Siapa yang tidak menginginkan harta berlimpah. Segala keinginan dapat diraih dengan mudah. Tak heran banyak orang berfoya-foya dengan harta.
Berbeda dengan keluarga Cherika. Mereka menggunakan hartanya untuk menolong sesama dan keluarga.
Tapi tidak disangka, karena harta lah Cherika kehilangan harta keluarganya. Orang tuanya menghilang sejak mendapatkan kecelakaan. Hanya Cherika yang selamat.
Cherika kemudian tinggal bersama saudara ibunya. Dan tanpa sengaja, Cherika mendengar penyebab tentang kecelakaan orang tuanya.
Kabar apakah itu?
Ikuti jalan ceritanya !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 Anting
Dua kali tamparan Dhika mampu mempermalukan Laudya di depan para tamu undangan. Beberapa tamu undangan ada yang mengenali Dhika dan Laudya yang mewakili salah satu perusahaan pembiayaan di kota Zamrud.
Dhika menyuruh Laudya meminta maaf kepada Nayyara. Laudya tetap bersikeras bahwa dia tidak mencuri cincin berlian itu. Laudya meminta bukti rekaman CCTV di dalam toilet. Laudya merasa difitnah.
Tapi sayang sekali, CCTV hanya ada di luar toilet. Tidak etis rasanya memasang CCTV di dalam toilet. Dokter Erlandi memeriksa CCTV yang ada di luar toilet. Terlihat Laudya masuk ke dalam toilet wanita, beberapa menit kemudian Nayyara menyusul. Dan mereka akhirnya keluar bersama.
Laudya mengambil tasnya dan tanpa mengucapkan maaf, Laudya pergi meninggalkan kantor AZ Grup.
Dhika memperhatikan orang-orang yang memandang sinis ke arahnya. Dhika mencoba mengendalikan diri. Dhika mengucapkan permintaan maaf kepada Nayyara.
"Sis, Nayyara. Saya mewakili Laudya memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian ini. Mungkin Laudya suka melihat cincin berlian Anda. Ini saya kembalikan," Dhika mengembalikan cincin berlian Nayyara.
Dhika terlanjur malu. Dhika mohon undur diri. Dhika pun pergi meninggalkan kantor AZ Grup.
Nayyara meminta maaf kepada para tamu undangan atas ketidaknyamanan yang terjadi. Sebelum para tamu undangan meninggalkan kantor, Satria sebagai pimpinan memberikan souvenir untuk para tamu undangan berupa televisi plat 32 inch.
"Akhirnya, selesai juga acaranya," Zidan duduk di lobi kantor.
"Cheri, apa benar Laudya mencuri cincin kamu?" tanya Dokter Erlandi.
"Tentu saja tidak. Semua itu jebakan yang aku buat," jawab Nayyara.
"Jahat kamu," bisik Vian.
"Dhika berubah. Emosinya lebih stabil dibandingkan terakhir kita bertemu," kata Dokter Erlandi.
"Dia dikendalikan Laudya. Laudya bermain ilmu hitam. Kalian berhati-hatilah terhadap Laudya," Nayyara memberikan peringatan.
"Biar bagaimanapun, kita harus berterima kasih kepada Laudya. Tidak masalah caranya gimana," ujar Zidan.
...----------------...
Laudya menjadi hujatan di media sosial. Ada yang menyebarkan berita dan foto Laudya saat mengambil cincin berlian, cucu dari pemilik AZ Grup. Dalam sekejap, postingan itu banyak mendapat reaksi dari netizen. Postingan itu sudah beberapa kali dibagikan.
Dhika selaku wakil direktur PT AF Finance malu atas berita yang sudah menyebar luas. Dhika membuat video permintaan maaf di media sosialnya khususnya kepada Nayyara. Dhika sangat menyesalkan apa yang telah terjadi.
Di akhir videonya, Dhika dengan resmi mengumumkan pemecatan Laudya Salsabila sebagai sekretaris PT AF Finance. Tindakan Laudya dianggap mencoreng nama baik perusahaan.
Dhika juga mengirimkan chat kepada Nayyara. Permintaan untuk bisa bertemu langsung, meminta maaf secara pribadi. Nayyara memenuhi keinginan Dhika. Nayyara membuat janji temu, waktu dan tempat ditentukan Nayyara.
Tibalah hari di mana Nayyara dan Dhika bertemu di sebuah restoran lokal kota Zamrud. Mereka berdua bertemu di jam makan siang. Dhika memesan makan siang untuk mereka. Nayyara memperhatikan makanan yang dipesan Dhika. Makanan itu adalah makanan kesukaan Cherika.
Nasi putih, ikan nila bakar, sayur kalakai, sambal terasi limau kuit dan juga es jeruk.
"Maaf Sis Nayyara, saya tidak tahu apa kesukaan Anda. Dan maaf jika saya memesan tanpa minta persetujuan dari Anda sebelumnya," ucap Dhika.
"Kalo boleh tau, kenapa Anda memesan menu ini?" tanya Nayyara.
"Sis Nayyara, mengingatkan saya dengan seseorang yang saya cintai. Ya sudah, silakan dinikmati," Dhika mempersilakan Nayyara untuk menyantap hidangan.
Iya, dulu kamu memang mencintai Cherika. Tapi setelah itu kamu sakiti. Maaf, Cherika sudah mati! Nayyara berteriak dalam hati.
Tidak ada percakapan selama mereka makan. Nayyara sangat menikmati makan siangnya. Jujur, masakan ini yang dia rindukan. Selama tinggal di kota Ruby, hari-harinya diisi hanya untuk pengobatan dan melatih ilmu tenaga dalam.
Selesai makan, Dhika sekali lagi meminta maaf kepada Nayyara atas apa yang terjadi sebelumnya. Dhika memberikan sebuah hadiah untuk Nayyara. Nayyara dengan halus menolak dan bilang, Dhika tidak perlu melakukan itu karena Nayyara sudah memaafkan Laudya, cincinnya pun sudah dikembalikan.
Tapi karena Dhika memaksa, akhirnya Nayyara menerimanya. Nayyara membuka isi di dalam kotak kecil itu. Ternyata isinya adalah sebuah bros berinisial N yang dikelilingi berlian.
"Tuan Dhika, terima kasih banyak," ucap Nayyara.
"Saya jadi kangen Cheri," Dhika menyenderkan tubuhnya di kursi makan.
Sebagai tanda terima kasihnya kepada Dhika. Nayyara memberitahu Dhika apa yang terjadi kepada Cherika. Keluarga dari Cherika menyelidiki kebakaran yang terjadi. Dan itu adalah ulah dari seseorang.
"Katakan siapa?" Dhika memajukan badannya.
"Buat apa saya memberitahu Anda? Anda orang yang menyiksa Cheri," jawab Nayyara.
"Saya menyesal, sungguh menyesal. Jika benar ada yang sengaja membakar Cheri, dia akan berhadapan dengan saya!" Dhika mengepalkan tangannya.
"Mereka menemukan anting ini di depan rumah Cheri. Tolong Anda selidiki sendiri. Terima kasih atas hadiah dan makanannya. Saya permisi," Nayyara berdiri meninggalkan Dhika.
Dhika mengambil anting tusuk berlian yang hanya ada sebelah. Dhika lama memperhatikan anting itu. Ponsel Dhika berdering, dari balik telepon Laudya terdengar marah. Laudya meminta Dhika pulang ke rumah.
Dhika setelah membayar tagihan restoran, segera pulang ke rumah. Dhika masih teringat apa yang dikatakan Nayyara. Ternyata ada orang yang berniat membunuh Cherika. Walaupun Dhika sering menganiaya Cherika, tapi Dhika tidak tahan mendengar Cherika disakiti orang lain. Dhika terus memperhatikan anting yang diberikan Nayyara.
"Siapa pemilik Anting ini? Apakah dia pelakunya? Gue harus cari tau!" Dhika menambah laju cepat mobilnya.
Dhika memarkirkan mobilnya di halaman rumah. Dhika masuk ke dalam rumah. Laudya sudah menunggunya di ruang tamu.
"Sayang! Apa ini!" Laudya menunjukkan video permohonan maaf Dhika yang tersebar di media sosial.
Dhika dengan santainya menghadapi Laudya. Laudya marah besar. Laudya tidak terima dipermalukan Dhika di media sosial. Tanpa seizin Laudya, Dhika memecatnya.
"Kamu kenapa! Kemarin kamu memukulku di depan banyak orang. Sekarang kamu memecatku! Apa hakmu!" Teriak Laudya.
"Aku punya hak, karena aku wakil direktur di kantor. Kamu telah mencoreng nama baik perusahaan!"
"Sayang, tatap aku. Kamu kenapa berubah?" Laudya memandangi Dhika yang sama sekali tidak tunduk pada perkataannya.
"Laudya! Kamu sama sekali tidak menghormati aku sebagai pimpinan dan juga suami. Apa kamu sudah bosan hidup!" Bentak Dhika.
"Sayang, maaf, maaf aku salah. Tenang dulu," Laudya mengambilkan air putih yang sudah dimantrai Nyai dan meminumkannya kepada Dhika.
Untuk sementara Dhika kembali tenang. Dhika dan Laudya duduk berdua di kursi tamu. Dhika mengeluarkan anting tusuk berlian dari saku celananya. Laudya mengambilnya dari tangan Dhika. Laudya memperhatikan anting dan mencoba mengingat.
"Sayang, dari mana anting ini?"
"Aku menemukannya di dalam kamar. Apakah ini punyamu?"
"Kok bisa ada di kamar? Aku sudah lama mencari gak ketemu."
"Jadi ini anting kamu!"
"Iya," jawab Laudya.
Dhika dengan kasar menarik Laudya ke kolam renang samping rumah. Dhika mendorong Laudya masuk ke dalam air. Laudya yang tidak bisa berenang, berteriak minta tolong sambil mengepak-ngepakkan tangannya ke permukaan.
Laudya berhasil mencapai tepi kolam renang. Dengan sekuat tenaga Laudya berhasil keluar dari kolam. Laudya menstabilkan napasnya di tepi kolam renang.
Dhika dengan cepat berlari menghampiri Laudya dan kembali mendorong Laudya masuk ke dalam kolam renang.
BYUUUUUUUR!
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...