Keinginan besar Rere untuk memiliki anak dari suaminya sendiri memaksa dirinya menjebak seorang wanita cantik yang bekerja sebagai cleaning service di sebuah hotel mewah tempat ia menginap.
"Kau harus mengandung bayi dari suamiku jika tidak ingin masuk penjara...!" titah Rere pada Aleta yang cukup terkejut dengan permintaan gila wanita kaya di depannya.
"Ikuti cerita seru kedua wanita yang memperebutkan Fahri dan Aleta harus merelakan anaknya untuk bersama pria yang telah mencuri hatinya...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Apa Adanya
Reno tidak bisa menolak perintah atasannya. Walaupun itu harus bertentangan dengan hati nuraninya. Namun ia tetep meminta orang-orangnya untuk lebih fokus menyelidiki Rere.
Kini Revan dan Aleta sedang duduk di hadapan tuan Andre. Pria paruh baya itu tampak terdiam seakan mengumpulkan kekuatan untuk menghadapi masalah putrinya.
"Sekarang katakan sebenarnya bagaimana kalian bisa bertemu dan menikah. Jangan ada yang ditutup-tutupi kalau kalian tidak ingin melihatku mati...!" Kecam tuan Andre.
Aleta tertunduk sambil melirik suaminya yang tampak tenang. Aleta akhirnya membuka mulut menceritakan bagaimana dirinya dijebak Rere. Wajah tuan Andre terlihat menegang. Betapa hancur hatinya saat mengetahui putrinya merelakan kebahagiaannya demi kesembuhan istrinya.
"Seorang anak yang sangat tulus mencintai kedua orangtuanya akan melakukan apa saja asalkan bisa selalu bersama orangtuanya. Ya Allah, takdirMu begitu misterius hingga kami sulit untuk memilih," batin tuan Andre setelah menyimak cerita putrinya.
"Maafkan saya ayah. Saya diam bukan karena ingin merahasiakan pernikahan ku dengan mas Revan yang tidak lazim, namun demi bunda alu tidak bisa menggunakan akalnya sehatku saat itu," ucap Aleta sendu.
"Jadi kamu akan mencampakkan putriku setelah dia melahirkan anak untukmu, Revan?" tanya tuan Andre dengan suara berat dan tercekat.
"Aku sangat mencintai putrimu Aleta, ayah. Jika aku hanya membutuhkan seorang anak, aku tidak melakukan apapun untuknya. Aku sudah mengenal Aleta sebelumnya walaupun dia tidak mengenalku. Aku mencari keberadaannya sebelum aku menikah dengan istri pertamaku," jelas Revan.
"Jika kamu mencintai putriku, mengapa kamu tidak meninggalkan saja istri pertamamu? bukankah dia tidak bisa memberimu seorang anak?" tantang tuan Andre membuat Revan terperanjat.
"Itu tidak mungkin ayah. Aku yang telah menyebabkan ia keguguran dan kehilangan rahimnya," ucap Revan serba salah.
"Kalau begitu ceraikan putriku setelah Aleta melahirkan bayimu. Sesuai dengan perjanjian diantara kalian bertiga bukan? ambillah anakmu. Aku masih bisa menafkahi putriku. Dan Aleta akan mendapatkan pria yang jauh sempurna darimu yang bukan milik wanita lain," tegas tuan Andre.
"Ayah...!" pekik Aleta.
Revan terdiam. Aleta masih berusaha membujuk ayahnya." Ayah, aku mohon. Aku mencintai mas Revan. Jangan pisahkan aku dengannya ayah...!" pinta Aleta hendak bersujud di depan ayahnya namun dicegah oleh Revan.
"Hargailah dirimu sendiri Aleta...! jangan merendahkan dirimu atas nama cinta. Pria model seperti Revan masih banyak. Bahagia di atas penderitaan wanita lain apakah itu sebuah kebahagiaan, hah?!" bentak tuan Andre lalu meninggalkan keduanya begitu saja.
Aleta menangis yang langsung dipeluk oleh Revan." Tenanglah sayang...! aku tidak akan meninggalkanmu...!" janji Revan.
"Ayahku tidak pernah bermain-main dengan ancamannya mas," ucap Aleta sambil terisak.
"Kita lihat saja nanti....! apakah ayah tega mempertaruhkan kebahagian putrinya demi reputasinya?" lanjut Revan lagi.
Keduanya beranjak menuju ke kamar mereka. Saat ini Aleta masih ingin tinggal di mansion mewah orangtuanya. Ia tidak tega meninggalkan ayahnya sendirian setelah kepergian sang bunda. Setibanya di kamar, keduanya nampak terdiam dengan pikiran mereka masing-masing. Revan menyentuh perut besar Aleta. Merasakan pergerakan bayinya yang begitu aktif di dalam sana.
"Ayo kita kembali ke apartemen sayang...! jika di sini terus, bisa-bisa ayah akan membuktikan ancamannya untuk memisahkan kita," pinta Revan dan Aleta bingung untuk menjawab pertanyaan suaminya.
"Tapi mas. Bunda baru saja meninggal. Ayah pasti merasa kesepian. Aku takut ayah akan jatuh sakit," kilah Aleta.
"Tapi aku tidak bisa hidup seatap dengan mertua Aleta. Kamu milikku, sudah sepatutnya kamu ikut bersamaku. Bukankah ayahmu yang menikahkan kita? itu berarti perwalian mu adalah aku suamimu. Kamu tanggung jawabku," bujuk Revan.
"Beri aku waktu dua hari lagi untuk menemani ayah...! aku tidak mau pergi dikala hati ayah dalam keadaan kesal," pinta Aleta.
"Baiklah. Tidak masalah. Ayo kita tidur, sudah malam...!" ajak Revan yang cukup lelah hari itu.
Aleta tidur dalam pelukan suaminya. Menjadikan lengan Revan sebagai bantalnya. Tidak lama kemudian dengkuran halus terdengar di kamar besar itu. Keduanya memasuki mimpi mereka masing-masing.
...----------------...
Setelah mendekam dua pekan di tahanan polisi Rere harus siap menerima hukumannya setelah berkas perkaranya diterima di kejaksaan. Namun tanpa dia duga Revan datang mengunjunginya. Rere begitu antusias menemui suaminya.
"Apakah Revan datang untuk membebaskan aku? aku yakin dia akan membebaskan aku karena dia sangat mencintaiku. Tapi, tunggu dulu...! bukankah dia seharusnya sudah tewas dalam kecelakaan pesawat miliknya itu? bagaimana dia bisa selamat? bukankah itu yang dikatakan Gerry padaku sebelum dia dibunuh?" gumam Rere cukup takut juga dengan kedatangan suaminya.
Di ruang pertemuan itu Rere harus melakukan drama. Iapun harus pura-pura merasa terharu saat melihat sosok suaminya yang masih tetap terlihat tampan." Revan, apa kabar sayang...! bagaimana kamu bisa lolos dari maut?" tanya Rere.
"Apakah ada yang memberitahukan padamu kalau aku kecelakaan?" tanya Revan.
Rere terdiam karena salah bicara. Iapun memikirkan kata yang tepat agar tidak keceplosan." Begini, aku hanya menebak saja karena rumor yang aku dengar seperti itu. Walaupun aku berharap itu tidak benar karena suamiku sedang melakukan perjalanan bisnis," ucap Rere kemudian.
"Sayangnya itu tidak benar. Aku memang baru pulang dari perjalanan bisnis. Baiklah kita tidak usah membahas tentang ku. Sekarang katakan kepada ku mengapa kamu berakhir di sini? apa yang kamu lakukan pada keluarga Aleta hingga membuat ibunya meninggal?" cecar Revan menatap mata Rere lebih dalam.
"Aku hanya menyampaikan fakta tentang status pernikahannya denganmu. Bukankah kamu sebentar lagi akan menceraikannya setelah dia melahirkan anak kita, sayang?" tanya Rere.
"Apakah itu penting sekali bagimu dengan mempermalukan keluarganya di depan wartawan? Rere yang aku kenal sebelumnya adalah wanita yang sangat lembut dan percaya diri. Di mana itu semua Rere? mengapa cemburu telah menutup akal sehatmu, hmmm?" serang Revan membuat Rere terlihat gugup.
"Aku terlalu mencintaimu. Aku begitu takut kamu akan meninggalkan aku demi dia karena dia akan memberimu bayi. Sementara aku...?" Rere mulai menangis. Kali ini tidak lagi dengan drama. Tapi sisi wanitanya yang merasa akan kehilangan semuanya karena wanita lain yang akan mengambil tempatnya.
"Bagaimana kalau aku yang menceraikan mu Rere? sepertinya pernikahan kita tidak layak untuk dilanjutkan lagi dengan melihat sikapmu yang arogan seperti itu," ucap Revan.
Rere tersentak. Ia mulai panik. Revan tidak akan pernah bermain-main dengan ucapannya.
"Tidak. Jangan berkata seperti itu sayang. Bukankah kamu yang telah menyebabkan aku keguguran hingga aku harus kehilangan rahimku? aku berjanji akan meminta maaf pada Aleta. Aku akan bersujud di depannya memohon maaf padanya. Beri aku kesempatan Revan....! aku bisa gila jika kamu tinggalkan aku," pinta Rere sambil menangis ketakutan.
"Apakah kamu yakin dengan ucapanmu, Rere?" tanya Revan memastikan ucapan istrinya barusan.
Rere mengangguk lemah sambil mengusap air matanya.
apalah daya bunda x menjaga dr singa betina