hanya bisa berpesan hati-hati dijalan... Dan kamu Dinda... Jadilah adik yang baik untuk kakakmu ya... Dan rawatlah Ibumu dengan tulus dan ikhlas... Semoga Ibu kalian segera diberi kesembuhan..." ucap Ibu Ning tulus.
" Aamiin... Terimakasih Ibu atas doanya... Semoga Ibu juga selalu diberi kesehatan... Mari Ibu.. Assalamualaikum..." ucap Galuh seraya menjabat tangan Ibu Ning.
" Dinda pamit ya Ibu... Dinda akan merindukan Ibu... Jaga kesehatan Ibu.. Makanlah yang teratur Ibu... Jangan pikirkan hal yang lain lagi.. Dinda akan selalu ada buat Ibu... Assalamualaikum.." pamit Dinda seraya memeluk Ibu Ning erat.
" Iya pasti... Terimakasih atas doanya... Kalian hati-hati... Titip salam buat Ibu kalian ya... Waalaikumsalam.." ucap Ibu Ning seraya menahan air matanya.
Kini Dinda dan Galuh telah meninggalkan halaman Panti. Ditengah perjalanan Dinda memecah keheningan.
" Mas Galuh... Ini kita balik ke kantor lagi kan..?" tanya Dinda ragu-ragu.
" Iya Dek... Kita kekantor dulu ya... Soalnya mas ada janji dengan teman Mas.. Mau ngambil barang yang dipesannya tadi.. Alhamdulilah langsung dikirim ke kantor jadi langsung bisa aku kasih... " ucap Galuh seraya fokus menyetir.
" Iya Mas... Mas ntar Dinda pulangnya pakai motor sendiri ya... ?"
" Janganlah Dek... Kamu sudah tahu jalan kerumah..?" tanya Galuh seraya menoleh kearah Dinda.
" Yew... Kan bisa pakai google maps Mas... Jadi nggak mungkin kesasar... Gimana...?" tanya Dinda balik.
" Baiklah... Mas nurut kamu... Yang penting hati-hati ya... Dan barang kamu ditinggal di mobil saja.. Biar Mas nanti yang bawa... Oke...?" ucap Galuh tersenyum kearah Dinda.
" Oke Mas..." ucap Dinda seraya memberi hormat ke Galuh.
Kini mobil yang mereka kendarai telah masuk ke halaman kantornya. Dinda langsung turun dan menunggu kakaknya keluar dari mobil.
" Ayo Dek... " ucap Galuh seraya merangkul pundak Dinda.
" Eehh... Mas nggak papa kalau ngrangkul Dinda kayak gini... Ntar dilihat karyawan yang lain... Ntar dikira Mas pacaran sama Dinda..." ucap Dinda seraya berbisik ditelinga Galuh.
" Eehhh... Pak Galuh.. Dinda... Siang-siang udah mesra-mesraan aja nie... Kapan jadiannya, kok Om nggak tahu sich... Traktirannya dunk..." ucap Om Rio seraya menaik turunkan alisnya.
Pak kades kalah ro dinda...
🤦🤦
🤔🤔🤔